19

5.2K 373 3
                                    

"Alex" panggilku saat dia sedang bersama Aurellia di taman.

"Ada apa lexa?" Tanyanya.

Sebenarnya, aku merasa jika aku menganggu mereka berdua. Tapi rasa penasaranku tidak bisa ditahan lagi.

"Sudah sebulan aku tidak melihat Stefan, apa kamu mengetahui dia dimana?" Tanyaku berharap dia mengetahui keberadaan Stefan.

Stefan seperti ditelan bumi. Terakhir aku bertemunya saat aku kehilangan kontrol diriku. Bahkan aku tidak mengingat apa yang aku katakan. Jika itu menusuk Stefan dan berakibat Stefan pergi dari kehidupanku. Aku akan meminta maaf kepadanya.

"Aku juga tidak mengetahuinya" jawab Alex.

Aku lemas, entah kenapa aku sangat merindukan Stefan. Aku bahkan terduduk di lantai ini. Aku merasakan Aurellia yang memelukku juga Alex yang menanyakan aku kenapa? Tapi sekarang yang kupikirkan hanya Stefan.

Entah kenapa memgetahui Stefan menghilang membuatku lemas. Apalagi jika mengetahui Stefan pergi karna ucapanku. Aku sangat merindukannya, aku ingin menemukannya. Aku pasti menemukannya.

"Ada apa dia?" Tanya Revan.

Revan bukannya sahabat Stefan. Apa dia mengetahui keberadaan Stefan.

"Kamu tau dimana Stefan?" Tanyaku.

Bukannya Revan menjawab, Revan malah tersenyum kepadaku. "Ikuti hatimu, kamu pasti tau dimana Stefan berada"

Apa yang dia maksud? Aku tidak mengerti. Hatiku? Aku bahkan tidak terpikir apapun.

"Revan, kamu mengetahui dimana dia?" Tanya Alex.

"Biarkan Alexa mencari sendiri" ucap Revan sambil berlalu.

"Lexa mau kemana?" Tanya Aurellia saat aku berdiri.

"Biarkan aku sendiri, aku butuh memikirkan apa maksud ucapan Revan" jawabku.

Untung saja mereka berdua mengerti karna mereka berdua membiarkanku pergi. Aku lagi-lagi berlari. Kali ini aku mengikuti hatiku membawaku ke suatu tempat. Kali ini kejadian yang sama saat aku pergi ke tempat bermain. Kejadian yang membuatku mengatakan sesuatu ke Stefan dan bertemu Revan.

Aku berhenti di tengah hutan. Aku tau jalan ini. Ini taman kunang-kunang bukan? Terakhir kali aku mengunjungi tempat ini sebulan yang lalu bersama Alex. Aku mengunjunginya setelah mengantar Revan bertemu Naomi setelah itu aku tidak kemari lagi.

Aku berjalan pelan kearah taman. Aku berhenti saat melihat siluet seseorang sedang berbaring dikursi. Dia berbaring menyandarkan tubuhnya ke pohon. Dia tidur dengan damai. Itu dia.

"Stefan" gumamku.

Seakan mendengar gumamanku. Stefan membuka matanya dan terkejut melihatku berdiri tidak jauh darinya. Aku melihat dia yang ingin lari tapi dengan cepat aku menahan pergelangan tangannya.

"Kumohon jangan lari" pintaku.

Aku melihat muka Stefan yang tidak mengerti akan diriku. Aku bisa mensimpulkan bahwa ucapan yang kukatakan benar-benar salah.

"Aku minta maaf jika waktu itu mengatakan sesuatu yang tidak mengenakan" ucapku sambil menunduk tapi tanganku masih memegang lengannya.

Tidak ada jawaban hanya helaan nafas saja. Aku merasakan tangan Stefan yang bergerak. Tangan Stefan mengenggam tanganku. Aku merasakannya.

"Alexa, kamu tidak salah. Aku yang tidak tau menau waktu itu, aku yang bukan siapa-siapamu seenaknya saja melarangmu" ucap Stefan.

Aku menggeleng "Maafkan aku yang selama ini tidak sadar akan perasaanmu, dan asal kamu tau, kamu adalah seseorang yang berarti dalam hidupku, seseorang yang bisa membuatku semangat dan kesal sekaligus. Kamu berarti hanya saja aku tidak tau saat itu, maafkan aku" ucapku.

Vampire TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang