Hai, aku hadir kembali. Cerita kali ini tidak panjang seperti yang lain. Dan maaf kalau gantung di akhir.
Langsung keceritanya aj lah.Jangan lupa bagi-bagi vote dan komen ya hehehe
●●●●
Sudah seminggu, status hubunganku dengan James berubah. Hari berlalu dengan cepat, permasalahanpun sangat sedikit. Hanya satu Stefan yang menghilang dengan alasan memburu vampir nakal.
Sejak kapan dia mengurus vampir nakal yang bisa ditangani oleh anggota prajurit? Masalah ini, aku tidak terlalu memikirkannya. Dia juga akan muncul saat acara besok jadi aku bisa bertemu dengan Stefan.
Perasaan bahagia menyelimuti diriku. Aku melihat James yang merangkulku dengan sebelah tangannya sedangkan tangan satu lagi mengenggam tanganku erat. Dia sedang memejamkan matanya.
Sangat indah dan tampan. Aku sangat menyukai wajahnya saat dia memejamkan mata. Sekarang kami berdua sedang di atas atap sekolah. Tempat favorit sekaligus tempat yang menyatukan kami.
Hembusan angin, ketenangan itulah yang kami suka dari tempat ini. Belakangan ini juga James sedang sibuk mengurus segala sesuatu tentang kegiatan besok juga lomba basketnya. Walau begitu dia selalu meluangkan waktunya untukku.
"Begitu terpesona dengan wajahku kah? Sampai dari tadi tidak mengedipkan mata melihatnya" Goda James masih dengan mata tertutup.
Aku langsung menolehkan wajahku kearah lain, "Aku tidak terpesona dengan wajahmu"
"Benarkah? Kalau begitu lihat aku"
Aku memutar kepalaku, melihatnya yang tersenyum dan menatapku dengan cinta? Aku terpaku dalam tatapan matannya. Tatapan hangat dia, yang membuatku tidak berkutik.
"Wajah ini milikmu, mata ini milikmu dan setiap inci yang ada diriku ini milikmu jadi tidak apa-apa jika kamu ingin melihatnya ataupun menyentuhnya" gombal James.
"Gombal ah" ucapku langsung memalingkah wajah.
"Hahaha, biasa aja. Pernah tidak kamu dulu membayangkan kita bisa bersama? Kan kamu hidup lebih dulu dari aku" tanya James.
Aku berpikir "Dulu aku sama sekali tidak melirik seseorang ataupun merasakan cinta, jadi tidak pernah terbayang aku akan mencintai seseorang karna dari dulu aku selalu dingin terhadap seseorang hanya sekarang Alex menyuruhku untuk sedikit mencairkan sifat dinginku dan menjadi ramah" jawabku.
"Berarti aku telah mencairkan es yang ada didalam dirimu, aku patut di beri award nih" canda James.
Aku mengulum senyumku, memang James yang membuat es dalam hatiku mencair "Ngomong-ngomong kamu tidak malu atau apapun itu karna menyukai seseorang yang jauh lebih tua?"
"Lihat aku" suruh James lagi, aku segera melihatnya "Pernahkah aku malu berada disampingmu? Tidak bukan? Cinta itu tidak memandang umur dan sebagainya. Cinta itu terbentuk awalnya dari ketertarikan dan menjadi sayang kepada seseorang. Cinta itu tulus lagi pula tidak akan ada yang menyadari kalau kamu sudah tua kecuali aku dan vampir lain, apalagi sifatmu sering seperti anak kecil tidak sesuai umur" tutur James.
Aku cemberut "kapan aku bertingkah seperti anak kecil?"
"Ini salah satunya, suka cemberut dan ngambek. Apa kelompok kalian bisa berjalan lancar dengan putri seperti ini?" Canda James.
"Nyebelin" ucapku.
Aku segera berdiri berniat untuk pulang karna hari sudah sore juga bukan karna ngambek sih. Masa cuman digituan aja sudah ngambek?
Tapi, tiba-tiba ada yang memegang tanganku dan memeluk dari belakang.
"Hei, jangan ngambek ya? Walau kalau ngambek makin imut hehehe" ucapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Twins
VampirosHidup menjadi yang spesial itu ada konsenkuensinya. Konsenkuensi apapun itu, yang harus dijalani dengan sabar. Mereka spesial, fakta itu banyak membuat makhluk lain iri. Pertikaian pun banyak terjadi. Belahan jiwa salah satu dari mereka pun harus me...