15. MU

123 1 0
                                    

"Hai"

Gravin tersenyum lebar, suara itu! Suara yang sangat gravin rindu, suara itu yang selalu terngiang di telinga gravin.

Gravin hendak memeluk tubuh mungil di depannya, namun dengan cepat perempuan itu mundur beberapa langkah membuat gravin menatapnya bingung.

"Why? Don't you miss me?" Tanya gravin pada perempuan itu.

"Siapa bilang? Siapa bilang kalo aku ga rindu kamu? Aku sangat merindukanmu" Iren, berlari memeluk lelaki didepannya.

Gravin tersenyum, ia membalas pelukan dari gadis di depannya. Gravin maupun Iren begitu merindukan pelukan ini, Iren menangis dalam pelukan gravin sedangkan gravin begitu terharu akhirnya ia bisa kembali memeluk tubuh mungil milik gadis ini.

"Apa kabar?" Tanya Iren setelah melepaskan pelukannya.

"Ga baik" Jawab gravin.

"Kenapa?"

"Bagaimana aku harus baik-baik saja, sementara disana aku jauh dengan gadis yang ku sayangi ini" Ucap gravin sambil menangkup wajah Iren.

Iren tersenyum. "Kamu masih menyimpan rasa itu?" Tanya Iren.

"Yups baby bahkan, aku tidak akan melupakan perasaan ini sampai kapan pun" Jawab gravin.

"Kenapa?" Tanya Iren lagi.

"Karena kamu sudah cukup menjadi orang yang berperan penting buat hidup aku, kamu sudah menjadi sosok yang begitu aku sayangi dan cintai, di dalam hati bahkan fikiranku. Hanya terlintas namamu" Ucap gravin tulus.

Iren terdiam dengan ucapan gravin, gravin begitu menyayanginya? Mengapa Iren menjadi bimbang? Di sisi lain, gravin adalah sosok yang begitu Iren tunggu kepulangannya, tapi disisi lain Iren tidak bisa membohongi gravin bahwa dirinya sebenernya sudah menikah.

"Hey baby? Are you okey?" Tanya gravin melihat perubahan wajah gadis itu.

Iren menggeleng dan tersenyum. Matanya mengeluarkan buliran air yang tidak bisa di bendung lagi. Dengan cepat gravin menghapus air mata yang jatuh di pipi Iren.

"Mengapa menangis baby?" Tanya gravin dengan suara lembut.

"Aku merindukanmu" Ucap Iren dengan bibir bergetar.

"Aku pun begitu baby aku lebih-lebih sangat merindukanmu" Ucap gravin menarik Iren ke dalam pelukannya.

"Woy bos, udah kali temu kangennya. Bentar lagi bel masuk! Keburu ada pa jaka" Teriak gio merusak suasana baru gravin dan Iren.

"Aku kembali ke kelas ya, hapus air matamu. Kamu tidak pantas menangis, walaupun tangis itu tangis bahagia. Apalagi jika tangis itu adalah tangisan kesedihan, aku ga rela kalo mata ini menangis" Ucap gravin mengusap pelan pipi Iren.

"Aku ga nangis"

Gravin terkekeh. "Lalu air yang keluar dari matamu ini apa  baby?"

"Ntah! Air hujan mungkin" Jawab Iren.

Gravin mengadah tangannya sambil melihat ke awan. "Bahkan awannya cerah baby mana ada hujan. Biar aku antar kamu ke kelas dulu. Setelah itu aku kembali ke kelas" Ucap gravin merangkul pundak Iren dan berjalan melangkah ke arah kelas Iren.

"WOY BOS! KELASNYA DISINI! LO MAU KEMANA?" Teriak gio melihat gravin yang pergi ke arah lain.

"NGANTER BIDADARI GUE!"

*****

"Ren, lo udah ketemu sama gravin?" Pertanyaan itu keluar dari mulut bunga. Iren menoleh ke arah bunga dan mengangguk.

MAS USTADZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang