12

7K 390 3
                                    

Hy,reader yang tersayang. Maafkaan author karna sangat lama dalam update. Sebenarnya cerita ini akan diupadte selasa kemarin tapi wattpad tidak tau kenapa, part ini terhapus. Jadi karna terhapus ,mood author jadi malas untuk mengulang cerita. Cerita ini memang sama tapi pasti ada yang terlewati atau tertambah. Tapi ya sudahlah. Karna cerita ini juga sudah hampir selesai author tulis, keseluruhan ya maksudnya jadi author akan sering update. 10 vote setiap part bakal membuat author lebih cepat update. Part ini mungkin author bakal kena amuk fansnya stefan-alexa. Hehe, maafkan authormu ini. Ya sudah, jangan lupa comment and vote ya. ENJOY THE STORY:)

salam manis
Author

●●●●

Aku sudah membayangkan bagaimana bahagianya saat aku berjalan berdua dengan James. Tapi sayangnya Alex tidak mengizinkan kebahagianku tercapai.

Dia sudah seperti ibu tiri, bahkan kalau aku ngambekpun dia tidak luluh. Sekarang aku masih tidur dengan cantik ditempat tidurku. Terlalu malas bertemu dengan Alex yang sangat menyebalkan itu.

Sudah seminggu, dan sekarang hari libur jadi tidak apa-apa jika aku tidak keluar kamar. Lagi pula, aku masih sangat kesal dengan Alex walau dia melarang dengan alasan yang benar-benar masuk akal. Tapi tetap saja, hfffttt.

Tok.Tok.Tok

"Sayang, Mama pulang kok gak disambut?" suara seseorang mirip mama.

1.2.3 Astaga bukannya hari ini mama pulang? Aku sampai lupa untuk menyambut mereka, ini semua gara-gara Alex. Aku segera meloncat dari tempat tidur dan berlari menuju pintu.

"Mama" girangku sambil memeluknya erat.

"Kangen ya?" goda mama.

"Tentu, sangaaattt kangen mama" jawabku dengan nada Manja.

Terasa sangat lama tidak bertemu dengan mama walau sebenarnya hanya 2 minggu. Biasanya juga lebih, mungkin ini karna banyak masalah denganku yang biasanya sering kuceritakan kepada mama.

"Baiklah, anak mama udah mandi belum?" tanya mama sambil tersenyum manis.

"Sudah dong ma" jawabku dengan imut.

Walau dari tadi aku malas keluar kamar, dan dikamar hanya guling-guling tidak jelas. Tapi aku tetap mandi, malu juga kali kalau putri kerajaan terhormat belum mandi.

"Kenapa tidak keluar? Pangeranmu dari tadi nungguin kamu, kiraiin belum bangun" Tanya mama yang membuat keningku berkerut.

Pangeran? Owhh, iya pasti Alex.

"Aku lagi malas bertemu Alex, belakangan ini dia tidak asyik" jujurku.

"Siapa yang bilang kalau pangeranmu itu Alex?" tanya mama sambil menatapku penuh arti.

Ada yang tidak beres disini. Apa mama berniat menjodohkanku dengan salah satu vampir tetua? Ini tidak benar.

"Apa mama berniat menjodohkanku? Jika iya aku akan kabur dari rumah ini" kesalku sambil cemberut

"Dia pangeran hatimu sayang" jawab mamaku sambil menggerlingkan matanya.

"Pangeran hati?" gumamku, jujur aku semakin bingung.

"Kenapa kamu tidak menemuinya secara langsung?"

"Baiklah, dari pada Alexa penasaran" setujuku.

Kami menuju ruang tamu. Aku mencium aroma yang sangat kukenal tapi aku tidak ingin memutuskan kalau ini dia. Aku tidak ingin berharap terlalu banyak.

Aku melihat laki-laki itu duduk membelakangiku. Dia sedang mengobrol dengan papa dan Alex. Aku mengenal punggung, gaya rambutnya dan nada bicaranya. Benarkah dia? Kalau benar berarti dia memang seorang yang pantang menyerah, aku tersenyum dengan isi pikiranku ini.

Vampire TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang