.o0o.POV Hapsari Arisanti Astutingtyas
"Kalian akan kabur kemana anak-anak nakal"Suara itu, suara yang paling aku takuti, Chikada. Dia...dia berhasil menangkap kami.
Tak disangka disampingnya adalah Dirja, teman Raka. Mengapa orang itu ada disana, apa yang dia lakukan bersama Chikada?
"Dirja apa yang kau lakukan?!" Teriak Raka.
Dirja tertawa bak orang gila "kau pikir, aku akan membiarkan mu membawa Misaki pergi begitu saja, Kusna?" Ujar Dirja meremehkan.
Kami semua menatap Dirja tak percaya, dia berkhianat?
"Aku yang membawa Chikada kemari, dan aku juga yang membawa kalian ke jebakan ini. Bagaimana? Bukankah aku hebat?" Bangganya
"Ya, kau hebat Dirja hampir saja aku membunuhmu" ujar Chikada menepuk pundak Dirja
Melihat tindakan Chikada Dirja hanya bisa tersenyum canggung, "tapi sekali lagi, karena mu aku tidak kehilangan pelacur itu" ujar Chikada menatap ku tajam, tubuhku bergetar ketakutan, aku kembali teringat bagaimana hukuman yang Chikada berikan saat aku kabur dulu. Aku benar-benar takut.
"Ma-maafkan....ma-maafkan aku...hiks" tangisku pecah, aku bersujud ke arah Chikada memohon ampunan nya. Aku takut kejadian dulu terulang kembali, apalagi ada Raka disini, aku tidak mau Raka kenapa-kenapa, Chikada adalah orang yang bahkan bisa melakukan apa saja yang dia inginkan, termasuk membunuh.
"Tidak ada kata maaf lagi untuk mu, Misaki" ujar Chikada sambil mengarahkan senapannya ke arah ku, tubuhku bergetar ketakutan.
"Chikada apa yang kau lakukan" bisik Dirja protes
"Syuutt kau akan tahu setelah ini" balas Chikada juga berbisik
Dorrr…
Chikada melepaskan pelurunya ke arah ku, tidak ada rasa sakit akibat tembakan di tubuhku. Seseorang memelukku. Perasaan ku memburuk, ku beranikan diri untuk membuka mata, lalu terpampang lah wajah sayu raka dengan darah yang mengalir dari mulutnya, Raka menyelamatkan ku dan Chikada, dia menembak Raka ku.
Tubuhku membeku, pikiranku kosong. Seseorang, katakanlah bahwa semua ini mimpi. Raka ku...dia...
"Raka… raka... engga... raka... kau... tidak boleh seperti ini" Raka jatuh dipangkuan ku, dia tersenyum dengan mata sayunya
"A-adikku y-ang ma-manis... ka-kau harus se-selamat... Baskara a-akan menyelamatkan mu... a-adikku har-rus sela-mat... ba-baskara... to-tolong ja-jaga ad-dikku... a-aku sangat menyayangi nya da-dari dulu sa-mpai... se-sekarang.... h-hapsari ku ter-sayang...." Raka mulai menutup matanya setelah mengatakan itu, dia sudah pergi, Raka ku benar-benar pergi. Aku sendiri, aku.... aku....
"RAKAAAA... TIDAK... TIDAKK.. RAKA KUMOHON BUKA MATAMU.. RAKAA JANGAN TINGGALKAN AKU... RAKAAA TIDAKKK.... HIKSSS RAKAAAAAAAA" tangisku penah, mau sekencang apapun aku berteriak Raka, dia tidak mau membuka matanya.Aku terus memeluk tubuh yang sudah tidak memiliki nyawa itu, orang-orang Jepang itu....mereka bukan manusia mereka adalah iblis.
"Huhuhu sangat mengharukan, bukan begitu Dirga?" ucap cikada menghadap Dirga"hahaha benar sekali, ini ada sangat mengharukan" balas Dirja menyetujui
"Sekarang tangkap mereka! Aku benar-benar muak melihat drama ini" perintah Chikada dingin"baik" ucap beberapa tentara yang dari tadi berada di belakang Dirga dan Chikada.
"Bukankah kau ingin wanita itu?" tanya Chikada
Dirja segera menoleh pada Chikada.
"Benar"
"Cih aku akan memberikanmu dua hari gratis" Dirga terkejut mendengar itu
KAMU SEDANG MEMBACA
JUGUN IANFU : Aku Bukan Misaki
Historical Fiction⚠️ WARNING 17+⚠️ Berlatar belakang saat Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. Menceritakan tentang Hapsari yang ingin mencapai impiannya sebagai penyanyi di Telawang. Dia pergi bersama teman-temannya dari Yogyakarta dengan tujuan yang sama. ...