42

870 86 45
                                    

Usia kandungan Ceren sudah menginjak 8 bulan. Entah kenapa saat Ceren sedang rebahan tiba tiba terpikirkan sesuatu yang lumayan gila.

"Na" panggil Ceren

Jaemin yang sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk pun menoleh

"Hm?"

"Aku mau ketemu mamah sama ayah"

"Hah?"

Seketika Jaemin bengong, aktifitas sebelumnya ia hentikan karena terlalu kaget dengan permintaan istrinya.

"S-serius sayang?" Tanya Jaemin masih dengan kekagetannya

Ceren pun mengangguk dengan sangat yakin

"Y-yaudah ayo, kapan?"

"Besok" jawab Ceren

Masih sambil kaget dan kebingungan, Jaemin pun melanjutkan kembali aktifitas nya seolah-olah dia biasa saja, padahal sebaliknya.

Setelah dirasa cukup mengantuk Ceren pun merebahkan dirinya di kasur. Jaemin yang sedang menonton TV di ruang tengah pun ikut bergabung bersama Ceren dan mematikan TV nya.

"Na, aku tiba tiba pengen ketemu mamah sama ayah kenapa ya?" Tanya Ceren dengan keadaan sudah memejamkan matanya, suaranya serak khas orang mengantuk

"Aku juga gak ngerti yang, itu kamu kenapa?" Tanya Jaemin balik

"Mau buktiin ke mamah sama ayah kalo waktu itu aku sama kamu gak ngapa-ngapain"

"Iya ayo sayang, kita temuin mamah sama ayah ya besok, kita ceritain semuanya biar mereka ngerti dan mau nerima kamu lagi"

"Aku pengen punya keluarga Na" lirih Ceren yang sesungguhnya lumayan menyayat hati Jaemin

"Iya sayang, kan keluarga aku juga keluarga kamu"

"Iya tapi kan mamah yang lahirin aku Na"

"Iyaa, besok kita jelasin, mamah sama ayah pasti ngerti, namanya orangtua ke anak pasti sayang, kalo kita udah datang dan jelasin pasti mamah sama ayah maafin kita"

Ceren mengangguk lemah dan akhirnya tertidur.

Jaemin masih terlalu bingung dan kaget. Ingatan ingatan dulu ketika Ceren disiksa, diinjak, ditampar, dipukul dan masih banyak lagi kekerasan yang Ceren dapatkan dari orangtuanya sendiri.

Sampai sekarang Jaemin masih bingung, kenapa ada orangtua kandung seperti orangtua Ceren?

Ceren memang melakukan kesalahan, meskipun faktanya tidak, tapi seperti itulah orangtuanya menganggapnya. Tapi apakah orangtua tidak memiliki rasa kasih sayang sedikitpun untuk memaafkan anaknya.

Orangtua boleh marah, boleh memukul, tapi tidak menyiksa seperti yang dilakukan orangtua Ceren.

Terbayang sangat jelas kejadian saat itu.

Ceren menangis dan bersujud di kaki ayahnya, tapi ayahnya menendang wajah Ceren hingga Ceren terjatuh ke belakang.

Ceren masih menangis dan meminta maaf pada mamahnya, tapi mamahnya malah menginjak jari jari tangan kanan Ceren sampai Ceren menjerit kesakitan.

Setelah Ceren diujung rasa sakitnya, mamahnya baru melepaskan injakkannya, dan kemudian ayahnya membangunkan Ceren dengan cara menarik rambutnya hingga Ceren terduduk.

Setelah itu ayahnya menampar Ceren hingga wajahnya memerah karena luka dan sudut bibirnya berdarah. Belum sampai disitu, ayahnya menampar lagi pipi Ceren yang sebelahnya, setelah itu mamahnya memukul bahu Ceren sambil teriak kesetanan.

"DASAR ANAK GAK TAU DIRI! PELACUR KAMU!"

Tidak lupa sambil menjambak rambut Ceren hingga Ceren terjatuh lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suami muda - Na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang