Hari ini mungkin waktunya untuk beradaptasi dengan teman sekelasku karna kemarin saat di sekolah aku tidak berfokus kepada yang lain hanya fokus sama alex, stefan dan alice. Aku minum darah pagi ini, secukupnya tidak terlalu banyak. Hanya satu teguk itu sudah cukup. Aku berdoa semoga tidak akan ada rasa haus darah dalam diriku. Aku mematung di depan cermin di ruang makan ini. Sudah siap, memang tapi aku masih terpikir tentang rasa hausku yang tidak hilang. Ayolah alexa, aku pasti bisa melewati ini. Sudah berapa kali aku mengatakannya tetap saja aku masih takut. Aku melamun terlalu lama hingga klakson mobil membuyarkan segalanya. Sepertinya aku terlalu lama disini, pasti alex bakal mengomeliku. Sebenarnya, kepingin sih berangkat sendiri tapi untuk saat ini kayaknya belum boleh. Tentu orang tuaku dan yang paling ngotot pastinya alex melarangku pergi sendiri dengan keadaan yang haus darah ini, aku hanya pasrah walau memang tujuan mereka melindungiku.
"Lama amat lexa" gerutunya saat aku sudah duduk didalam mobil.
Aku tidak pernah lupa memakai sabuk pengaman, walau aku vampir tetap saja itu penting. Aku tidak membalas ucapannya, terlalu malas ribut pagi ini.
"Kenapa masih takut?" Tanyanya masih menatap kedepan jalan.
Kami mempunyai kontak batin dan kami juga sangat mirip dari nada bicara sampai yang laiinya. Kontak batin yang kami miliki sangat kuat. Saat aku kesakitan biasanya alex juga akan merasakannya begitu juga sekarang, aku sangat takut pasti alex merasakan hal aneh dalam dirinya. Aku kasihan terhadapnya yang ikut merasakan perasaanku padahal itu dia gak merasakan hal itu sama sekali. Kami juga bisa mengetahui keadaan satu sama lain faktor pendukungnya ya kontak batin dan dia bisa membaca pikiranku. Aku ini tidak lemah tapi juga pernah sakit, saat itu lah aku menginginkan tidak ada kontak batin antara kami. Sakit demam tinggi yang kurasakan berdampak ke alex yang ikut kedinginan dan juga lemas terkadang sewaktu itu dia juga merasakan sakit kepala tiba-tiba padahal dia sehat sekali, aku sangat kasihan padanya menanggung itu. Kami menanggung semuanya bersama, yang ada didalam diri kami. Saat dia senang aku juga senang, saat sedih begitu juga, marah pun juga itulah kontak batin kami yang sangat kuat. Kalau masalah haus juga kami sama. Dia tidak pernah mengeluh tentang semuanya, dia memang kakak yang baik.
"Hello sister jangan melamun jawab dong pertanyaan brothermu yang cakep ini, gak enak lo di dicuekin" katanya sambil mengibaskan tangan didepan wajahku sambil mencemberutkan bibirnya.
Lagi lampu merah ternyata dan aku baru sadar belum menjawab pertanyaannya. Aku masih malas menjawab jadi aku hanya tersenyum kepadanya. Senyum yang membuat dia yakin. Dia mendengus dan menjalankan mobil lagi karna lampu hijau tentunya.
"Please deh, kalau gak mau bicara setidaknya buka pikiranmu agar aku bisa membacanya kalau gak balas ucapanku lewat pikirankam bisa juga lagipula ini masih di mobil" katanya dengan nada kesal.
Kalau dia kesal gak baik. Kalau aku balas lewat pikiran nanti dia gak konsen dong nyetirnya bisa bahaya kalau kecelakaan.
"Maaf ya lex, lagi gak mood bicara. Kalau aku bilang lewat pikiran nanti kamu gak konsen nyetir itu bisa bahaya" jawabku.
"Oke, jangan murung lagi sister. Aku akan selalu menjagamu" katanya dengan semangat.
Hening lagi, mama kapan pulang sih? Aku ingin bertanya secara langsung gimana mama bisa melewatinya. Walau mama di bantu papa pasti mama pernah menahannya sendiri saat papa pergi. Aku baru teringat merekakan baru pergi tadi malam jadi pasti pulangnya masih lama. Hfft, menyebalkan. Mereka kan raja dan ratu kenapa mereka yang harus berkunjung? Bukan yang disana aja kesini. Sudah sampai disekolah dan terlalu banyak manusia disini. Please deh alexa ini kan sekolah manusia bukan vampir so pasti banyak manusia.
"Lexa, percaya pada dirimu jangan terhasut sama hawa nafsu" katanya. Aku masih diam memikirkan segalanya "lagipula ini belum bulannya dan juga coba lewati seperti biasa, pikir saat kamu melihat papa mengoperasi orang. Tahan hausmu seperti saat melihat operasi itu. Waktu itu kamu berhasil sampai sekarang kamu juga berhasil pasti kali ini juga berhasil" katanya menenangkanku. Kata-kata alex memang selalu membuat hatiku sedikit tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Twins
VampireHidup menjadi yang spesial itu ada konsenkuensinya. Konsenkuensi apapun itu, yang harus dijalani dengan sabar. Mereka spesial, fakta itu banyak membuat makhluk lain iri. Pertikaian pun banyak terjadi. Belahan jiwa salah satu dari mereka pun harus me...