02. awal mula

1K 60 3
                                    

Seorang gadis berperawakan seperti malaikat membuka mata nya perlahan, dengan wajah ketakutan ia bergumam "ga, ga mungkin bangsat. Ini gak benarkan?!"

"Nyonya... Nyonya kenapa?? Apakah ada yang sakit?" Tanya seorang wanita yang terlihat seperti pelayan (?)

"KACA... KACA... SAYA MAU KACAA, hiks hikss..." Gadis itu berteriak ketakutan sembari di iringi Isak tangis yang menyayat hati.

Wanita tadi lansung bergegas mengambil kaca dan memberi kan nya kepada gadis itu.

Gadis itu menatap tak percaya pantulan diiri nya di kaca ini. "Gila... Wajah siapa ini, cantik banget baru kali ini gw ngeliat wajah secantik ini" gadis itu sungguh tidak percaya ini di luar nalar.

"Akghhh"

Prang

Gadis itu merasa jiwa kembali di tarik, ia merasa sakit yang teramat di bagian dada nya sehingga ia sendiri menjatuh kan kaca tersebut.

Ya, jiwa gadis itu ialah Kiki

______

Kiki kembali lagi ke Padang rumput yang memanjakan mata, bedanya ia sekarang sedang duduk bersampingan dengan gadis yang tubuh nya sempat ia tempati.

"Siapa lo?, Kenapa harus gw??" Kiki bertanya dengan tidak sabaran.

Gadis itu menatap Kiki dengan tatapan teduh nya "perkenal kan nama saya Charea Platita Xiveor" ucap Charea memperkenal kan diri.

Kiki hanya menyahut malas, itu tidak penting sekarang yang penting ialah kenapa dia bisa disini.

"Ya ya ya, jadi kenapa harus gw? Kenapa tidak yang lain?"

Charea hanya menunduk dalam lalu berkata "aku tidak tau, tapi aku bersyukur setidak nya aku bisa menebus kesalahan ku melalui jiwa kamu".

Kiki memandang wajah cantik charean cengo

"Tolong, tolong sayangi anak-anak ku nanti, jangan kembali membuat mereka tersiksa. Sayangi mereka seperti kau menyayangi dirimu sendiri" Charea menatap Kiki penuh permohonan.

Entah kenapa Kiki merasa kasihan kepada gadis di depan nya ini, ia tak sadar menganggukkan kepala nya.

Charea tersenyum seoalah dirinya sudah tidak di butuhkan disini, dan semua gelap.

Oh.. dan jangan lupakan kalimat terakhir Charea yang membuat Kiki ingin mencabik-cabik wajah cantik gadis itu

"Jangan lupa ambil hati suami ku"
_________

Kiki atau sekarang ber alih nama menjadi Charea mengerjapkan mata nya, seolah menyesuaikan mata nya dengan cahaya Matahari.

Menoleh ke samping, betapa terkejut nya ia melihat dua anak kecil tertidur di samping nya sambil menggenggam tangan nya. Perlahan perasaan hangat menjalar di hati nya.

Seolah tersadar Kiki menatap sendu anak-anak kecil yang sekarang menjadi anak-anak nya juga, entah lah Kiki masih belum bisa menerima ini semua. ia dulu nya hanya lah seorang mahasiswa pembuat onar, dia tidak suka dengan anak kecil. Baginya anak kecil sangat merepotkan. Dan sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa ia menjadi ibu dari 2 orang anak.

Kiki berdoa dalam hati semoga ia kuat mental dalam menjalani kehidupan nya saat ini. Kiki berharap ini masih bisa menebus kesalahan Charea dulu terhadap anak-anak nya.

Berkat ingatan yang di beri Charea, sekarang Kiki tau bagaimana keadaan hidup charea dan perilaku nya terhap dua anak yang menggemaskan ini.

Sedang asik-asik nya membatin Kiki atau bisa disebut Charea terkejut dengan anak sulung nya yang sudah terbangun dan menjauh dari nya, tak lupa anak sulung nya itu menyeret adek nya yang belum sepenuh nya sadar.

"Eumm, m-maaf n-nyonya saya lancang tidur di kasur nyonya" ucapan permohonan maaf itu sangat menyayat hati Charea, dan apa?! Anak nya sendiri memanggil ia nyonya.

Anak sulung nya itu terus nya menunduk di sudut kamar dengan tangan yang menggenggam tangan adik nya erat.

Charea menyumpahi serapah Charea dulu, ia sangat tak terima dengan perlakuan Charea dulu dengan 2 anak menggemaskan ini. Walupun ia tidak menyukai anak-anak ia tidak pernah memukul mereka.

"Oh anak-anak manis ku, kemari lah.... Mama minta maaf" Charea menatap 2 anak itu dengan tatapan teduh, ia sungguh minta maaf, ia menyesal. Padahal bukan ia yang melakukan itu tapi sekarang ia sungguh merasa bersalah.

2 anak itu terdiam kaku, sejenak mereka menikmati ucapan sang mama yang lembut, baru kali ini mereka mendengar sang mama ber ucap lembut sebelum nya hanya teriakan yang mereka dengar.

Tidak mendapat respon apapun, Charea ber inisiatif mendatangi anak nya yang berada di ujung kamar.

2 anak itu yang melihat Charea yang ingin menghampiri mereka. Mereka ketakutan terlihat jelas di bola mata mereka ada getaran ketakutan yang sangat kuat.

"N-nyonya maaf kan saya dan adik saya, tolong jangan puk-"

*Hug

Sebelum menyelesaikan ucapan nya Charea terlebih dahulu memeluk 2 anak nya dengan lembut, sungguh Charea tidak sanggup mendengar ucapan anak sulung nya.

Riyan Dirtoni Xiveor- putra chaera itu membulatkan mata nya kaget, ia tak menyangka ini menjadi kenyataan. Apa yang selama ini ia impikan menjadi kenyataan, merasakan pelukan hangat seorang ibu ialah list utama permohonan nya.

Tak jauh berbeda dengan Yan, Agestera Dirtana Xiveor- putri Charea juga merasa terkejut. Bedanya ia tidak bisa menahan gejolak air mata nya, akhirnya setelah sekian lama ia merasakan pelukan hangat ini untuk pertama kali.

"Hiks hiks... N-nyo-" Isak tangis Agestera tertahan.

"Sssttt... Ages jangan memanggil mama dengan sebutan itu, mama sedih kalau kalian memanggil mama dengan sebutan itu lagi" Ucap chaera dengan mata yang terus mengeluarkan cairan bening.

Agestera yang melihat ketulusan dari mama nya semakin menangis histeris, dengan kepala yang mengganguk.

"M-mama" panggilan kaku dari 2 orang anak ini membuat persaan chaera mencul.

"Iya sayang, mama minta maaf. Mama menyesal".

________

Dan di sinilah chaera, ia tertidur dengan 2 orang anak disampingnya. Putra sulung nya yang berada di samping kiri dan putri bungsu nya berada di samping kanan.

Chaera memandang 2 orang anak nya bergantian, betapa bersyukurnya ia Mempunyai 2 orang anak yang sangat ganteng dan cantik. Rupa mereka sangat lah rapi dan bagi orang yang melihat nya tidak akan pernah bosan.

Sungguh chaera yang brengsek, bisa-bisa nya ia memperlakukan ke 2 anak nya yang ganteng dan cantik ini dengan begitu kejam.

"Ughh" Yan yang melihat mama nya menatap nya, tersipu malu. Pipi dan telinga nya memerah menandakan ia sangat malu saat ini.

Chaera yang menyadari putra nya malu, tertawa pelan. Lalu dengan tiba-tiba ia memeluk tubuh Yan.

Yan masih belum terbiasa, ini masih terlalu tiba-tiba bagi nya, tapi walaupun begitu ia sangat mensyukuri hal tersebut.

_______

BYEEE

Jadi Mahmud?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang