Chapter 12 "Raka"

434 15 0
                                    


.o0o.

POV Raka (Kusna Rajendra Astutingtyas)

11 bulan kemudian...

   Saat ini aku dan teman ku sedang mengasah senjata tajam yang ada di tangan kami, Baskara Baureksa Prabaswara namanya.

"Kusna, Baskara kemarilah, aku memiliki sesuatu untuk kalian"

   Mendengar panggilan itu aku dan baskara menghampiri Dirja, ya dia Dirja senior kami. Sudah satu tahun lebih aku dan Baskara di tangkap oleh tentara Jepang. Kupikir setelah kami kalah, kami akan segera dibunuh.

Namun ternyata tidak, kami di bawa ke barak mereka dan di jadikan serdadu rendahan yang bekerja tanpa upah, bukan itu saja! Kami bahkan harus menuruti semua ucapan mereka, jika tidak, siap-siap saja esoknya tubuh kami memiliki banyak luka, bersyukur jika tidak mati.

   Dirja itu senior, namun bukan dari kalangan Jepang. Dia sama seperti kami. Bedanya dia sudah ada sebelum kami, dan karena dia berprilaku baik dia di angkat pangkat nya walaupun masih dibawah serdadu Jepang sendiri, namun dia lebih tinggi dari kami.

    Walaupun Dirja senior, dia ingin hanya dipanggil dengan namanya saja, tidak ada embel-embel kang atau mas, aku tidak tahu alasannya.

"Ya?ada apa?" Tanyaku pada Dirja

"Lihat uang-uang ini, aku baru saja mendapatkan gaji" ujar Dirja

    Ya itu salah satu keberuntungan Dirja karna menjadi senior, dia dapat gaji. Walaupun tidak besar, itu bahkan cukup untuk melakukan hiburan, seperti yang selalu dia lakukan.

"Aku sudah lama mengumpulkan uang uang ini, dan secara khusus aku akan mengajak kalian ikut bersenang-senang denganku"
Aku dan Baskara saling tatap, kami ragu.

"Itu adalah uang anda" ucap Baskara

"Oh ayolah Baskara, kau masih kaku saja padaku. Aku secara khusus mengumpulkan ini agar kalian itu bisa merasakan apa itu kesenangan yang sesungguhnya" ujar Dirja merangkul kami

"Tapi kami—"

"Syuttt sudah...ikuti saja aku" ujar Dirja memotong ucapanku

    Tak bisa membantah, kami hanya bisa pasrah mengikuti Dirja, sama seperti pada tentara Jepang, kami juga tidak bisa membantah ucapan Dirja.

    Dirja mebawa kami ke tempat seperti barak, hanya saja bedanya ini bukan tempat untuk berlatih militer. Disini banyak tentara jepang dengan minuman keras  dan wanita disamping mereka, bukan wanita Jepang, melainkan pribumi.

"Tempat apa ini" tanyaku

"Ini adalah ianjo, tempat Jugun ianfu berada" jawab Dirja

"Ianjo? Jugun ianfu?" Heran ku

"Jugun ianfu adalah wanita pelacur yang berasal dari pribumi" jawab Dirja dengan enteng

"Apa?!" Kaget kami

"Syuuuttt, lihatlah mereka melihat kalian, kalian harus diam, jika tidak mereka akan melukai kalian" ujar dirja

"Tapi...ini..."

"Aku tahu" ucap dirja singkat

"Ooiii Chikada" panggil Dirja pada seseorang

Orang itu melirik ke arah kami, lalu tersenyum.

"Hahahha Dirja!! Selamat datang hahha" ujar Chikada merentangkan tangannya menyambut kami

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Dirja
"Selalu dan akan selalu baik hahah" jawab Chikada

"Syukur lah" jawab Dirja tersenyum
"Hoho apakah kau kesini ingin bersenang-senang Dirja?" Tanya Chikada tersenyum miring

"Ya, dan aku membawa mereka...kau tau ini pertama kalinya untuk mereka" jawab Dirja dengan nada yang jahil

"Hahahah, bagus bagus kau harus mengajarkan mereka Dirja"

"Aku akan hahah"

"Baik baik, apakah yang itu dirja?" Tanya Chikada, aku tak mengerti dengan pertanyaan Chikada, Namun seperti nya Dirja tau ke arah mana pembicaraan ini.

"Boleh" jawab Dirja

"Rp 37.5 tiga orang untuk yang sepanjang hari, tapi diskon untuk mu menjadi Rp 20 hahaha" ucap Chikada mengejutkan Dirja

"Apa kau serius?" Girang Dirja

"Ya, itu hadiah untuk mu" ujar Chikada tersenyum miring

"Terimakasih Chikada" ujar Dirja lalu menyerahkan uang sebesar Rp 20 itu pada Chikada

"Bersenang-senang lah..."
Melambaikan tangan nya pada kami setelah menerima uang dari Dirja.

   Dirja menarik tangan kami untuk mengikuti nya, dari tadi senyum di wajahnya tidak luntur sama sekali.

"Dirja, sepertinya kita pulang saja, aku tidak mau melakukan itu" ujar aku menghentikan langkah

   Dirja diam, berbalik ke arah kami, menatap tepat di mata kami dengan tatapan datar.

   Tiba-tiba Dirja tersenyum "ayo lah kapan lagi Chikada akan berbaik hati memberikan diskon pada orang seperti kita, kita harus menikmatinya... nah ini" ujar Dirja lalu memberikan sesuatu yang bulat seperti karet, aku tahu itu apa, kondom.

"Terserah kalian ingin memakainya atau tidak, aku hanya memberikannya pada kalian, lalu cepatlah ruangannya ada di depan kita" lanjut Dirja

Sekarang kami sedang berada di depan sebuah ruangan yang di pintunya terdapat nama 'Misaki'

    Dirja membuka pintunya, dan terlihat lah wanita yang sedang meringkuk menghadap tembok. Mendengar decitan pintu, tubuh wanita itu bergetar hebat, isakkan kecil keluar dari mulut, dia ketakutan.

"Misaki" panggil Dirja

   Tubuh wanita itu lagi-lagi bergetar hebat, aku sungguh tidak tega melihatnya, dia kurus, bahkan tubuhnya banyak sekali memar membiru. Melihat itu aku jadi teringat adik perempuan ku.

Dirja menutup pintu setelah kami semua masuk ke dalam ruangan.

   Wanita itu perlahan membalikkan badannya, mengangkat kepalanya yang tertunduk membuka mata dan melihat kami.

Deg

.o0o.

JUGUN IANFU : Aku Bukan Misaki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang