Chapter 7 "Bukan Ini Yang Ku Impikan"

914 19 1
                                    


.o0o.

   Kapal yang kami tumpangi akhirnya sampai di Borneo, Banjarmasin. Kami pun segera di arahkan ke tempat yang akan kami tuju.

   Diperjalanan tidak henti-hentinya kami tersenyum dan penasaran dimana tempat yang akan mereka tuju.

   Saat sampai, senyum cerah yang berada di wajah kami perlahan menghilang. Ini bukan kota, ini bukan restoran, ini bukan panggung untuk menyanyi, semua tempat yang kami bayangkan hilang sekita karena nyatanya kami dibawa ke tempat banyaknya tentara jepang, barak militer.

   Banyak dari tentara-tentara itu yang menatap kami dengan cara menjijikkan. Mereka menatap kami dari atas sampai bawah seakan menilai. Ini benar-benar memuakkan.

"Hapsari kenapa kita disini?" tanya Angraeni ketakutan, dia memeluk tanganku erat, dia juga terganggu akan tatapan dari tentara tentara itu.

"Aku tidak tahu" lirihku yang juga ketakutan.

   Beberapa saat kemudian datanglah seorang lelaki yang dari rupanya adalah orang jepang, tapi bedanya dia tidak memakai seragam militer seperti yang lain dan disampingnya terdapat 2 orang wanita yang mungkin berasal dari kalangan belanda terlihat dari rupanya. Kedua wanita itu berpakaian sangat seksi dan bergelayut manja di tangan lelaki Jepang itu. Jujur, itu sangat menjijikkan.

"Selamat sore, saya Chikada pengelola ianjo ini" ucapnya.

"Ianjo?" Sahut salah satu dari kami.

"Haha sebelum saya menjelaskan apa itu ianjo, HEY KALIAN TOLONG TUTUP GERBANGNYA!" perintah Chikada pada 2 orang tentara yang berdiri didekat pintu gerbang.

   Setelah perintah itu terucap dari mulut Chikada, kami mulai panik dan perasaan tidak enak menjulur di seluruh badan kami.

"Bagus, baiklah kita lanjutkan. Ianjo adalah tempat orang-orang seperti kami bermain, dan kalian adalah mainan kami"

"Apa maksudmu, bukankah kami akan menjadi penyanyi?" tanya wanita disebelah ku.

"Ck ya kalian akan bernyanyi, tapi di atas ranjang kami ahahhaha" ucap Chikada diikuti tawa dari seluruh tentara yang ada di sekeliling kami.

"Selamat datang pelacur-pelacurku"
Saat ini aku benar-benar katakutan, ini bukan yang aku inginkan.

Pelacur? Itu bukanlah hal yang terlintas sedikitpun di pemikiran ku.

  Kami mulai panik, ada beberapa wanita yang belari ketakutan. Namun sayangnya tentara disini sangat gesit sehingga wanita yang akan kabur iti segera di tangkap.

Kami tidak bisa berbuat apa-apa, kami akan kehilangan semua impian kami.

Ini benar-benar bukan yang kami inginkan.

.o0o.

   Kami di arahkan masuk kedalam barak yang katanya adalah ianjo. Kami di beri masing-masing kamar yang berukuran sekitar 7,5 meter persegi. Didalamnya hanya berisi satu tempat tidur, meja dan kursi.

Aku mendapatkan kamar nomor 12.

"Kau cukup cantik, kuberi kau nama Misaki, kau akan menyukainya" ucap Chikada padaku, lalu setelah itu dia pun pergi dan yang tersisa diruang ini hanya diriku sendiri.

   Aku mondar-mandir ketakutan, sepertinya kabur pun tidak ada gunanya, diluar banyak sekali tentara bahkan pintu kamar ini pun di kunci dari luar oleh Chikada, aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.

   Malam ini aku tidak bisa tidur, aku takut apa yang akan terjadi padaku kedepannya. Benar, seharusnya aku menuruti larangan Pak Dhe, aku sangat menyesal. Apakah waktu bisa terulang kembali? Aku ingin pulang.

.o0o.

JUGUN IANFU : Aku Bukan Misaki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang