Iren menatap gerbang yang menjulang di depannya. Kakinya berjalan menghampiri pos yang berada di dekat gerbang.
"Pak jamal" Panggil Iren pada seorang satpam yang tengah menyeruput kopinya.
"Loh, neng Iren. Bapak kirain siapa" Ucap pak jamal.
"Eumm, Gravinnya ada pak?" Tanya Iren.
Pak jamal sedikit terkejut dengan pertanyaan Iren. "Loh, memangnya den avin ga bilang ke neng Iren?" Tanya pak jamal.
"Bilang? Gravin bilang apa pak? Gravin ga bilang apa-apa ke Iren pak" Jawab Iren penasaran.
"Den Gravin hari ini berangkat ke USA neng, baru aja berangkat sama nyonya dan tuan" Ucap pak jamal.
Tubuh Iren meluruh, dia terkejut dengan pernyataan ini, Gravin meninggalkannya? Benarkah? Tapi apa alasannya? Kenapa tidak membicarakan ini sebelumnya? Bukankah sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja? Tapi kenapa Gravin meninggalkannya tanpa berkata apapun?
"Neng, neng Iren gapapa? Bapak kira neng Iren tau soal ini" Ucap pak jamal yang tidak tega melihat tatapan sedih Iren.
"Kapan dia kembali pak?"
"Bapak juga gatau neng, tuan ga bilang apa-apa sama bapak" Jawab pak jamal.
"Iren!"
Mata Iren menoleh ke belakang.
"Gue cari lo kemana-mana ternyata lo disini. Ren! Lo udah tau soal-"
"Gravin pergi? Iya! Gue tau dan gue baru aja tau, kenapa lo ga bilang sama gue dik, kenapa? Kenapa semuanya mendadak? Kenapa dia ninggalin gue dan gue gatau dia akan kembali kapan?" Teriak Iren di depan dika. Dika teman sekelas Iren itu adalah sepupu dari Gravin.
"Ren dengerin gue, gue juga baru tau kalo gravin bakalan ikut om sama tante ke USA yang gue tau gravin itu nolak" Ucap dika menatap Iren yang masih meracau di depannya.
"Sekarang apa yang harus gue lakuin? Bahkan hidup gue itu udah bergantung sama Gravin, kalo Gravin pergi gue ga tau gimana kedepannya dik" Ucap Iren terduduk di tanah.
Pak jamal begitu tersayat melihat Iren, begitupun dengan dika.
"Gue tau gimana perasaan lo ren"
"Tau apa lo hah! Lo ga tau gimana perasaan gue dik. Cuma Gravin! Cuma Gravin yang bisa ngertiin gue, sekarang Gravin pergi ninggalin gue! Siapa yang bakal ngertiin gue dik. Siapa!" Iren berdiri dari duduknya dan pergi berlari tak memperdulikan panggilan pak jamal dan dika padanya. Tujuannya saat ini adalah mengejar Gravin ke bandara. Semoga saja pesawatnya belum membawa Gravin pergi darinya.
Dika ingin mengejar Iren, namun sepertinya tidak mungkin jika mengejar dengan berlari, dika masuk ke dalam mobilnya dan langsung menancap gas menyusul Iren.
"Semoga neng Iren baik-baik saja. Bapak khawatir dengan keadaan neng Iren sekarang"
Dika terus menancapkan gas nya sampai dimana Iren tengah berlari tanpa menghiraukan kakinya yang tertancap batu tajam yang bisa saja membuat kakinya luka.
![](https://img.wattpad.com/cover/331206240-288-k746286.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS USTADZ
Любовные романы-Kedua mata ini, yang akan selalu aku tatap disetiap aku membuka mata dan menutup mata. Kedua pipi ini, yang akan selalu ku kecup di setiap kau berada di dekatku. dan bibir ini, yang akan selalu menjadi tempat favoritku yang ada diwajah cantikmu. ya...