NOTE: Tulisan miring berarti mereka berbicara melalui pikiran
Alexa POV
Pagi ini aku memakai dres yang tidak ribet seperti kemarin. Aku memakai dres yang bisa mengikutiku bukan dres yang membuat aku kesusahan, apalagi sekarang kami akan berlatih. Hari ini Alex berlatih menggunakan pedangnya sedangkan aku berlatih bagaimana bisa mengendalikan bunga ini. Kami berdua cepat berhasil dalam latihan yang kami coba. Sebenarnya bukan hanya aku yang berlatin mengendalikan bunga ini tapi juga Alex, aku juga berlatih bermain pedang. Selama satu bulan kami berdua bergantian berlatih. Sekarang saatnya kami berlatih memburu hewan untuk diminum bukan di makan. Kami juga sudah merasakakan kekuatan vampir. Aku sudah bisa melihat masa lalu, alex juga begitu dan kami juga sudah bisa berbicara lewat pikiran dan tentu membaca pikiran seseorang. Pikiranku dan alex tidak akan bisa dibaca kecuali sama raja,ratu,alex dan orang yang kami percaya atau yang kami cintai. Sebenarnya pikiran bisa ditutup kalau kita tidak ingin mereka membaca pikiran kita. Kami juga saat luka, luka itu akan sembuh sendiri. Sekarang kami bisa berlari dengan cepat, kebal dan juga kuat tentunya. Semua kekuatan vampir sudah ada di diri kami. Pemburuan hari ini adalah yang pertama, walau sebulan ini kami sudah menjadi vampir raja dan ratu belum membolehkan kami mencari sendiri karna kami belum bisa menjaga diri. Mereka mengatakan banyak makhluk yang ingin membunuh kami. Karna sekarang kami sudah bisa bertarung makanya kami diperbolehkan.
"Kalian mau berburu dimana?" Tanya papaku.
"Gak tau" jawabku.
"Kok bisa?" Sekarang mama yang bertanya.
"Alex gak mau kasih tau ma, dia bilang rahasia terus" aku pura-pura merajuk didepan mereka agar alex kena marah. Masalahnya dari tadi aku tanya sama dia, mau berburu dimana dia selalu menjawab rahasia atau lihat saja nanti. Ngeselin banget tuh orang.
"Alex gak boleh begitu" mama yang menegurnya.
"Sudahlah lexa jangan manja dan raja sama ratu jangan khawatirkan kami, kami akan baik-baik saja" jawabnya dengan nada riang.
"Kamu ini lex ngeselin banget" aku membalasnya lewat pikiran dan dia tertawa melihatku kesal.
"Kenapa kamu tertawa?" Aku pukul dia, saat aku ingin memukul untuk kedua kali dia memegang tanganku. Aku hanya manyun didepannya.
"Kami berangkat" kata Alex
"Tunggu, kalin membawa pedang sama bunganya kan?"
"Tentu" hanya alex yang menjawab dan ternyata mereka menunggu jawabanku. Aku menjawab dengan anggukan. Alex memegang tanganku sangat kuat, aku meronta untuk melepaskan pegangannya tapi tetap saja dia memang lebih kuat dari aku.
"Pa, ma lihat ni Alex pegangnya kuat banget"
Papa dan mama hanya tertawa melihat tingkah laku kami. Memang apanya sih yang lucu, ini sakit tau.
"Jangan manja Lexa, kami pergi" alex menyenggolku menadakan untuk berpamitan.
"Kami pergi, bye"
Selesai mengatakan bye, aku langsung ditarik sama Alex.
"Lex lepasin, sakit kalau gak mau lepasin jangan kuat nggenggamnya" kataku lewat pikiran. Dia berhenti berlari."Baiklah, tapi jangan sampai terlepas dariku atau pisah dari aku" jawabnya sambil meregangkan genggamannya. Syukurlah dia nurut.
"Yaya, aku mengerti kakakku yang tercinta"
Dia memang bawel ,cerewet dan menyebalkan tapi sebenarnya dia sangat perhatian dan takut aku kenapa-kenapa. Jangan pernah katakan aku membencinya jika kalian memikirkan itu SALAH BESAR aku sangat menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Twins
VampireHidup menjadi yang spesial itu ada konsenkuensinya. Konsenkuensi apapun itu, yang harus dijalani dengan sabar. Mereka spesial, fakta itu banyak membuat makhluk lain iri. Pertikaian pun banyak terjadi. Belahan jiwa salah satu dari mereka pun harus me...