My Werewolf Boy
Matahari belum menampakkan diri. Seisi rumah masih tertidur. Namun sang nenek telah bangun dan bersiap siap.
Ia membuka laci pakaiannya dan mengeluarkan sebuah sweater kuning. Tampaknya sweater itu telah cukup tua.
Sang nenek berpakaian rapi dan mematut dirinya di cermin, menyadari kerutan² yang telah muncul di wajahnya. Ia adalah Do Noeul.
Nenek Eul melihat ponselnya, dan tidak menemukan pesan apapun. Ia duduk di ruang tamu yang masih gelap, seakan sedang menunggu seseorang.
Seisi rumah telah bangun dan mereka sarapan bersama Nenek Eul. Nenek Eul tinggal bersama putri, menantunya, juga cucu lelakinya di Amerika.
Ia masih memiliki seorang cucu perempuan bernama Rain yang saat ini kuliah di Korea.
Nenek Eul tampaknya sangat menyayangi cucu perempuannya ini. Ia ternyata menanti telepon Rain sejak pagi.
Ibu Rain berkata Rain telah menelepon kemarin malam dan menanyakan keadaan Neneknya. Nenek Eul menggerutu karena Rain tidak meneleponnya langsung.
"Hari sudah malam ketika Rain menelepon dari Korea." Kata Ayah Rain.
"Mungkin Rain sudah memiliki kekasih." Kata Ibu Rain.
Semuanya terkejut. Nenek Eul hanya tersenyum dan menganggapnya hal yang wajar, sedangkan ayah Rain sangat protektif terhadap putrinya.
.
.
Telepon berdering. Ibu Rain mengangkatnya. Itu adalah panggilan telepon untuk Nenek Eul dari Korea. Namun bukan Rain yang meneleponnya.
Begitu Nenek Eul mendengar apa yang dikatakan si penelepon, ia nampak terdiam dan merenung. Anak dan menantunya tampak khawatir. Nenek Eul melihat mereka dan berkata ia harus ke Korea.
.
.
Setibanya di Korea, Nenek Eul dijemput oleh Rain. Mereka berpelukan dengan gembira.
Rain mengantar Neneknya ke suatu tempat. Selama perjalanan ia menceritakan kuliahnya. Ibu Rain sempat menelepon untuk menanyakan keadaan ibunya.
Nenek Eul mengatakan pada putrinya kalau ia sudah makan dan minum obat. Ibu Rain masih khawatir ibunya berpergian dalam usia yang sudah lanjut.
Nenek Eul dan Rain tiba di tempat tujuan. Dulu Nenek Eul pernah tinggal di tempat itu. Lokasinya jauh dari kota dan cukup terpencil.
"Tempat itu menyeramkan, rasanya seakan akan ada monster yang akan keluar." Kata Rain
"Aku juga merasa hal yang sama ketika baru pindah ke sini." Kata Nenek Eul
"Berapa usia Nenek waktu itu?" Tanya Rain
"Kira² seusia dirimu, saat aku masih cantik." Kata Nenek Eul. Lalu ia memandang rumah besar tua di hadapannya.
.
.
47 tahun lalu...
Dari rumah yang sama, keluar seorang pria mengenakan jas hujan dan membawa sebuah ember. Kondisi rumah itu tampak menyerampakn karena tidak terawat.