"Kau sangat berbakat, noona." Puji Payu tulus sewaktu Rain melihat layar PC yang menampilkan slide hasil pemotretan.
Rain hanya membalas dengan senyuman.
"Aku tak menyangka, gadis pemalu sepertimu sangat sexy di depan kamera."
"Payu hentikan. Kau membuatku malu."
"Aku berkata jujur, noona. Kau terbaik!" Fotografer itu memamerkan kedua ibu jarinya.
Payu yang duduk, Memudahkan Rain untuk mencubit pipi pria itu. "Aku bilang hentikan Payu. Kau sungguh perayu ulung."
Tak merasa sakit oleh cubitan Rain, Payu malah terkekeh. "Aku ingin mentraktir R.N noona. Bagaimana kalau besok ke Bedugul? Disana sangat sejuk dan indah! Tahun lalu aku kesana dan aku ingin mengajak R.N noona kesana. Aku yakin R.N noona akan sangat menyukainya."
Alis Rain terangkat lalu mengerut. "Wah..benarkah itu? Besok bukankah masi ada jadwal?"
Jadwal pemotretan hanya berlaku dua hari dan sisanya adalah bonus untuk kerja keras para kru.
"Jadwal kita besok untuk sunset. Jadi, pagi hari kita mempunyai waktu luang dan bisa kesana. Ok. Fix. Aku pergi untuk mencari sewa mobil terlebih dahulu. Bye~ "
Tanpa sempat Rain berkomentar, Payu sudah pergi. Pria itu bersemangat lari entah ke mana.
"Dia itu seenaknya saja, dasar playboy."
"Astaga! Fiat hy..op..oppa kau mengagetkanku." Gerutu Rain hampir salah ucap. "Bisakah jangan memanggilnya 'playboy'? Dia sangat baik dan menggemaskan."
"Kau besok akan kencan dengan Payu?" Tanya Fiat to the point tanpa menghiraukan permintaan Rain.
"Bolehkah?" Rain bermain dengan alis meminta izin Fiat.
Fiat hanya bisa mengedikkan bahu, "Terserah. Kau sudah dewasa dan bisa menentukan pilihanmu sendiri."
Rain tercengang dengan jawaban Fiat. Ia berjalan mendekat merangkul lengan Fiat, "Apakah Fiat oppa marah padaku?"
Fiat hanya berdecak dan membuat Rain mengibas-ngibaskan tangan managernya untuk mencari perhatian. "Oppa~" Rain merengek mengikuti Fiat berjalan masuk ke hotel.
"Jangan merengek. Itu sangat menggelikan."
"Bukakankah aku imut, oppa?"
"Rain, sudah hentikan. Kau semakin lama semaki mirip Sky saja." Fiat mendorong dahi Rain menjauh dengan telunjuknya.
Rain melepaskan rangkulan dan menyebik, menatap sendu sang manager. "Kenapa sikapmu berbeda dari sebelum ke Bali? Bukankah kau selalu melarangku dekat dengan Payu? Lalu kenapa kau menjadi cuek? Apa aku melakukan kesalahan?"
Rain sungguh penasaran dengan berubahnya sikap Fiat.
Fiat menepuk pucuk kepala Rain. "Tidak, Rain. Aku hanya ingin memberimu kesempatan umm..kenangan yang indah disini."
Senyum Rain merekah, reflek ia memeluk Fiat. "Kau yang terbaik manager oppa~"
Fiat memberi setengah senyum, "Sekarang ayo kita susul Sky ke kuta. Anak itu terlalu lama berkeliaran sendiri. Aku yakin pulang besok bagasi kita penuh."
Keduanya tak lupa memberi salam terima kasih kepada semua kru dan pamit meninggalkan lokasi terlebih dahulu.
.