Bab 13 - Kencan
"Jadi ceritanya seperti itu, Pak," ucap Anna, usai menceritakan semua penjelasan Bima beberapa waktu lalu kepada Adimas.
Adimas menghela napas perlahan. "Pantas aja sikapnya jadi seperti ini. Aku akan bicara sama Ayah, ini sangat keterlaluan, kasihan Bima."
"Pak, kalau menurut saya, lebih baik Pak Adi jangan bilang dulu ke ayah Bapak. Biarkan Bima sendiri dulu, mungkin dia mau menenangkan dirinya. Saya yakin kok, Pak, Bima akan kembali ke keluarga Bapak dan mengeluarkan unek-uneknya sendiri. Saat ini dia hanya ingin waktu untuk membuktikan kemandiriannya."
"Baiklah. Sepertinya usulan kamu ada benarnya." Adimas mengangguk mengikuti.
"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi ke ruangan saya dulu."
"Tunggu, Ann."
"Iya? Ada apa, Pak?"
"Nanti malam saya mau ajak kamu makan malam."
"Makan malam? Dalam rangka apa, Pak?"
Adimas beranjak dari kursi, mendekati Anna yang sudah berdiri di ambang pintu. "Kita kan belum pernah kencan."
"K—kencan?" Anna mengerjap, seraya menelan salivanya dengan susah payah.
"Kok kaget gitu? Kamu lupa kalau kemarin kita sudah jadian?"
"Tapi aku belum bisa nerima Pak Adi sepenuhnya. Pak Adi tuh ngeselin, suka merintah seenaknya, nggak mau dengerin ucapan saya."
"Alasan."
"Alasan?"
"Iya," jawab Adimas. "Satu, saya nggak ngeselin tuh. Dua, saya emang suka merintah kamu, tapi itu wajar 'kan? Aku kan bos kamu. Tiga, saya selalu dengerin ucapan kamu. Nyatanya, saya ikuti usulan kamu barusan."
"Terserah Pak Adi, ah." Anna berbalik, tak ingin berdebat dengan Adimas.
"Tunggu." Adimas menahan pergelangan tangan Anna.
Tanpa diduga, kaki Anna justru terpelintir dan hampir jatuh andaikan Adimas tak segera meraih tubuhnya.
Kok aku jadi deg-degan gara-gara sedeket ini sama Pak Adi? tanya Anna dalam hati.
"Ah. Ya sudah, kamu segera ke ruangan kamu aja. Pokoknya nanti malam kita makan malam berdua," ujar Adimas.
Anna mengangguk cepat, lalu buru-buru kembali ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boss [END]
RomanceAnna, seorang perempuan yang bekerja sebagai event planner harus merasakan patah hati tatkala lelaki yang diam-diam ia taksir ternyata sudah memiliki calon pendamping dan akan segera melaksanakan pernikahan. Sialnya, Anna-lah yang harus terju...