Chaera dan kedua anak nya menikmati makan malam mereka dengan nikmat. Sesekali mereka mengutarakan candaan agar suasana nya lebih ceria dan tidak cangung.
"Mama, adek sama abang udah siap makan" ucap Agestera sambil memegang perut nya yang terlihat menggembung.
Chaera terkekeh, "baiklah, adek sama abang jangan lupa cuci kaki dan sikat gigi sebelum tidur ya" Chaera mengelus rambut kedua nya dan tidak lupa memberi kan kecupan selamat malam. Seperti nya ini sudah jadi kebiasaan Chaera untuk memberikan kecupan sebelum tidur untuk anak-anaknya.
Agestera dan Yan mengangguk. "Tapi papa kok belum pulang ya ma?" Tanya Yan
Chaera binggung ingin menjawab apa, karna sejujurnya ia juga tidak tau. Ia sudah mengechat suaminya itu tapi tak kunjung di balas, tak biasa nya Dio pulang terlambat tanpa mengabari.
"Papa ada kerjaan tambahan sayang, makanya sedikit terlambat pulang nya"
"Kalau gitu adek mau tunggu papa pulang" ucap Agestera
Chaera mendelik tidak setuju, besok mereka harus sekolah. Dan Chaera tidak mau anak-anak nya terlambat karena menunggu papa nya pulang kerja.
"Adek sama Abang besok sekolah, emang adek mau terlambat bangun?"
Agestera menggeleng kan kepala nya dengan mimik wajah yang terlihat sedih.
"Tapi adek mau peluk papa" gumam nya pelan yang ternyata di dengan oleh Chaera.
Chaera sangat sadar putri nya itu sudah sangat lengket dengan papanya, bahkan ia sudah menerapkan rutinitas untuk memeluk Dio sebelum tidur.
Chaera menghela nafas, ia merasa bersalah. Tetapi menunggu Dio pulang itu bukan pilihan yang tepat karena Dio sendiri belum pasti jam berapa sampai ke rumah.
"Adek, liat mama. Kalau adek tunggu papa pulang itu bakalan lama banget karna kerjaan papa banyak. Gimana kalau besok aja peluk nya?, Hari ini libur dulu ya" ucap Chaera dengan memegang kedua telapak tangan Putri nya.
Agestera berusaha mengerti dan mengangguk. "Iya mama, adek tidur dulu ya" pamit Agestera dan mencium pipi Chaera.
"Abang juga tidur ya" ucap Chaera kepada Yan yang sedang menonton televisi.
"Iya mama, Abang tidur" jawab nya dan mencium pipi Chaera lalu naik ke atas.
Chaera tersenyum melihat kepatuhan anak-anak nya, mereka tidak susah sama sekali di atur. Tidak seperti dirinya, ah, Chaera jadi malu.
Chaera akan menunggu Dio sampai pulang, walaupun kemarin Dio sudah memesan kan untuk tidur deluan saja apabila dia terlambat pulang.
Sembari menunggu Dio, Chaera mengambil laptop nya lalu membuka file yang berisi film-film yang akan ia tonton di temani dengan berbagai macam camilan.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 00.00. mata Chaera sudah ingin terpenjam tapi ia akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga kesadaran nya.
Oke, Chaera kalah. Ia tertidur pulas di sofa dengan layar laptop yang masih menyala.
Tok
Tok
Tok
"Seperti nya Chaera sudah tidur, tapi kenapa lampu ruang keluarga masih menyala?" Ujar Dio sambil mengambil kartu akses nya untuk masuk ke dalam mansion ini.
Mansion keluarga ini memang di lengkapi dengan sebuah kartu yang apabila di tempelkan maka akan otomatis terbuka.
Dio tersenyum kala melihat istri nya terlelap di sofa ruang keluarga. Dio menghampiri Chaera dan melihat wajah lucu nya ketika tertidur.
Tiba-tiba terbit senyum nakal di wajah tampan nya, ntah apa yang ia rencanakan sekarang.
Melihat bibir ranum Chaera membuat apa yang ada didalam Dio membuncah, Dio terus memperhatikan bibir Chaera yang di hiasi dengan sisa cemilan yang ia makan. Bukan jijik Dio malah semakin tertarik.
"Dengan senang hati aku akan membantu mu membersihkan cemilan itu"
Cup
Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Dio bukan hanya sekedar mencium tapi ia menambahkan sedikit lumatan pada bibir yang akan menjadi candu nya sekarang.
Dio menyapu bersih semua sisa cemilan yang ada di sekitar mulut Chaera lalu kembali melumat bibir manis itu.
Dio terus melumat bibir Chaera yang secara tidak sengaja menganggu tidur sang istri.
Chaera tentu kaget mendapati dirinya bangun-bangun sudah di serbu oleh ciuman lembut namun menuntut dari Dio.
Chaera ingin menolak, bagaimana pun dirinya adalah seorang mahasiswa yang masih awam tentang hal begituan. Tapi sepertinya saat ini ia harus mengalah, tidak mungkin ia menolak secara terus menerus yang ada akan menimbulkan kecurigaan. Baiklah, Chaera menyerah ia akan menyerahkan dirinya hari ini.
"M-mas, jangan disini" ujar Chaera gagap, ia sedikit menundukkan wajah nya yang merona malu.
Dio tersentak kala mendengar suara Chaera, ahh, ternyata aksi nya membangun kan tidur istrinya. Tapi tidak masalah, malah itu lebih bagus. Dan istrinya seperti memberi sinyal bahwa ia boleh melanjutkan nya.
Dio menggendong Chaera ala bridal style tanpa melepas lumatan nya, tak lupa ia mengunci pintu kamar sebelumnya.
Biarlah sampah-sampah yang berserakan menjadi urusan maid esok pagi.
Chaera hanya bisa pasrah di bawah permainan Dio yang semakin tak terkendali.
Dio membuka kancing kemeja Chaera satu persatu.
"Boleh kan?" Di sela-sela nafsu nya yang menggebu-gebu Dio ternyata masih meminta pendapat Chaera. Chaera terharu jadi nya, suaminya tidak gelap mata.
Chaera mengangguk dan setelah itu terjadi lah hal yang semestinya terjadi.
Ssttt... Ini rahasia mereka.
________
BYEEE
Eh aku mau tanya deh, menurut kalian aku lebih baik nabung bab nya biar tinggal up atau kalau udh siap satu bab lansung up siap satu bab lansung up. Jadi kalau aku udh up harus buat bab baru.
Menurut kalian gimna teman-teman?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Mahmud?
FantasyBagaimana jadinya seorang mahasiswi pembuat onar, menjadi Mahmud alias mama muda tanpa breafing dulu? _____ "MAMAKKK... Kiki ga tau apa-apa, kok udah jadi mama muda. 2 anak pula tuh" _____ "MAMAKKK... Maafin Kiki karna udah nakal selama ini, Kiki g...