Bab 06 — Merasa Bersalah
Anna menghela napas lega usai keluar dari ruangan Adimas. "Semoga Pak Adimas benar-benar nggak marah. Bos itu nyeremin juga kalau lagi mode serius."
"Mbak Anna?" sapa Dika.
"Eh, Pak Dika? S-Siang, Pak Dika. Pak Dika mau bertemu Pak Adimas?" tanya Anna, menutupi kegugupannya. Pak Dika denger ucapanku yang tadi nggak, ya? Semoga aja enggak, deh.
Dika mengangguk. Lalu berjalan menuju pintu ruangan Adimas. "Iya. Permisi, Mbak Anna."
"Iya, Pak, silakan." Anna memberi jalan pada Dika.
Dika memasuki ruangan Adimas, meninggalkan Anna yang masih berdiri di sisi pintu.
Kenapa perasaanku jadi aneh gini, ya? Aku ngerasa takut banget kalau Pak Adi beneran nggak perhatian lagi ke aku. Ah! Aku mikirin apa, sih? Mending aku cuci muka dulu biar seger.
***
Malam harinya, Anna dan Hanin saling mengobrol di apartemen Anna. Keduanya membahas segala topik random seperti yang biasa mereka obrolkan.
"Ann, aku izin ke toiletmu sebentar, ya. Kebelet pipis." Hanin berujar.
"Iya, Han. Silakan."
Hanin bergegas ke toilet. Tak lama kemudian, ia keluar dari sana dengan raut wajah bingung.
"Han? Ada apa? Kok kayak bingung gitu?" tanya Anna, menyadari hal aneh di wajah Hanin.
"Aku mau tanya sama kamu, Ann." Hanin berkata dengan nada serius.
"Ya ... tanya aja."
"Kamu punya cowok nggak, sih?"
"Cowok? Aku masih jomlo, Han."
"Apa ada yang lagi deket sama kamu?"
"Belum ada, sih. Emang kenapa?"
"Jujur aja, deh."
"Aku udah jujur. Kenapa, sih? Ada apa?" tanya Anna yang semakin bingung.
"Aku nemu ini." Hanin menunjukkan sebuah sapu tangan khas milik seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boss [END]
RomanceAnna, seorang perempuan yang bekerja sebagai event planner harus merasakan patah hati tatkala lelaki yang diam-diam ia taksir ternyata sudah memiliki calon pendamping dan akan segera melaksanakan pernikahan. Sialnya, Anna-lah yang harus terju...