Pukul lima tiga puluh pagi, Payu terbangun dari tidurnya. Payu memang merupakan laki² yang termasuk ke dalam golongan morning person, karena saat weekdays ia memang harus bangun pagi untuk mengantar anaknya ke rumah orang tuanya dan pergi bekerja setelahnya. Walaupun hari ini adalah hari liburnya, ia juga akan tetap bangun Pagi.
Awalnya Payu sangat merasa berat hati harus menjalani hidup hanya berdua dengan anaknya seperti itu, namun seiring berjalannya waktu, Payu mulai terbiasa dan menikmatinya. Katanya, bangun pagi malah menambah semangatnya saat bekerja.
Ia melihat anaknya masih tertidur pulas di bawah selimut. Payu membiarkannya. Lagi pula hari ini adalah hari libur. Ia juga merasa kasihan pada Yuren, usianya baru tiga tahun, seharusnya ia masih bebas bangun tidur jam berapapun, karena dia belum bersekolah. Tapi karena dirinya harus menitipkan Yuren pada orang tuanya, Yuren harus ikut bangun pagi, walaupun setelahnya mungkin Yuren akan kembali tidur di rumah Kakek Neneknya.
Payu bangkit dari ranjang Yuren, bergegas keluar dari kamar sang anak, dan memasuki kamarnya untuk mandi dan menyiapkan sarapan untuknya dan Yuren.
.
.
"Dad~ mau pipis~"
Payu melirik jam tangannya, pukul enam lewat empat puluh lima menit, anaknya bangun dan kemudian menghampiri Daddynya di dapur.
"Nak, ke kamar mandi dulu ya, sebentar sayang, Daddy angkat ayam gorengnya dulu. Kalau sudah, bajunya di lepas ya Nak, nanti Daddy kesana, kita mandi."
Yuren menurut dan sedikit berlari menuju kamar mandi.
"Nak, pelan-pelan. Nanti jatuh."
"Sorry Dad."
Ayam goreng telah siap. Ia mematikan kompor dan meninggalkan dapurnya terlebih dahulu untuk mengurus Yuren.
.
.
Yuren telah rapi dengan celana jeans dan trutleneck coklat, juga tatanan rambut yang di biarkan menutupi dahinya, persis seperti sang Daddy saat ini, menunggu sang Daddy memasak sarapan untuknya.
Sebenarnya, itu adalah impian Payu. Dikaruniai seorang anak laki², jadi dirinya bisa bebas mendandani anaknya dengan gaya yang sama dengan dirinya. Jadi, hal seperti ini sangat sering bahkan hampir setiap saat mereka ingin pergi berdua, mereka akan memakai pakaian dan gaya yang serupa.
Yuren duduk dengan rapi memperhatikan gerak gerik Daddynya, terkadang menuju kulkas atau menuju wastafel untuk menyalakan air kran, entah untuk apa.
"Daddy! Ini sangat wangi. Apa Daddy sudah selesai? Aku lapar, Dad."
"Sudah, Nak. Sabar ya~"
"Aku mau makan dengan piring dan gelas bergambar kelinci yang aku beli saat bersama Kakek, Dad."
"Dengan piring dan gelas itu lagi?"
"Ya! Itu kesukaanku."
"Baiklah, Nak. Makanan akan segera datang untuk jagoan Daddy."
Entah sejak kapan Yuren sangat menyukai kelinci. Katanya, kelinci itu lucu.Tontona youtube yang selalu ia lihat adalah " rabbids invasion."
"Nasi goreng mentega dan ayam goreng telah siap untuk Kim Yuren, kesayangan Daddy."
"Heumm~ wangi sekali. Aku ingin makan sendiri, Dad."
"Tentu saja boleh, makan dengan baik ya, Nak."
Payu benar² bangga pada Yuren. Ia tumbuh menjadi anak yang mandiri.