Setelah petarungan melawan zombie. Kehidupan manusia kembali tenang , tidak ada yang merisaukan mereka. Tapi hanya berlangsung seminggu, seminggu setelah itu. Ada zombie yang masuk ke wilayah manusia untung saja zombie itu berhasil ditangkap dan tidak menyebabkan kematian. Wilayah manusia sekarang damai dari makhluk abadi, bukan berarti manusia dan manusia tidak ada berperang. Saat mereka berperang kami semua sepakat untuk pindah ke tempat yang mereka tidak tau walau ada sebagian dari kami yang tidak sempat pindah. Mereka yang tidak sempat pindah, ada yang terpaksa ikut perang, ada juga yang mati dan yang bisa kami eksekusi hanya beberapa tidak banyak. Walau banyak dari kami yang mati, syukurlah berapa dari kami selamat jadi kami tetap ada. Kami yang kumaksud hanyalah vampir baik,warewolf,Elf dan penyihir putih. Jika dulu manusia mengetahui keberadaan kami, berbeda dengan sekarang manusia tidak tau kami ada. Mereka hanya mengetahui kami sudah tidak ada padahal kami ada diantara mereka mengikuti budaya dan beradaptasi menjadi manusia seperti mereka. Karna perbedaan zaman, kami tidak ada lagi istilah istana. Walau papaku tetap menjadi raja sesekali saat ada perkumpulan dan mereka juga tetap menuruti perkataan papaku.
100 tahun kemudian.. {kenapa langsung 100 tahun karna inti cerita ada disini.}
Sekarang abad sudah sangat canggih. Kami yang abadi harus bisa beradaptasi dengan suasana yang ada disini. Dengan cara papaku bekerja menjadi dokter, mama tetap dirumah dan kami berdua diharuskan kesekolah. Sebenarnya kami sudah bersekolah. Kami bersekolah sangat sering sehingga membuat aku hapal akan pelajaran itu. Malam ini papaku melacak ada vampir nakal dan kami yang langsung terjun mencari mereka. Walau sudah banyak gedung, rumah dan jalan disini tetap masih ada hutan. Setelah berkeliling akhirnya kami menemukan mereka ada 3 vampir. Aku langsung menarik vampir wanita yang sedang menghisap darah manusia. Aku memukulinya tanpa henti, dia melawan tapi kekuatanku jauh lebih hebat darinya. Akhirnya dia menyerah.
"Kamu bodoh atau apa? Tahan hawa nafsumu" ucapku dengan nada teriak
"kamu sudah membunuh lebih dari 10 orang maka kamu pantas mati"Peraturan disini jika vampir nakal tersebut sudah membunuh lebih dari 5 orang maka dia pantas mati tapi jika masih kurang mereka akan disiksa tidak meminum darah walau ujungnya mungkin mereka bisa mati kalau mereka tidak kuat. Aku melihat Alex sudah menghajar vampir lain dan membakarnya begitu juga papaku. Mamaku kali ini tidak ikut, dia memang jarang ikut beginian. Sebenarnya perempuan tidak boleh ikut tapi aku memaksa papaku agar boleh.
"Bunuh saja aku" tantangnya
"Kamu pikir aku takut?" Kesalku dan melemparnya kesalah satu pohon. Dia tidak bisa kabur lagi karna kekuatannya sudah habis.
"Putri yang kasar" katanya mengejekku
"Kasar? Aku tidak kasar sama semua orang, aku hanya ksar kepada orang sepertimu" aku memukul perutnya lagi, dia memancing amarahku.
"Sudah lexa, biar aku yang membunuhnya tangan halusmu tidak cocok untuk membunuh seseorang" kata Alex dan alex langsung memegangi vampir itu.
"Benar tanganku tidak boleh membunuh seseorang"
"Tangan halus? Tanggannya tidak halus lagi" jawabnya sambil tertawa
"Diam!!! Dari pada kamu, membunuh seseorang yang tidak bersalah" dia terus membuat aku kesal.
"Sudah sayang dia hanya membuatmu kesal agar kamu yang membunuhnya" tenang papaku.
Aku memang tidak boleh membunuh jika keadaan memburu vampir tapi jika perang boleh. Sayangnya, aku yakin tidak akan ada perang lagi. Perang terakhir terjadi saat melawan zombie setelah itu kerajaan kami damai dan tentram sampai manusia berperang. Aku melihat Alex melempar vampir sialan itu ke api dan dia msih bisa tersenyum kepadaku. Memang vampir sialan dia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Twins
Про вампировHidup menjadi yang spesial itu ada konsenkuensinya. Konsenkuensi apapun itu, yang harus dijalani dengan sabar. Mereka spesial, fakta itu banyak membuat makhluk lain iri. Pertikaian pun banyak terjadi. Belahan jiwa salah satu dari mereka pun harus me...