.
.
"June??? Kaukah itu???" Tanya Donghyuk sambil berseru. Sang pemilik nama mengalihkan pandangannya pada Donghyuk dengan kaget."Dongdong? Kenapa kau ada disini?"
"Seharusnya aku yang bertanya begitu kan? Mengapa kau disini? Dengan Heerin? Kenapa kau tak ke rumahku?"
"Aku sedang belajar bersama Heerin, kau tahu kan nilai fisikaku dapat 64. Aku-"
"Bagaimana denganku yang hanya dapat 36?" Tanya Donghyuk yang memutus pembicaraan June. June hanya dapat terdiam dan menundukkan wajahnya.
"Ta, ta, tadinya aku mau meneleponmu untuk be, belajar bersama. T, ta, ta, tapi pulsaku ti, tidak ada." Jawab June terbata-bata. Mendengar jawaban June kepercayaan Donghyuk pada June makin terkikis. Ia tahu June telah berbohong padanya.
"Meneleponku tak bisa, tapi menelepon Heerin bisa. Kurasa Heerin berhasil merebutmu dariku" balas Donghyuk sedikit melucu. Ia hanya tak ingin June tahu bahwa ia sedang marah. Heerin yang namanya disebut-sebut sejak tadi hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan diantara perselisihan dua namja di depannya yang tanpa ia ketahui, sedang memperebutkannya.
"A, aku... Kebetulan saja bertemunya. Hehehe, tenang saja Dongdong, aku masih mencintaimu..." Jawab June dengan sedikit terbata-bata. Donghyuk hanya tersenyum tipis mendengarnya.
"Apa kau marah padaku?" Tanya June.
"Mwo? Kau takut kumarahi?" Donghyuk balik bertanya.
"Sebentar, ya Heerin" ujar June pada Heerin. Heerin hanya mengangguk kecil. June pun menarik lengan Donghyuk agak jauh dari kursi taman tempat ia dan Heerin duduk bersama tadi.
"Kau... Cemburu padaku karena aku berduaan dengannya ditaman seperti ini?" Tanya June pada Donghyuk. Donghyuk sedikit kaget mendengar pertanyaan June namun untungnya perasaan kaget itu dapat disembunyikannya dengan baik.
"Ani, aku hanya kecewa padamu." Jawab Donghyuk.
"Wae? Mianhaeyeo. Beritahu aku apa salahku padamu, Dongdongie" balas June.
"Seharusnya kau tidak biarkan si 36 ini tidak lulus sendirian."
"Kau menyuruhku untuk tidak lulus?"
"Ani! Maksudku, kenapa kau tidak kerumahku, lalu mengajakku ke taman untuk belajar bersama Heerin? Aku kan juga mau hidup sukses."
"Ngg, saat aku hendak ke rumahmu, aku sudah terlebih dahulu bertemunya di perempatan itu." Jawab June seraya menunjuk perempatan yang dimaksudnya. Donghyuk melihat bola mata June yang tampak tidak tenang. 'June, mengapa kau membohongiku?' batinnya.
"Setelah itu?" Tanya Donghyuk lagi. Ia sedang mencoba sebisa mungkin menyembunyikan rasa kecewanya pada June.
"Aku meminta Heerin mengajariku fisika dan mengajaknya ke taman ini. Aku tidak enak hati bila aku harus ke rumahnya. Aku belum pernah berkunjung ke rumah yeoja sebelumnya."
"Tak bisakah kau tinggalkan dia disini sendirian dan menyuruhnya untuk tidak pergi, sebelum kau kembali dengan membawaku? Apa kau takut dia diculik dan diapa2kan orang? Lihat sekelilingmu, June. Ini cukup ramai. Penduduk perumahan ini kurasa baik-baik saja. Mereka pasti tak akan membiarkan Heerin diculik atau diapa2kan oleh orang asing"
"Aku takut dia pergi. Aku kan belum terlalu kenal padanya, jadi aku belum terlalu percaya." Jawab June.
"Bukannya dia honey-mu? Setiap di sekolah kau selalu memanggilnya dengan sebutan itu kan? Lagipula, jika kau belum terlalu percaya padanya, mengapa kau berguru padanya? Bisa-bisa yang diajarkannya hanya bohong semata, agar dia sendiri yang dapat meraih kesuksesan dan prestasi." Balas Donghyuk yang sejujurnya sangat sebal terhadap sahabatnya yang telah membohonginya berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Another Boy [iKON's FanFic]
FanfictionDonghyuk dan June adalah dua namja yang sudah bersahabat sejak TK dan hingga di tingkat SMA mereka bersekolah di sekolah yang sama. Tak hanya sekolah yang sama, mereka juga menyukai yeoja yang sama! Suatu hari, yeoja yang mereka sukai tertimpa suatu...