Get It Up:Part 1

481 48 3
                                    

Jika Sky ikut, bagaimana bisa ia pendekatan dengan payu?

.

.

.

Publik memandang jika Rain wanita, selalu tertangkap bersama Sky. Dari sana, dimulailah gosip itu. Lagi pula hubungan Prapai dan Sky dirahasiakan. Bukankah gosip itu menguntungkan keduanya? Sayangnya baik Rain maupun Sky selalu merinding jika memikirkan mereka benar² berpacaran.

Jika keduanya sudah beda pendapat, ya yang seperti itu tadi selalu terjadi. Untung saja Fiat sebagai manager mempunyai jiwa penengah.

"Aku datang kesini untuk berdiskusi.....

"Kita berdiskusi setelah Sky pulang."

"Aku tidak akan pulang! Aku menginap disini!" Putus Sky yang kini melepas coatnya. Ia berjalan menuju kulkas mengambil cola. Dia sudah benar² menganggap rumah Rain bak rumahnya sendiri.

"Kita lanjutkan pembahasan yang tadi, Rain."

Meski ia duduk, Rain menghentakkan kaki pertanda jika ia benar² kesal. Wajahnya cemberut tak senang. Alis bertaut. Mengerucutkan bibir disertai tangan terlipat. "Apa lagi, hyung? Ulat bulu?" Rain mulai melantur.

"Hal yang terpenting bukan masalah ulatmu kelihatan sewaktu kau memakai bikini. Disana," jari Fiat menunjuk pada kertas yang ia lempar tadi. Fiat bisa mendengar kikikan Sky saat mengucapkannya,
"Disana tertulis kau masih mengenakan kemeja putih. Aku tak mempedulikan itu. Namun ada satu hal terpenting."

"Tentang payu," tebak Rain.

"Nah. Kau benar² bodoh." Sudah sejak awal rahasia dalam lingkaran persahabatan mereka jika Rain sangat mengidolakan payu. Ada suatu kisah masa lalu tersendiri.

"Kau selalu tak menyetujuiku dengan payu! Aku membencimu!" rajuk Rain

"Ayolah Rain, apa yang kau sukai dari pria playboy itu? Kau menolak Lian yang seratus kali lebih baik hati, demi menunggu payu bahkan kau belum kenal. Kau sudah menjadi model, tak harus bukan kau memberi tahu ini kepada payu?" Fiat berusaha menjauhkan Rain dari Payu yang terkenal suka mempermainkan wanita. Fiat tak ingin Rain selalu tertangkap oleh bayangan payu dan menjadikan payu sebagai patokan kekasih.

"Tapi....

"Sadarlah Rain. Dia itu suka dengan wanita. Dia tak sama seperti kita. Dia tidak gay. Aku hanya tak ingin kau tersakiti. Terlebih apa kau akan berkata jujur kepada Payu? Apa payu akan mengingatmu?"

Raut wajah Rain melayu. Kepalanya tertunduk.

Tanpa Fiat bilang, Rain sadar statusnya yang berbeda dengan yang lain. Apakah Rain salah jika ia iri dengan kedua sahabatnya yang sudah punya tambatan hati? Hanya Payu yang selalu menarik perhatian Rain.

Bukan karena payu tampan, ada satu hal yang membuat Rain begitu tertarik

Senyum payu.

Senyuman yang selalu membuat Rain terpaku dan terpukau. Tak ada yang bisa membantah karisma fotogrfer itu. 'mengapa Payu tak menjadi model saja? Dia lebih pantas menjadi model.' pikiran itu selalu membayangi Rain dan wujud betapa ia sungguh mengagumi pria itu. Dan sebuah kenangan masa lalu yang tak mungkin ia lupakan sekaligu menepati janji mereka.

Dilain pihak Sky yang telah bergabung, tak memahami maksud pembicaraan yang sedang berlangsung. Dia hanya duduk diam menikmati Cola. Tidak.....belum..berani menyala.

PayuRain OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang