Chaera bersiap ke kantor Dio, dan akan mengajak Dio makan siang di luar sembari menunggu anak-anak mereka pulang.
Chaera terpaku kala mendapati sang suami yang sedang fokus pada layar laptop nya dan tidak lupa jemari nya yang menari-nari di atas keyboard.
Ya, Chaera datang tanpa mengetuk pintu ruangan Dio sama sekali, lagian dia kan istri nya.
"Suami Chaera tampan and hot sekalii" pekik Chaera dalam hati. Saat ini Dio memang terlihat sangat menarik, aura yang di keluarkan Dio sungguh berbeda dari yang kemarin-kemarin, itu yang Chaera rasakan. Apa emang seperti ini suami nya itu apabila sedang bekerja? Kalau benar Chaera rela kok nungguin suami nya kerja asalkan sambil memandangi wajah suaminya itu.
"Aku tau aku tampan sayang" ucapan Dio mengangetkan Chaera yang sedang asik memandangi wajah nya.
Sudah cukup! Chaera sekarang merasa jijik, geli sekaligus merinding melihat senyuman lebar suami nya. Bukan nya terlihat tampan ia malah terlihat seperti ondel-ondel versi pertalite.
"Idih, kepedean amat pak" balas Chaera dan duduk di sofa yang memang disediakan untuk keluarga nya.
Dio tertawa ringan, "bukan kepedean tapi itu fakta. Buktinya kamu sampai ga kedip-kedip lihat aku"
"TERSERAH" Jawab Chaera dengan penekanan nya di setiap huruf. Chaera memutar bola matanya malas. Ya emang iya sih, tapi kan enggak gitu juga, tapi gitu. Tau ah, Chaera binggung sendiri.
Dio dan Chaera kembali ke dunia nya masing-masing, Chaera yang sedang berkelana di dunia Maya nya dan Dio yang sedang berkelana di dunia bisnis nya. Mereka menunggu sampai jam makan siang tiba.
Akhir nya jam makan siang tiba Dio dan Chaera lekas keluar kantor, tak lupa dengan tangan yang saling bergandengan. Chaera dengan senyum manis nya menyapa setiap karyawan yang menyapa mereka berbeda dengan Dio yang seolah tak peduli, ia kembali ke setingan awal. Dingin, kaku, datar.
"Senyum dikit kek" sinis Chaera saat mereka sudah berada di dalam mobil.
"Kan senyum aku tuh cuma sama kamu doang" jawab Dio dengan nada genit nya dan mencolek dagu Chaera yang lansung membuat Chaera merinding seketika.
Ini nih devinisi kepribadian ganda. Bisa-bisa nya Dio berubah menjadi setengil ini ketika bersama dengan keluarga nya dan akan menjadi kulkas 100 pintu ketika tidak bersama keluarga nya.
"Aku geli sendiri tau ngeliat kamu kaya gitu, udah deh mending kamu fokus nyetir aja" balas Chaera dengan tatapan ngeri nya yang malah membuat sang pelaku tertawa terbahak-bahak.
Mereka sudah berada di restoran dan menikmati makanan yang tersaji, mungkin orang-orang yang melihat akan lansung mengetahui bahwa mereka adalah pasangan yang penuh dengan kasih sayang. Bagaimana tidak? Sepanjang makan mereka saling bertukar canda yang membuat mereka tertawa dengan tatapan yang di penuhi dengan cinta.
Seolah mereka melupakan tata krama yang sangat mereka junjung erat yaitu tidak boleh berbicara saat makan.
Seolah teringat sesuatu Chaera terdiam, yang membuat Dio kebingungan.
"Kenapa sayang?" Tanya Dio sambil menyuapkan makanan yang tersisa ke dalam mulut nya.
"Aku masih marah ya sama kamu, gara-gara kamu anak-anak jadi terlambat. Pokok nya kamu puasa. Titik ga pake koma"
Ahh, ternyata itu yang istri nya pikirkan, ia pikir ntah apa. T-ttpi ini juga salah satu bencana di hidup Dio! Puasa?! Rasanya Dio tidak sanggup. Semua Yang ada pada Chaera sudah menjadi candu nya.
Dio cengengesan tidak jelas. "Hehehehe, maapin aku ya sayang"
"Enggak" ketus Chaera lalu memalingkan wajah nya.
"Aku janji kok ga bakal keterusan, janji" ucap Dio sambil memberikan kelingking nya.
"-kalau keterusan aku janji lagi ya" sambung nya yang tentu di dalam hati.
"Dih, kemarin aku udah cape. Kamu malah mohon-mohon 'sayang, satu ronde lagi ya. Tanggung loh'" balas Chaera sambil menirukan ucapan Dio kemarin.
Dio hanya bisa tersenyum malu, ya iya lah. Ia selalu memohon seperti itu sampai jam 3 pagi baru lah mereka menyelesaikan nya.
"Maapin aku ya Cha, aku harus gimana biar kamu maapin aku?" Ucap Dio memohon.
Chaera terkekeh mendengar nya, Chaera hanya bercanda. Ia sama sekali tidak marah, hanya kesal. Lagian dia menikmati nya, upss.
Melirik jam tangan nya ternyata 15 menit lagi adalah waktu jam pulang sekolah anak-anak.
"Udah, udah. Kita jemput anak-anak sekarang" tanpa menjawab ucapan Dio, Chaera berjalan keluar dari restoran. Dengan cepat Dio mengejar istri nya itu, beruntung mereka tadi sudah membayar sebelum makanan di sajikan.
"Kamu masih marah ya?"
"Maapin aku ya"
"Maap"
"Chaera sayang ku, maapin aku" Dio bersungut-sungut di samping Chaera, ia menggandeng tangan Chaera.
Chaera terus berjalan tanpa mempedulikan Dio, karena malu dengan tingkah nya. menggelikan sekali. Apalagi sekarang semua orang sudah melongo melihat bagaimana raja bisnis itu menampilkan ekspresi seperti itu.
"Malu tau mas, diam ih" akhirnya Chaera bersuara, yang membuat Dio terpekik senang karena berfikir Chaera sudah tidak marah lagi padanya.
"Aku ga jadi puasa kan?" Tanya Dio dengan santai nya, saat menjadi pusat perhatian seperti ini Dio masih memikirkan itu? Chaera rasanya ingin menenggelamkan suami nya.
"Iya" pasrah Chaera, sudah di bilangi ia hanya bercanda.
Mata itu mengawasi setiap pergerakan Dio dan Chaera, dari awal masuk sampai mereka sudah keluar dari restoran ini. Sang empu tersenyum smirk dan terkekeh sebentar.
"Oh, jadi dia"
______
BYEEE
Tau ga sih, aku nulis ini sambil geli-geli gitu bayangin si Dio tingkah nya kaya gitu😔.
Btw ini konflik nya udah mulai muncul, happy-hapy nya kayanya bakal di pending dulu deh.
Besok juga aku bakal UAS, doain ya semoga dapat hasil yang paling terbaik!!. Kemungkinan juga aku bakal jarang banget up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Mahmud?
FantasiBagaimana jadinya seorang mahasiswi pembuat onar, menjadi Mahmud alias mama muda tanpa breafing dulu? _____ "MAMAKKK... Kiki ga tau apa-apa, kok udah jadi mama muda. 2 anak pula tuh" _____ "MAMAKKK... Maafin Kiki karna udah nakal selama ini, Kiki g...