Noeul terbangun saat matahari pagi mulai menampakkan dirinya dari balik kaca jendela kamar Yuren
Perlahan lahan matanya mulai terbuka, oh ia hampir lupa jika saat ini dirinya sedang tidur di kamar Yuren, anak mantan kekasihnya.
Ia menengok ke samping kanannya, namun betapa terkejutnya dirinya, karena bukan Yuren yang berada di sampingnya, tapi Daddynya Yuren, Kim Payu. Wajahnya menempel pada pergelangan tangannya, kaki jenjangnya menindih kaki kanan Noeul, untungnya tangan Payu tidak sampai memeluknya.
"Loh? Dimana Yuren? Kenapa Payu yang berada di sampingku?"
Noeul menyingkirkan kaki Payu, perlahan lahan bangun dari posisinya, takut jika Payu ikut terbangun.
"Astaga."
Noeul dibuat geleng² kepala, ternyata Yuren tidur nyenyak berada tepat di belakang Daddynya.
"Bagaimana bisa malah Daddynya yang berada di tengah sementara anaknya di pinggir sana? Tapi, apakah Yuren tidur seperti itu? Atau Payu yang memindahkan anaknya? Tapi mana mungkin? Lalu mengapa Payu ikut tidur bersama di kamar ini? Bukankah dia punya kamar sendiri? Apa dia mabuk semalam?"
"Ah sudahlah lebih baik aku mandi dan membuatkan mereka sarapan."
.
.
Baru pukul enam lewat tiga belas menit, Noeul telah selesai mandi, dan mau tidak mau ia memakai pakaian yang ia gunakan untuk acara reuni tadi malam.
Ia melirik anak dan Daddynya yang masih tertidur pulas itu, masih dalam posisi yang sama saat Noeul bangun tadi. Noeul tiba² tersenyum, mengapa ia merasa seperti sudah menjadi Papanya Yuren begini? Ia jadi membayangkan jika mereka terus seperti ini, tidur bersama di satu ranjang yang sama?
"Kau gila, Eul."
Noeul membuang pikiran itu, dan segera menuju dapur untuk memasak sarapan.
Ia lihat dapur Payu sangat rapi dan bersih, juga isi lemari pendingin yang berisi makanan² sehat, Noeul menjadi semangat melihatnya. Payu hidup dengan baik walau tanpa pendamping.
Noeul berpikir sejenak, kira² sarapan apa yang harus ia masak, karena ia akan memasak untuk anak kecil.
Noeul akhirnya mengambil tiga butir telur, smoke beef, juga sosis, ia akan memasak telur dadar gulung dengan isian smoke beef dan sosis. Juga ia mengambil nori dan sayur sayuran segar.
"Kimbab dan telur dadar gulung kurasa cocok untuk sarapan. Semoga mereka menyukainya."
.
.
Noeul memasak dengan tenang, kesana kemari mengitari dapur, mengambil bahan² masakan sesuka hatinya. Sampai tak menyadari jika Tuan pemilik dapur telah bangun dari tidurnya, dan memperhatikan Noeul sedari tadi.
Satu masakan telah selesai. Noeul tersenyum cantik memandangi masakannya.
"Kau suka dapurku?"
"Astaga! Kim Payu kau mengagetkanku."
"Maaf."
"Payu, maaf aku tidak meminta izin terlebih dahulu untuk memakai dapurmu."
"Pakai sesukamu, Eul. Lagi pula, kedepannya dapur ini akan menjadi dapurmu, kan? Kau akan memasak disini untukku dan Yuren jika kita sudah menikah nanti."
Noeul rasa nyawa Payu belum terkumpul, jadi ia menghiraukan omongan Payu yang baru bangun tidur itu.
"Aku memasak telur dadar gulung dan kimbab. Apa Yuren bisa makan ini semua?"