22. KEMBALI PULANG

8 2 0
                                    

HAPPY READING!!
.
.
.
.

"Pada akhirnya tempat pulang ternyaman ku hanyalah kamu"
– Langit Satya Wijaya –
.
.
.
.

"Ayo kita jalan sekarang, kita lewat jalan pintas aja, gw tau kok, mobil juga bisa lewat, lo tenang aja"

"Ya udah ayokk, eh bentar tapi lo bukan orang jahat kan, lo gak berusaha buat ngehipnotis gw kan"

"Enggak, gw gak bakal apa-apain lo,
tenang aja"

Kami berdua pun segera bergegas untuk pergi, aku memakai mobil ku dan Bagas memang motor miliknya.

"Ikutin gw ya"

Aku langsung mengangguk mengerti.

Sekitar 1 jam 30 menit kami sampai ketempat tujuan, anggota black moon gang? mereka belum datang saat ini, mobil ku aku simpan lumayan jauh dari tempat itu, ya biar gak di curigai aja.

"Mau minum? biar gw buatin"

"Enggak ah, tempat ini keren banget, gw suka tempat ini"

"Ini markas black moon gang Ja, ketua nya Aiden wakilnya langit, kami udah berdiri sejak lama, susah senang kamu lewati bareng-bareng"

"Jadi bener langit wakil ketua disini?"

"Iya bener, lo baru tau?"

"Iya, gw baru tau"

Sekitar 20 menit kami mengobrol tentang black moon gang juga Langit,  tiba-tiba bagas menyuruh ku untuk bersembunyi.

"Kayanya bentar lagi mereka dateng deh, lo cepetan ngumpet"

"Lah kenapa gw harus ngumpet, gw bukan buronan"

"Buat surprise aanjayy"

"Oh iya"

"Nanti kalo gw kasih kode lo langsung keluar, kalo gw udah tepuk tangan 3 kali lo langsung keluar, tapi jangan ada suara, oke"

"Oke oke"

Setelah di perintahkan untuk bersembunyi aku segera saja bersembunyi.

Beberapa menit kemudian ternyata mereka benar-benar dateng, omg mereka rame banget, aku malah takut, siapapun tolongin akuuu.

"Eh maneh ges datang ning" ucap Anggara.

"Kalian meni lila pisan anjir, tatadi urang nungguan kat te datang-datang"

Bagas kini memilih arah Langit, mata dia sembab habis nangis, sedari tadi dia gak berhenti nangis.

"Lang, ku naon maneh, kadie" suruh Bagas pada langit, tanpa basa-basi langit pun langsung saja duduk di sebelah bagas.

"Kumaha, tadi berhasil teu?" Tanya Bagas kemudian.

"Teing ah, senja sigahna ges geleh pisan ka urang"

"Ulah kitu maneh teh, senja te geleh ka maneh, maneh kudu tetep berjuang"

"Bakal, urang bakal tetep berjuang"

Sekitar 10 menit mereka mengobrol,

Tak lama Bagas pun menepukan kedua tangan nya itu 3 kali.

ANTARA BANDUNG, AKU, KAMU DAN KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang