23.

360 29 1
                                    

"hiks.. tha, si monyet itu jahat banget tau. Bisa-bisa nya gue di selingkuhin coba, gue ini kurang apa tha? Hiks, kurang apaa?" Chaera meraung sambil memukul-mukul lengan Chalistha dan kembali mengambil tisu di atas nakas, sedangkan Chalistha yang duduk di samping Chaera hanya bisa pasrah lengan nya menjadi sasaran empuk juga rumah yang selalu tertata bersih merangkap menjadi kapal pecah.

Sore tadi sekitar jam 15.15, Chalistha yang sedang mandi harus di buat menggeram marah saat pintu rumah nya di gedor secara brutal. Terpaksa Chalistha memakai bathrobe nya lalu berlari membuka pintu sebelum pintu malang itu lepas dari tempat nya.

Dan, Chaera datang dengan air mata yang bercucuran membuat Chalistha khawatir dan segera membawa Chaera masuk. Lalu, mengalir lah cerita Chaera disertai tisu yang selalu menemani wanita itu bercerita.

"Kurang seksi" jawab Chalistha asal.

Chaera menatap Chalistha tak percaya, "kurang seksi? Hiks... padahal besaran tete gue dari pada si Shena itu ya tha, tega Lo bilang gue kurang seksi. Bahkan punya lo aja kalah sama punya gue" ucap nya sambil menyentuh milik Chalistha.

Chalistha terperanjat kaget lalu reflek memukul tangan Chalistha yang masih memegang milik nya, apalagi Chalistha masih memakai bathrobe tipis "heh, ga usah pegang-pegang ya anjing"

"Kejam banget.." Chaera menarik satu tisu lalu...

Srott...

Chalistha mendesah melihat Chaera membuang tisu bekas ingus wanita itu kesembarang arah. Chalistha tidak jijik sama sekali malah ia merasa kasihan dengan keadaan rumah nya.

Untuk sahabat nya Chalistha rela rumah yang selalu terjaga menjadi rusak dan kotor hanya untuk menemani sahabat nya yang sedang patah hati.

"Emang ya tha, semua cowo itu sama aja"

"Berarti bapak lo juga?"

Chaera mengernyit tak suka,"enggak lah njir, bapak gue itu limited edition"

"bapak lo cewe dong kalau gitu"

"Enggak gitu juga juminten"

"Ya udah, waria aja biar adil" balas Chalistha tertawa.

"Ih, tha thaa" rengekan Chaera yang keras mengalun di liang telinga Chalistha membuat sang empu tertawa disusul ringisan saat kepala nya di apit ketiak Chaera.

"Udah woy, bisa mati gue ini" Chalistha berusaha melepaskan apitan Chaera. Kan ga lucu, entar ada berita 'seorang perempuan di kabarkan meninggal karena di bunuh oleh sahabat nya yang sedang patah hati'

"Lo sih, masa bilang si 'Idaman' waria. Kalau bapak gue denger tadi, udah sih, habis lo di buat" ucap Chaera terkekeh, keadaan hati nya sudah jauh lebih baik. Memang pilihan terbaik Chaera mempijakkan kaki nya ke rumah Chalistha.

Tanpa sadar ia sedikit bersyukur Chalistha belum berumah tangga seperti dirinya dan Yolanda.

Mungkin, kalau Chalistha sudah mempunyai keluarga, Chaera akan berfikir dua kali untuk merecoki Chalistha dengan masalahnya sendiri. Sama seperti Yolanda, karena sahabat nya itu sudah berumah tangga dan mempunyai anak, Chaera memilih untuk menitip kan Agestera dan Yan dari pada mencurahkan isi hati yang tak ada habis nya.

"Nama bapak lo kok Idaman sih Cha?, Aneh banget" ujar Chalistha setelah berhasil lepas dari kukungah Chaera.

Chaera mengedikkan bahu nya, "meneketehe"

"Mungkin nenek lo ngasi nama bapak lo idaman karna pengen anak nya jadi idaman semua cewe"

"Mungkin kali ya, hahaha. Tapi bapak gue emang idaman semua cewe loh ya, tajir melintir iya, tampan iya, setia juga iya, behh pokok nya paket komplit" jawab Chaera menceritakan se-sempurna apa Ayah nya wanita itu.

Jadi Mahmud?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang