.o0o.
Saat itu hatiku seperti tertusuk ribuan tombak besar, hatiku hancur saat melihat wanita yang rapuh itu adalah adikku sendiri, Hapsari.
Mataku memanas, air mata mengalir tanpa bisa ku hentikan.
Kami saling menatap, Hapsari bahkan seperti tidak memiliki nyawa. Pandangnya kosong, tubuh bergetar, memar dimana-mana bahkan sepertinya kehidupan telah hilang dalam jiwanya.
"Hapsari..."panggilku lirih
Hapsari mulai menyadari kehadiranku, air matanya mengalir. Dia bahkan tidak bisa bangkit berlari ke arahku, tubunya sudah tidak memiliki tenaga.
"Ra...kaa" dengan suara serak dia membalas panggilan ku, aku ingin berteriak. Berani-beraninya mereka melakukan hal keji pada adik yang dari kecil selalu ku jaga seperti berlian.
Aku segera berlari menghampiri Hapsari dan memeluknya, Hapsari bergetar hebat dia balas memeluk ku dan mulai menangis dengan kencang.
"Raka... raka.... hiks.... rakaa.... hiks... Rakaaa" tangisannya yang selalu menyebut namaku
Aku memeluknya dengan erat "raka disini, raka disini Hapsari, Raka disini" ujarku untuk menenangkan nya, namun sayang diri ku pun tidak bisa menahan air mata yang keluar dari mataku.
Raka
Raka
Raka
Hapsari selalu manggil ku di tengah tangisnya, seakan dia tak percaya bahwa aku berada di depannya. Kami saling menangis, aku bahkan tidak sanggup melihat wajah rapuh adikku.
"Situasi apa ini?" Tanya Dirja"Hapsari, dia adalah adik Kusna" jawab Baskara pada Dirja
Tak peduli dengan percakapan mereka, aku ingin tahu apa yang selama ini adikku jalani.
"Apa yang sebenarnya terjadi Hapsari" tanyaku
Tubuh Hapsari kembali bergetar, tidak ada tanda dia akan melepaskan pelukan ini. Dia semakin menangis kencang mendengar pertanyaan ku. Aku sungguh tidak kuat mendengar tangisan pilu dari adik kesayangan ku.
"Raka.... mereka... mereka jahat... aku... aku... sakit... hiksss.... aku ga mau disini.... rakaa.... mereka... hikss... gamau..... raka… rakaa.... sakit... hiks... sakit rakaa... mereka tidak punya hati.... rakaa... hiks" tangisnya dengan pelukan yang semakin erat.
Sudah cukup. Aku tidak kuat lagi mendengar isakkan pilu yg keluar dari mulut kecilnya itu. Aku sungguh tidak kuat.
Ku biarkan Hapsari menangis, meraung, bahkan berteriak hingga dia tenang. Setelah itu aku bisa menanyakan apa yang telah terjadi padanya.
Hapsari mulai tenang, dia lelah menangis. Dia juga mulai menceritakan awal mula dia bisa menjadi seperti ini. Aku benar-benar tercengang mendengar cerita nya. Orang-orang Jepang itu sungguh keji, bahkan adikku yang belum masuk usia dewasa mereka perlakukan seperti hewan. Mereka hanya mementingkan hasrat sialan mereka tanpa melihat akibat dari perbuatan mereka pada adikku.
Aku, Baskara bahkan Dirja mengepalkan tangan kuat menahan amarah.
Bukan hanya melakukan itu saja, mereka bahkan mengugurkan paksa bayi yang berada di dalam tubuh Hapsari. Dasar manusia bak iblis. Aku benar-benar marah.
"Raka.... aku tidak mau disini..." Lirih Hapsari, isakan kecil masih terus keluar dari bibir mungilnya.
Aku kembali memeluk Hapsari, mencoba menguatkannya walaupun usaha ku sia-sia. Aku adalah Raka yang gagal untuk menjaga adik perempuannya. Aku gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUGUN IANFU : Aku Bukan Misaki
Historical Fiction⚠️ WARNING 17+⚠️ Berlatar belakang saat Masa Pendudukan Jepang di Indonesia. Menceritakan tentang Hapsari yang ingin mencapai impiannya sebagai penyanyi di Telawang. Dia pergi bersama teman-temannya dari Yogyakarta dengan tujuan yang sama. ...