21.

242 17 0
                                    

Sudah seminggu berlalu dari kejadian naas itu. Dan, semua kembali seperti semula. Yan sudah kembali seperti biasa, luka nya sudah sembuh total. Namun, Dio...

Chaera tak dapat menjelaskan apa kesalahan yang ia perbuat. Suaminya itu berubah drastis pasca kecelakaan Yan. Chaera fikir Dio marah karena ia lalai menjaga Yan, Chaera mengakui nya, ia salah. Tapi kenapa saat itu Dio bertindak seolah itu bukan salah Chaera dan Dio tidak mempermasalahkan nya (?).

Dio seolah menjauhi Chaera.

Wanita berkepala tiga itu turun dari tangga lantaran haus menyerang dahaga nya. Di undakan tangga terakhir ia termangu, netra hijau nya membawanya menatap ruang keluarga yang sudah lama tidak di tempati mereka.

Mencekram erat pembatas tangga, Chaera menyalurkan perasaan gundah dalam hati nya. Memori dimana mereka hampir setiap malam berkumpul dan bercengkrama bersama terlintas di benak Chaera semakin membuat perasaan tak enak itu membuncah.

Belakangan ini juga Agestera selalu bertanya 'kenapa papa nya selalu pulang larut malam'??". Chaera binggung, bibir nya kemudian memberikan jawaban yang penuh akan dusta, tapi, dia sadar sepandai-pandainya nya ia menyimpang kebohongan pasti akan terbongkar juga cepat atau lambat.

Anak-anak nya pasti akan merasakan ada yang tidak beres dengan keluarga nya sendiri. Dan, Chaera tidak ingin itu terjadi, tidak ingin kedua anak itu kembali merasakan keluarga yang tidak harmonis. Chaera sudah berjanji bukan? Maka Chaera akan berusaha menyelesaikan masalah ini.

Chaera memaksakan kaki nya melangkah. Kemudian, dia mengambil gelas, mengisi nya, dan minum.

Chaera yang tadi hanya ingin minum, berubah pikiran untuk menunggu Dio saja. Dia akan mengajak Dio berbicara empat mata agar masalah sepele ini tidak berlarut-larut. Chaera memilih mengesampingkan ego nya sendiri demi anak-anak nya.

Chaera duduk di meja makan. Sembari menunggu Dio, Chaera memasak mie instan. 

Tin tin tin

Suara deru mobil mengintrupsi Chaera yang sedang menikmati mie nya untuk segera membuka pintu kepada tuan rumah.

"Lo..!?" Chaera membelalakkan mata nya melihat keadaan Dio yang jauh dari kata baik. Yang membuat nya makin tertegun ialah Dio yang mabuk dan diantar lansung oleh Shena. Tangan Dio yang bertengger manis di pundak kecil Shena dan tangan Shena yang menahan bobot Dio dengan mengalungkan tangan nya di pinggang Dio.

kemungkinan-kemungkinan tentang Dio dan Shena, sontak menyerang pikiran Chaera. Api cemburu membara jiwa Chaera yang melihat suami nya sendiri dengan Shena.

Ingin rasanya Chaera memaki dan mencabik-cabik Dio saat itu juga. Namun, keadaan Dio saat ini tidak memungkinkan, yang ada mulut nya yang cape mengomel sana-sini tanpa di dengar kan.

"Thanks" ucap Chaera dan lansung membanting pintu mansion itu dengan keras tak peduli itu akan menimbulkan keretakan atau hancur, Chaera tak peduli, terlebih pada gadis yang bersusah payah mengantarkan Dio pulang.

Dio yang sudah berada di rangkulan nya, membuat beban yang di tanggung Chaera bertambah berat. Ia hampir saja oleng apabila tidak lansung bertumpu pada bibir meja.

"Suami anjing" desis Chaera kemudian mengerat kan pegangan nya pada  pinggang Dio; sekuat tenaga Chaera membawa Dio menaiki tangga satu per satu, walaupun, Chaera sesekali berhenti untuk mengumpulkan tenaga kembali.

Sampai di lantai atas, Chaera melepaskan rangkulan nya pelan lantaran tidak kuat menampung bobot Dio yang otomatis membuat Dio jatuh terlentang di lantai marmer dingin itu.

"Ughh"  lenguhan itu keluar

"Makanya anjing, jangan mabok, gue juga yang cape jadi nya. Kalau bukan suami, udah gue potong nunuk lo itu" cibir Chaera sambil berkacak pinggang melihat Dio yang terlentang di lantai, bibir tipis itu sesekali bergumam acak tidak jelas.

Jadi Mahmud?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang