Piece 3 : Our Mind Attack

189 8 0
                                    

.
.
Malam telah larut, sama seperti June yang telah larut dalam pemikirannya. Ia terus-menerus merasa bersalah atas apa yang telah diperbuatnya pada Donghyuk belakangan ini. Ia belum dapat memilih antara kehidupan persahabatan atau percintaan.

'Aku tak ingin kehilangan keduanya, baik Donghyuk maupun Heerin. Aku menyayangi keduanya. Apakah aku adalah orang yang egois?'

Di sisi lain, Donghyuk juga merasakan hal yang sama. Ia menyukai Heerin, ia juga mengasihi June sebagai seorang sahabat. Namun, ia masih belum tahu apakah hatinya siap menerima kenyataan bila suatu saat nanti June menembak Heerin dan mereka menjadi sepasang kekasih.

'Seandainya Heerin menjadi kekasih June, aku tidak tahu harus berbuat apa. Tapi, setidaknya aku sedikit tenang. Heerin bersama namja yang baik dan yang akan selalu mencintainya.'

------------------------------------------------------------

Pagi yang cerah, namun kelopak mata masih ingin menutupi bola mata Donghyuk. Hal yang serupa ternyata terjadi pula pada June. Akibat kelopak mata mereka tersebut, mereka bersama-sama telat masuk sekolah. Gerbang SMA Hunseong tertutup rapat. Seorang satpam berdiri di posnya yang tepat terletak disamping gerbang bak jeruji penjara tersebut. Donghyuk dan June saling berpandangan begitu mengetahui mereka berdua telat bersama.

"Yah! Kim Dong Hyuk! Mengapa kau bisa telat begitu?" Tanya June sedikit berseru.

"Yah! Koo Jun Hoe! Bagaimana dengan dirimu sendiri?" Balas Donghyuk. Begitu menyadari mereka tak dapat masuk sekolah pada hari itu, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah bersama-sama.

"Mengapa eomma-mu tak membangunkanmu?" Tanya June pada Donghyuk saat mereka berada di dalam bus untuk kembali ke rumah.

"Eomma-ku juga kesiangan. Semalam kami menonton The Hungry Games dan kemudian aku tak bisa tidur." Jawab Donghyuk.

"Bagaimana denganmu?" Tambah Donghyuk kembali.

"Semalam aku online SNS, sampai pukul 11. Lalu tak bisa tidur. Eomma dan appa-ku berangkat pagi. Noona-ku yang menyebalkan membangunkanku setengah hati." Jawab June sambil tersenyum kesal.

"Membangunkan setengah hati?" Tanya Donghyuk penasaran.

"Ne, kau tahu sendiri kan, aku paling susah dibangunin. Ternyata noona-ku mudah menyerah membangunkanku. Baru dua kali dia panggil namaku dan aku tak terbangun, dia meninggalkanku. Aku terbangun karena mendengar bunyi panci jatuh dari dapur. Tidak lain tidak bukan, itu adalah ulah noona-ku yang menurutku kurang becus mencuci piring. Huh, pantas saja tidak ada satupun namja yang mau mendekatinya." Jawab June panjang lebar. Donghyuk hanya tertawa geli mendengarnya.

"Aku mau ke rumahmu saja deh, noona-ku sepertinya belum berangkat kuliah. Selalu saja dia mengambil kelas siang." Timpal June lagi.

"Arraseo.." Balas Donghyuk.

"Eomma-mu ada di rumah?" Tanya June pada Donghyuk.

"Eobseo. Eomma berangkat kerja sambil mengantarku ke sekolah tadi." Jawab Donghyuk.

"Apa yang enaknya kita kerjakan ya, ini masih pagi. Di rumahku tak ada siapa-siapa.." Timpal Donghyuk.

"Bagaimana kalau bersepeda?" Tanya June.

"Hari ini bukan hari libur nasional, June-ah! Bisa-bisa kita dikira anak nakal yang membolos sekolah!" Jawab Donghyuk sambil menjitak pelan kening June.

"Lalu, kau ada ide?" Tanya June lagi.

"Bagaimana dengan......... Belajar?" Tanya Donghyuk sambil mengangkat alisnya.

"Kau payah aku pun sama payahnya. Bagaimana kita bisa belajar bersama?" Tanya June kembali.

"Membaca bukunya sambil mendengarkan lagu. Kalau kita sudah bosan, sambil membaca kita bisa bergoyang, kan? Jawab Donghyuk.

Just Another Boy [iKON's FanFic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang