Pukul lima lewat tiga puluh lima menit, Payu telah meninggalkan area kantornya. Membelah padatnya lalu lintas Seoul sore hari.
Perjalanan menuju The 3003 Cafe memakan waktu kurang lebih satu jam. Tepat pukul enam lewat tiga puluh menit Payu tiba. Cafe itu memiliki halaman yang sangat luas, mobil dan motor terparkir rapi di halaman Cafe, Payu memarkirkan mobilnya persis berhadapan dengan pintu masuk Cafe.
Dari dalam Cafe Payu melihat laki² yang postur tubuhnya sangat Payu kenali, mengapa tiba² hatinya berdebar?
"Oh, ayolah Payu ah, mengapa seperti anak remaja begini."
Payu menyemprotkan wewangian di kanan kiri leher jenjangnya, juga pergelangan tangan di dekat nadinya sebelum keluar dari mobil. Kemudian, memeriksa wajah serta rambutnya di kaca spion.
Payu menghela nafasnya, "Tenanglah."
Payu masuk dan disambut oleh adik² kelasnya, entah mengapa saat ia baru saja memasuki Cafe, adik kelasnya tadi berbisik hampir histeris di belakang sana.
"Dimana Prapai?"
"Hyung!"
Prapai datang dengan seragam yang biasa mereka kenakan di hari Senin dan Kamis, celana abu² tua juga kemeja abu² muda.
"Hyung, selamat datang!" Prapai memeluk.
"Melihatmu seperti ini sungguh membuatku ingat akan masa SMA dulu."
"Hahaha, omong² apakah jaket olahraga juga celana olahraga sekolah kita seperti ini, hyung?"
"Aku hanya bisa menemukan baju ini, jadi ku ubah menjadi seperti ini. Aku yakin aku tetap tampan, atau bahkan lebih tampan dengan gaya seperti ini."
Keduanya tertawa, Prapai mengangkat kedua ibu jari tangannya, setuju atas apa yang Payu katakan.
"Jadi, kau bisa pulang sampai acara selesai, bukan?"
"Lihat nanti, kau panitia acara disini bukan? Lebih baik kau bantu teman² mu, aku akan mencari tempat duduk."
"Baiklah hyung. Jika kau butuh sesuatu, hubungi aku."
"Aku bisa melakukannya sendiri, Prapai ah."
Prapai pamit, sementara Payu mencari tempat duduk ternyaman. Juga tentu saja matanya melihat lihat mencari Noeul.
Kakinya berjalan kedepan, namun matanya melihat ke lain arah.
"Ck, dimana dia?"
"Aw!"
"Astaga, ma.. Eulby?"
"Apakah aku tidak terlihat?"
Noeul dihadapannya, memakai kemeja putih, celana coklat susu, juga blazer berwarna biru dongker, seragam dihari Rabu yang hampir lengkap Noeul gunakan, hanya kurang vest hitam sebelum blazer. Rambutnya ditata seperti saat sekolah dulu, rambut depan agak panjang sampai terkadang menutupi dahi, sungguh ini adalah gaya rambut Noeul yang paling Payu sukai.
"Ma.. maaf Eulby, maksudku maaf Noeul. Aku tadi sedang mencari kau.. maksudku Prapai."
"Bukankah kau sudah bertemu Prapai barusan?"
"Anu.."
"Tidak apa, Payu Sshi." Noeul tersenyum manis sekali. "Aku permisi."
"Eulby! Maksudku Noeul."
Ini kesempatan Payu, Noeul di hadapannya. Laki² ini yang belakangan mondar mandir dipikirannya. Setidaknya setelah acara selesai mungkin ia bisa mengajak Noeul untuk mengobrol sambil makan berdua saja.