Setelah mereka keluar dari pemakaman. Mereka berdiam sejenak terlebih dahulu. Bukan karena bingung, tetapi untuk menerima segala yang telah terjadi dengan lapang dada.
Walaupun sebenarnya terasa sangat berat, tetapi noeul harus tetap merelakan nya. Noeul ingin prapai tenang di alam sana
"Maaf mengganggu momen sedihmu, tetapi...aku harus mencari istriku sekarang"
"Tunggu dulu! Aku baru sadar akan satu hal...!!!"
"Apa itu.?"
"Tubuhku, berusia 24 tahun sekarang. Bukankah berarti tubuh istrimu berada diusiaku yang sesungguhnya? Yakni 22 tahun dan berada di 2 tahun yang lalu kan?"
"Ah, bertukar tubuh ya? Tapi aku ingin mencoba mencarinya dahulu diwaktu ini. Maksudku kitakan tidak mengerti cara kembali seperti semula."
Noeul dan Bos sepakat pergi ke rumah Noeul lain, yaitu istrinya Bos.
Akhirnya Bos pergi ke apartemen Noeul. Berharap Noeul lain, alias istrinya yang sesungguhnya berada di sana. Dan, tidak lupa mengantar Noeul muda ke apartemen itu.
Sampai setibanya mereka di sana, mereka langsung memasuki apartemen itu. Entah mengapa pintunya tidak dikunci sama sekali.
Memang apartemen Noeul tidak dijual atau disewakan, mangkanya masi ada sampai sekarang.
Mereka pergi berpencar ke dalam apartemen. Tetapi istri Bos itu tidak dapat ditemukan.
"Kita harus mencari kemana?"
"Kamu tidak perlu ikut mencari, diamlah disini, ini apartemenmu kan. Berusahalah mencari jalan agar bisa kembali kemasa lalu. Aku yakin kamu bisa."
"Tidak, aku ingin ikut. Kamu telah membantuku tadi, sekarang aku ingin balas jasa. Aku tidak ingin berhutang jasa padamu, walaupun kamu adalah suami masa depanku."
"Baiklah jika itu maumu, ayo ikut aku."
Mereka mengendarai mobil istrinya Bos, yang memang ditinggalkan diparkiran bawah tanah apartemen itu.
Mereka pergi ke sekitar wilayah apartemen itu, karena Bos yakin istrinya tidak akan pergi terlalu jauh.
Tetapi sekeras apapun usaha mereka mencari istri Bos yang hilang, tetap tidak bisa ditemukan.
Mereka terlihat putus asa. Noeul sebenarnya tidak mau kembali ke masa lalu. Ia tidak mau tersakiti dua kali. Tetapi, ia juga harus mengerti keadaan dan semua ini hanyalah kesialan baginya. Mengapa di sebut kesialan? Karena ia sudah tau masa depannya dengan prapai dan kehidupan prapai kedepannya seperti apa.
Sampai pada akhirnya muncul ide Bos.
"Bagaimana jika kita kembali ke Amerika? Untuk tidur bersama. Maksudku tidur seperti biasa. Aku berjanji tidak akan melakukan hal² lain padamu. Mungkin dengan itu kamu dan istriku bisa kembali ke keadaan semula."
"Tapi...apa kamu yakin itu akan berhasil?"
"Semoga saja. Setidaknya kita mencoba dulu. Tidak usah peduli soal uang dan semacamnya, demi istriku aku akan mengorbankan segalanya."
Noeul tahu perkataan Bos saat itu bukan untuknya, melainkan untuk dirinya di masa depan. Tapi, mengetahui seberapa pedulinya Bos terhadap dirinya yang di masa depan, membuatnya merasa bahagia dan melupakan kesedihannya yang baru saja menimpanya.
"Beruntungnya aku di masa depan"pikirnya
Mereka berangkat kembali ke Amerika. Dan saat malam tiba, mereka tidur bersama. Bukan dalam artian lain, melainkan benar² hanya tidur bersama. Tidak lupa noeul mengenakan piyama yang sama dengan yang telah ia kenakan saat pertama kali bertemu bos di waktu itu.
Dan benar saja, saat noeul terbangun, ia terbangun dikasur kamarnya sendirian.
Waktu menunjukkan pukul 5:32 a.m. ia membuka ponselnya , tertulis tanggal 1 januari 2023.
Artinya hari ini adalah hari pernikahannya dengan prapai. Sesakit apapun rasa sakit yang ia rasakan karena mengetahui masa depan, ia juga harus merasakan masa lalunya yang belum ia ketahui saat ia berada di masa depan.Ia segera mandi dan bersiap-siap mengenakan jas pernikahannya.
Jam sudah menunjuk pukul 07:45 a.m. sedangkan acara pernikahan akan dimulai dari pukul 11:30 a.m.
Belum lagi mempersiapkan hidangan dan lain². Maka dari itu ia harus bergegasIa sedang menunggu prapai untuk menjemputnya. Tetapi saat ia menelepon? Prapai sama sekali tidak memberi jawaban.
"Apa aku harus berangkat sendiri ya? Ini sudah telat? Mungkin dia masi bersiap-siap di sana."
Namun saat hendak berangkat ke lokasi pernikahannya, orangtua Noeul yang sudah berada di lokasi pernikahan Noeul dan Prapai sedari tadi, menelepon Noeul. Menyebabkan ponsel Noeul berdering.
"Ibu? Ada apa bu?"
"Anakku, calon suamimu... hiks"
Perasaan Noeul sudah tidak enak.
"Kenapa bu?! Prapai kenapa?!""Ia kecelakaan mobil nak..mobilnya tertabrak truk...sekarang ia berada di rumah sakit...hiks.."
"Jadi, ini ya kecelakaan yang di maksud suster itu"sekarang Noeul tahu, kecelakaan yang di alami prapai seperti apa.
"Dimana rumah sakitnya bu?!"
"Rumah sakit di jalan A nak...hiks"
Noeul mengebut dengan mobilnya. Ia tidak menduga akan secepat ini merasakan kembali rasa sakit yang sama
Prapai sedang di rawat di UGD. Dokter berkata jika ia tidak bisa menjamin keselamatan prapai. Karena prapai dalam keadaan berjuang antara hidup dan mati.
Untungnya setelah beberapa lama di UGD, dokter berhasil menyelamatkannya.
Namun, Noeul tidak bisa merasa senang. Tentu karena ia sudah mengetahui masa depan. Bagaimanapun ia terus datang ke rumah sakit itu untuk menjenguk parapai yang tidak kunjung bangun dari komanya.
.
.
Di hari kematian prapai, ia merasa sedih sekali. Yah, memang sudah takdir. Toh umur tiada yang tahu sampai kapan. Tetapi Noeul sudah merelakannya, walaupun berat dihati.
Beberapa lama kemudian ia tersadar, ia belum mengatakan ucapan terima kasih pada Bos saat itu. Ia masi ingat bahwa Bos pernah berkata bahwa ia adalah dokter di rumah sakit itu, dimetahui bahwa Bos adalah dokter jantung.
Ia menunggu Bos keluar dari ruang jaganya, dan saat Bos keluar dari sana, Noeul menghampiri Bos.
" terima kasih untuk hal yang telah kamu lakukan di masa depan saat itu."
Bos bertanya-tanya maksud Noeul, "namaku Noeul, aku tertarik padamu, dokter Chaikamon."
Noeul rupanya sudah mulai belajar menaruh hati pada Bos Chaikamon. Ia sudah bisa menebak bagaimana bahagianya ia dan Bos dimasa depan nanti. Maka kali ini, ia-lah yang akan memulai kisah mereka.
END