Bersenang-senang itulah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana hati Rain dan Payu.
Cuacapun memberi izin keduanya untuk bebas berjelajah di wisata alam tanpa khawatir akan tetesan air mengguyur.
"Uwaa! Ini sangat asam!"
Payu terbahak keras melihat ekspresi mengkerut Rain. Model itu mencicipi buah salak khas bali yang terkenal dan tak disangka rasa sepat menguar. "Kau sangat menggemaskan R.N noona." Tanpa mempedulikan ekspresi Rain, Payu mencubit gemas pipi Rain.
Dan itu semua hanyalah ada di khayalan Payu.
Karena tak semua yang diharapkan akan menjadi tercapai dengan mudah. Didunia nyata bukannya Rain tak suka dengan buah salak itu, namun ia malah menikmati seolah itu buah terenak yang pernah ia makan.
"Ini asam, tapi aku suka rasanya. Unik," puji Rain. Sudah tiga buah ia habiskan namun nampaknya dia masi ingin makan lagi. "Kau mau Payu?"
Payu hanya melongo. Waktu pertama kali ia mencoba makan buah itu kiranya setahun yang lalu saat ia ke Bali, Payu bersumpah tak akan mencicipinya lagi. Padahal ia hanya berniat mengerjai Rain, tapi serkarang Rain begitu khidmat memakannya.
"Ini makanlah," Rain memberikan satu buah salak namun Payu mengibas telapak tangan, menolak buah itu.
"R.N noona, ayo kita ke Danaunya saja." Lebih baik mengalihkan perhatian, itu yang Payu pilih. Ia membayar beberapa lembar rupiah kepada pedagang buah salak lalu pamit pergi.
Digandengnya tangan Rain erat sembari berjalan mendekati danau.
"Indah bukan, R.N noona?"
"Um!" Rain mengangguk. Birunya langit memantul pada birunya air. Hijau pepohonan pegunungan. Angin semilir sejuk membawa embun.
Pemandangan ini lebih menyegarkan daripada pantai yang cantik, Danau menyuguhkan nuansa berbeda.
Mulai dari Bedugul, hari berikutnya Rain dan Payu kembali mengadakan traveling berdua mengitari Bali bahkan sekarang hari ke lima mereka mampir ke lombok.
Kedua insan itu semakin akrab dan saling membuka diri.
Rain duduk santai di kursi jemur menunggu Payu berenang. Sungguh tak habis pikir mengapa Payu susah payah ke lombok untuk berenang, nyatanya di Resort yang mereka sewa pun ada kolam renang.
"R.N noona, kau serius tidak mau belajar berenang?"
"Tidak. Terima kasih."
Dengan tubuh basahnya, Payu berjalan mendekati Rain.
Selain untuk menghalangi sinar matahari secara langsung, tujuan Rain memakai kacamata hitam adalah agar bisa menghindar menatap tubuh payu secara langsung.
Yang benar saja. Tubuh Payu begitu menawan. Otot tercetak pas proposi. Lekukan abs membuat Rain menelan ludah iri ingin menyentuhnya. Terlebih sekarang Payu hanya memakai celana renang hitam ketat. Rain dapat jelas melihat tonjolan kejantanan Payu yang berukuran tak bisa dianggap remeh.
Sadar jika Payu duduk di sandingnya, Rain memejamkan mata. Jangan sampai matanya ternodai.
Jangan sampai.
"Ayolah, R.N noona. Aku akan mengajarimu."
Rain menghela napas. Ditegakkan duduknya dan menatap mata Payu, sebisa mungkin jangan turu kebawah sedikitpun. "Aku tak ingin Payu, jangan memaksa."