Tak mau menyangkal jika payu begitu penasara dengan sosok yang akan menjadi fokus bidiknya esok. Banyak kabar burung tentang wanita itu.
Meski memiliki image sexy dan ekspresi datar, Rain terkenal akan kerendahan hati dan kebaikan. Tak sedikit pria yang telah ia tolak mentah². Bahkan berhembus kabar jika gadis itu telah mempunyai pacar, namun mereka masi tetap memujanya. Dari semua alasan itu, Payu semakin tertarik dengan sosok wanita dihadapannya.
Apakah Payu termasuk jajaran penggemar Rain?
Tidak.
Payu hanya penasaran. Ya. Payu menyebutnya begitu.
Sang fotografer hanya mendengar gosip itu dari beberapa rekan kerja yang begitu menggilai Rain. Maka dari itu 'penasaran' adalah kata yang pas.
Baru kali ini mereka dipertemukan dalam sebuah project yang sama terlebih menghabiskan waktu lumayan lama disuatu pulau. Saat mendapat kesempatan ini, teman Payu meringis iri.
Payu tak melewatkan kesempatan ketika Fiat Manager Rain membiarkan wanita itu berjalan sendirian.
Membawa bekal untuk pendekatan, ia sendiri heran bisa seagresif ini mendekati wanita.
Sebuah ikat rambut sebagai perantara, namun Payu malah terperangah melihat tengkuk mulus Rain yang terpampang jelas dihadapannya.
Rain menggigit ikat rambut, jemari indah menyusur dari pangkal rambut merapikan, menarik helai menjadi satu ke pucuk kepala.
Menelan ludah dengan berat, Payu mengakui jika ia menikmati pemandangan ini. Rain yang sedang mengikat rambutnya saja sudah sexy. Bibir tebalnya sungguh menggoda untuk di kecup. Tak mengherankan temannya begitu menggilai seorang R.N.
"Kau lebih cantik dengan rambut terikat," entah niat dari mana Payu tanpa terkendali mengucapkan apa yang ia pikirkan.
"Te..terima kasih, Payu-sshi."
Senyum tak dapat tertahan mengamati Rain yang kini tersipu malu. Sungguh Rain begitu menggemaskan. Bolehkah ia mencubit pipi merah itu? Payu yakin pipi itu selembut pantat bayi.
Tak tau saja Payu, jika jantung Rain serasa ingin meledak.
"R.N-sshi, apakah nanti kau....
"Rere-ya!"
Ucapan Payu terhenti menyadari sosok lain mendekat.
"Sky, kau sudah selesai?"
Sky tersenyum ramah, "Hai, Payu." Sky pernah di potret oleh Payu. Suatu hal yang lumrah jika ia menyapa pria berkulit eksotis itu.
"Hai, Sky hyung." Perlu digaris bawahi jika Sky lebih tua 2 tahun dari fotografer itu "apa kabar?"
"Hm, untuk saat ini sungguh buruk"
Rain dan Payu bertatap melihat Sky yang seperti kebakaran jenggot.
"Disini sangat panas. Aku belum memakai sunblock. Lihatlah ini, kulitku merah semua. Ayo ke dalam Rere-ya." Panggilan itu khusus ditunjukkan pada Rain. Itulah panggilan untuknya di public. Menurut Sky, lidahnya masi aneh memanggil nama R.N pada Rain.
"Fiat oppa sudah masuk ke dalam, kau bisa menyusulnya." Dalam hati Rain memberontak. Yang benar saja. Payu menghampirinya dan Sky bodoh mengganggu.