Piece 19 : The Truth

130 5 0
                                    

.
.

Hyesun masih berbaring di sofa ruang pribadi Jaebum. Ia memejamkan matanya untuk berpura-pura tidur. Ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, sehingga ia hanya dapat mematuhi apa yang telah Jaebum perintahkan padanya. Hyesun meraba roknya, untungnya ponselnya ada di saku roknya. Tapi sayangnya, tasnya masih tertinggal di kamar Jaebum.

..

'Jaebum itu siapa, ya..? Kelihatannya dia anak yang baik sebenarnya. Mungkin pengaruh narkoba itu dia jadi agak aneh begitu kali, ya...' Batin Hyesun. Matanya yang terpejam membuat pikirannya berlari kemana-mana.

'Sepertinya June sudah tahu dimana keberadaanku sekarang.. Pasti yang menelepon polisi itu dia. Siapa lagi?'

'Tapi aku masih tidak mengerti. Dimana orangtuanya Jaebum? Masa iya dia tinggal sendirian disini?'

Hyesun masih memejamkan matanya. Ia mencoba untuk tenang. Mungkin badannya terlihat tenang saat itu, namun pikirannya tidak. Ia terlalu sibuk untuk menerka-nerka apa yang telah terjadi padanya.

'Tadi siang menjelang sore, waktu keempat namja itu meninggalkanku sendirian, aku mencoba untuk tidur dan memejamkan mataku di mobil Jinhwan. Saat aku buka mataku, kenapa aku sudah ada di kamar Jaebum?'

'Aigoo, rumit sekali... Aku sudah mulai curiga sebenarnya, untuk apa June mengajakku ikut untuk menemaninya? Toh, disana juga ada Donghyuk. Biasanya mereka kalau sedang main berdua, serasa dunia milik mereka, yang lain ngontrak..'

'Untuk menemaninya apaan? Aku saja ditinggalkan sendirian di basement itu, bangun-bangun sudah disini.. Huh..' Tanpa Hyesun sadari, bibirnya sedikit memanyun karena terpengaruh oleh pemikirannya tersebut. Hyesun mulai merasa tidak betah berbaring berlama-lama disitu.

'Lama banget, sih.. Suasana juga masih sunyi begini... Pegel tau pura-pura tidur!' Gerutu Hyesun seraya menggerakkan kakinya perlahan-lahan. Tiba-tiba terdengar suara sepatu yang sedang menaiki tangga.

'Oh, ini di lantai dua ya.. Atau lantai berapa? Semoga itu Jaebum, deh, aku sudah tidak betah berpose begini terus..' Batin Hyesun dalam hati. Ia tak membuka matanya sedikit pun.

..

"Pintu yang ini..."

"Baik.."

..

'Oh, sepertinya itu suara polisi...'

'Sepertinya mereka membuka pintu sebelah, alias kamarnya Jaebum..'

'Kalau mereka membuka pintu ini, apa yang harus aku lakukan? Dan kenapa aku tidak mendengar suara Jaebum dari tadi?' Batin Hyesun tidak tenang. Ia masih mempertahankan posisi tidurnya yang tidak nyaman itu.

'Lama juga polisi itu menggeledah kamar Jaebum, kira-kira mereka menemukan narkoba itu tidak, ya...'

..

"Pintu yang ini..."

'Eottokhae... Jangan bilang kalau itu adalah ruangan ini!'

"Baik..."

'ANDWAEEEE.....!'

..

Tapi tidak ada sesuatu terjadi dalam ruangan yang ia tempati saat ini.

'Eh? Bukan pintu kamar ini, ya? Tapi suaranya terasa dekat sekali..' Heran Hyesun. Tanpa ia sadari ia menaikkan sebelah alisnya karena terpengaruh oleh pemikirannya tersebut. Ia masih mencoba mempertahankan posisi tidurnya.

'Aih, eottokhae aku sudah tidak betah berlama-lama begini...' Batin Hyesun gelisah.

..

"Pintu yang ini.."

Just Another Boy [iKON's FanFic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang