11 - Kekasih Baru

281 21 0
                                    

Bab 11 - Kekasih Baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bab 11 - Kekasih Baru

Anna sudah kembali ke ruangannya. Hal yang pertama kali ia lakukan adalah mengecek ponsel yang ditinggalkannya di atas meja kerja.

"Panggilan tak terjawab dari Mama?" gumam Anna.

Tanpa menunggu lama, perempuan itu kembali menghubungi nomor mamanya.

"Halo, Ma. Tadi Mama telepon aku, ya? Ada apa, Ma, kabar Papa baik-baik aja 'kan?" ucap Anna, ketika telepon sudah tersambung.

"Alhamdulillah, keadaan papa kamu sudah membaik, Ann," balas Erizka. "Siang ini kamu bisa ke rumah sakit sekarang, nggak? Papa sudah dibolehin pulang sama Dokter."

Senyuman Anna mengembang. "Mama izinin aku ketemu sama Papa?" tanya Anna, sedikit tak percaya dengan apa yang baru saja mamanya ucapkan.

"Iya, Sayang. Kalau ada waktu segera ke sini, ya. Papa kamu nggak mau pulang kalau nggak kamu jemput."

"Iya, Ma. Aku akan ke sana sekarang. Sudah dulu, Ma. Sampai ketemu nanti." Anna menutup panggilan, segera menyambar tas dan bergegas keluar.

***

Rumah Sakit Kenanga

"Keadaan bapak saya gimana, Dok?" tanya Kasih, di sebelahnya berdiri sosok Bima yang sedari tadi menemaninya.

"Syukurlah, keadaan Pak Farel sudah membaik, tadi hanya terluka ringan. Beliau sekarang sudah siuman," ucap Dokter Wira.

Kasih bernapas lega. Perempuan itu sempat menoleh sekilas ke arah Bima. "Alhamdulillah. Terima kasih, Dok. Apa sekarang saya boleh ketemu sama bapak saya?" tanyanya.

"Iya, boleh. Silakan." Dokter itu mengangguk, mempersilakan Kasih untuk masuk.

Senyuman kasih merekah. Dengan spontan ia meraih tangan Bima dan mengajaknya untuk masuk.

"Kasih?" Bima menautkan kedua alisnya, menatap tangan Kasih yang menggandeng tangannya.

"Iya, Kak?"

"Tangan kamu ...."

"Ah, maaf, Kak. Tadi aku spontan," ucap Kasih, seraya menarik kembali tangannya.

"Iya, nggak pa-pa."

"Kak Bima mau temenin aku ke dalam, nggak?"

"Em ... mending kamu masuk duluan. Bapak kan baru saja siuman. Aku mau nunggu di sini saja."

"Baiklah, kalau itu maunya Kak Bima. Aku masuk duluan ya, Kak," ucap Kasih, lalu berlalu dari hadapan Bima usai lelaki itu mengangguk mengiyakan.

Beberapa saat kemudian, Anna yang baru saja menyelesaikan administrasi papanya melihat Bima yang tengah berdiri sendirian.

"Hai, Bim," sapa Anna, menepuk pelan bahu Bima.

"Anna? Hai, papa kamu apa kabar? Beliau masih dirawat di sini?"

My Perfect Boss [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang