20

5.8K 367 12
                                    

Hei,hei seharusnya mau update tadi malam cuman mood kurang mendukung jadi ya update sekarang. Ini bukan end ya, masih ada satu part lagi menuju end. Minggu depan bakal update lagi. Oh ya aku gak nyangka kemarin ini menjadi peringkat 15 di vampir dan turun jadi 18. Aku awalnya gak pernah menyangka. Walau itu memang tidak banyak tapi tetap saja membuatku senang. Ini semua karna pembaca yang setia dan aktif dalam vote sehingga membuat cerita ini menjadi seperti sekarang. Maafkan aku jika ceritanya tidak memuaskan juga sering tidak mendapat feelnya. Sekian dulu.

Voment jangan lupa.

No copast please..

●●●
Betapa indahnya hidup di saat kalian bersama orang yang di sayang. Seseorang yang akan selalu ada untukmu dan disampingmu. Seseorang yang akan bersamamu seumur hidup. Seseorang yang akan menjagamu.

Seseorang yang akan mengenggam tanganmu disaat kamu takut. Seseorang yang akan memberimu kehangatan. Dialah seseorang yang menerimamu apa adanya.

"Lamunin apa Lexa?"

Aku hanya tersenyum dan menatapnya. Aku berterimakasih karna ada seseorang yang sangat sabar menungguku. Dia masih menyukaiku dan bertahan walau dia merasa sakit.

"Kamu sakit Lexa?" Tanyanya lagi.

"Ya enggaklah" jawabku.

"Terus kenapa melamun aja? Ada masalah?" Tanyanya lagi.

Dia sangat perhatin bahkan terkadang dirinya menjadi nomor dua. Walau aku sudah beberapa kali mengatakan itu tidak baik. Dia juga sangat tau tentang diriku bahkan lebih tau daripadaku. Dia hampir sama dengan Alex.

"Ngomong-ngomong, tadi katanya kamu mau ngomong sesuatu apa?"

Dia memutar bola matanya kesal "Jangan mengalihkan pembicaraan Alexa"

Aku tertawa pelan melihat mukanya yang kesal dan kalian tau itu malah lucu "Aku tadi lagi ngelamunin kamu Stefan"

"Jangan bercanda, jawab yang jujur"

"Beneran, apa aku terlihat berbohong?" Tanyaku balik sambil melihat matanya.

Dia hanya terdiam dan memandangku tidak percaya. Karna dia tidak juga bicara, aku menarik hidung mancungnya.

"Jadi apa yang sebenarnya ingin kamu bicarakan Stefan?" Tanyaku ulang.

"Bagaimana kalau kita menyusul Alex?" Tanyanya balik.

Aku mengkerutkan keningku bingung "Kemana?"

Dia tersenyum "Tunggu disini sebentar"

Stefan berlari kearah depan. Sebenarnya apa yang ingin dia bicarakan? Aku jadi super penasaran. Kenapa bicara saja harus berlari dulu?

Aku melihat dia kembali dengan membawa sehelai kain. Untuk apa lagi? Aku melihatnya bingung tapi yang anehnya Stefan hanya tersenyum. Setelah itu dia menutup mataku dengan kain.

"Stefan..?"

"Sstttt, tutup dulu matanya" potong Stefan.

Stefan mengenggam tanganku. Menuntut aku untuk berlari kesuatu tempat. Beberapa detik kemudian aku sudah berhenti yang aku tidak tau tempat apa ini. Ya dikarnakan aku masih ditutupi kain.

"Stefan?" Panggilku saat tangannya melepaskan tanganku.

"Aku masih ada disini, sebentar" jawabnya.

Apa yang ingin dia sampaikan? Beberapa detik mungkin, aku hanya mendengar bunyi berisik langkah kaki.

"Sekarang buka Alexa" perintah Stefan.

Karna tidak sabar aku langsung membukanya dengan kasar. Membuat kain tersebut sedikit koyak.

Vampire TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang