Piece 12 : Chronology

87 7 0
                                    

.
.

"Kenapa? Kenapa aku harus bertanya pada oppa-ku? Apa yang telah ia perbuat padamu? Buktinya waktu kau mengunjungi oppa ku di rumah sakit, oppa-ku menyambutmu dengan baik. Apa yang sedang kau rencanakan!?" Seru Heerin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kenapa.... Kenapa.... Kenapa.... Kau pikir aku dapat semudah itu memberitahukannya padamu?" Balas Jaebum.

Bus pun tiba di halte tersebut. Heerin masuk ke dalamnya, Jaebum pun ikut dengannya. Dan saat bus hendak berjalan, Heerin segera turun meninggalkan Jaebum di dalam bus yang telah berjalan tersebut.

"Aku tidak sebodoh yang kau kira..." Gumam Heerin. Setelah 5 menit menunggu, bus yang lain pun tiba di halte tersebut dan Heerin menaikinya, menuju SMA Hunseong.

.
.
.

Tibalah Heerin dikelas 2-3. Kelas sudah agak ramai, namun Donghyuk dan June belum tiba. Ekor matanya dapat menangkap dengan jelas sesosok Jaebum yang sedang mengamatinya diam-diam seraya bermain game di ponsel bersama teman-temannya.

'Cih.. Dasar namja bermuka dua.. Begitu kepepet bisanya mengancam orang lain.. Pengecut..' Batin Heerin seraya duduk di kursinya. Ia pun membenamkan wajahnya pada lipatan tangannya di atas meja. Karena merasa bosan, ia pun mengangkat wajahnya kembali dan menemukan Donghyuk dan June yang secara bersamaan masuk dalam kelas. Rasa tenang dan lega pun muncul dalam diri Heerin. Hingga pada akhirnya, bel masuk pun berbunyi.

------------------------------------------------------------

Matahari mulai menenggelamkan dirinya. Seperti hari-hari yang biasanya, Donghyuk dan June berjalan bersama menuju halte dari kelas mereka. Sampai suara seseorang menghentikan langkah mereka...

"Donghyuk-ah! June-ah!" Suara ini. Suara yang sangat tidak ingin didengar oleh nama yang dipanggil tersebut. June dan Donghyuk serentak menghentikan langkah mereka, dan menengok ke belakang, mendapati Jaebum yang sedang berdiri menatapi mereka berdua.

"Wae." Ujar June dengan intonasi dan ekspresi yang sama-sama datar.

"Wah.. Sepertinya kalian berani menantangku, ya. Donghyuk-ah, bukankah semalam sudah kubilang padamu jika kalian mencampuri urusanku dengan Heerin, kalian akan tau akibatnya.." Balas Jaebum.

"Wah.. Bukankah semalam aku juga sudah bilang padamu.. Aku tidak akan mencampuri urusan SAMPAH seperti itu?" Balas Donghyuk.

"Ya.. Kau mungkin tidak.. Tapi temanmu satu itu... Berbeda denganmu.." Ujar Jaebum seraya menatap June.

"Nugu? June? Aku dan June tidak berbeda seperti yang kau ucapkan barusan." Balas Donghyuk tenang.

"Ohh.. Sepertinya kamu benar Donghyuk-ah.. Kau dan June tidak berbeda, karena kau dan June bersekongkol untuk mencampuri urusanku dengan Heerin kan?" Timpal Jaebum menantang.

"Mwo? Apa aku tidak salah dengar? Mana mungkin aku dan Donghyuk bekerja sama untuk mencampuri urusan yang lebih rendah dari SAMPAH DAPUR itu?" Balas June seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Omo omo... Mwo?? Jebal, jangan samakan urusanku itu dengan derajat kalian, oke?" Timpal Jaebum dengan intonasi semakin menantang.

"Mworagu? Kami menyamakan urusanmu dengan tingkat kesehatan jiwamu? Ya sepertinya kali ini kau benar, Jaebum-ah..." Balas Donghyuk.

"Tingkat kesehatan jiwa, katamu?" Tantang Jaebum. Donghyuk hanya mengangkat alis kanannya seraya menatap Jaebum lekat-lekat.

"Memang susah ya, ngobrol dengan orang-orang berkasta rendah.." Gumam Jaebum.

"Memang bodoh ya, orang dari kasta tinggi memanggil orang dari kasta rendah, hanya untuk menghina si kasta rendah itu.. Tiada gunanya sama sekali.. Entah apa dia memang dari kasta tinggi atau dia sendiri yang mengklaim bahwa dia dari kasta tinggi.." Balas June geli.

Just Another Boy [iKON's FanFic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang