Keesokan harinya Aran berangkat ke sekolah nya seperti biasa. Hari ini adalah hari pertama tahun ajaran baru di mulai. Aran berangkat menjemput Chika terlebih dahulu kemudian barulah ia berangkat ke sekolah bersama Chika.
Kini Aran sudah berada di parkiran bersama teman-temanya. Di sana juga terdapat Dey dkk selain Chika dan ashel yg harus mengurus para siswa baru harus menjalani MPLS.
"Wedeh yg baru pulang dari Jogja apa kabar nih?"tanya ollan
"Lo nanya gua apa nanya oleh-oleh nya?"tanya Aran
"Nah peka juga ternyata teman sejati aku ni"ucap Ollan
"Di mobil Noh ambil aja, sekalian bagi-bagi Ama yg lain"ucap Aran sambil melemparkan kunci mobilnya kepada ollan
"Nah gini kan enak"ucap ollan lalu berjalan menuju ke mobil Aran.
"Kita di kasih juga kan?"tanya indah
"Noh ambil aja, semuanya buat kalian. Kalo gitu gua duluan mau ke kelas"ucap Aran lalu berjalan pergi menuju ke arah kelasnya.
Di sepanjang lorong yg Aran lewati, terdapat banyak sekali siswa yang memperhatikan nya tak terkecuali semua siswa baru yg sedang berbaris di lapangan Karna lorong yg Aran lewati bersebelahan dengan lapangan. Aran tidak menanggapi itu, ia hanya terus berjalan dan sesekali menoleh ke arah para siswa itu dan tersenyum ramah.
Aran cakep banget calon aku
Kakak yg senyum aku yg meleleh
Anjir, demi apa? Aran senyum dong
Wah kayanya bakal kiamat nih gara-gara seorang Aran yg terkenal tembok jadi murah senyum kaya begini
Aaaa mas Aran, nodai aku mas
Oke abaikan yg terakhir. Aran yg mendapat teriakan dari beberapa siswa-siswi pun hanya tersenyum dan menggeleng kecil sambil melanjutkan langkahnya. Chika yg melihat perubahan pun tersenyum tapi ia melunturkan senyumnya Karna banyak siswa-siswi yg genit pada Aran pun hanya memasang wajah masamnya.
"Apaan sih pada genit banget"ucap Chika yg di dengar oleh ashel Karna Sahel berada tepat di sebelah Chika.
"jealous ya mbak?"tanya ashel dengan senyum jahilnya.
"Lo diem deh shel"ucap Chika kemudian pergi meninggalkan ashel yg terkekeh sambil menatap kepergian Chika.
Aran berjalan menuju ke kelasnya tanpa melunturkan senyum tipisnya, tak lama kemudian sampai ia di kelasnya. Semua penghuni kelas Aran menatap heran kepada Aran yg datang dengan senyum yg terus mengembang. Ada rasa tidak percaya di dalam pikiran mereka, namun itulah kenyataanya. Beberapa orang berfikir mungkin dunia akan tidak baik-baik saja.
"Ran? Lo senyum?"tanya Fano yg langsung menghampiri Aran
"Ya?"tanya Aran heran
"Gua kira Lo nggk bisa senyum"ucap Fano
"Eh fan, gua juga manusia kali"ucap Aran
"Nah begini kan enak gua ngeliatnya, Lo senyum begini tiap hari biar kagak keliatan kaku"ucap Zee
"Eh ngemeng-ngemeng dapet pencerahan dari mana Lo berangkat sekolah senyum-senyum begini? Biasanya juga muka tembok yg Lo kasih ke orang-orang?"tanya Dirga
"Dapet petunjuk dari pak tarno"ucap Aran malas kemudian berjalan menuju ke bangkunya.
Skip.
Istirahat tiba kini semua siswa keluar dari kelas mereka dan langsung menuju ke kantin termasuk Aran dkk yg saat ini sedang berada di kantin. Chika dkk tidak ke kantin Karna mereka bilang 'nggk ah, nggk asik kalo nggk ada Chika sama ashel' jadi mereka memilih untuk tetap di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
kutub Utara di hati ku [End] [Revisi]
Teen FictionAku membenci cinta. karna cinta,semuanya yg ada di dalam hidupku hancur -aran