Keesokan harinya Aran sedang berada di lorong sekolah seorang diri ingin menuju ke kelasnya. Lorong itu adalah lorong yg sama saat dia bertemu dengan Zee. Lorong yg sangat sepi dan hanya ada dirinya. Namun saat ia sedang berjalan toba-tiba ada seseorang yang menariknya menuju ke arah taman belakang sekolah yg di mana sangat jarang sekali siswa yg melewati tempat itu.
Aran tidak memberontak Karna ia sudah tau teman-teman Badrun akan berbuat apa padanya. Saat sudah sampai di taman belakang sekolah Aran langsung di lempar begitu saja. Aran yg di lemparpun reflek langsung berdiri. Mereka menatap tajam ke pada Aran. Aran yg di tatap pun hanya menatap mereka datar.
"Udah cukup Lo mempermaluin Badrun di hadapan semua orang, sekarang gantian Lo"ucap teman Badrun yg bernama Roy.
"Lakuin apapun yg kalian mau, kalau bisa"ucap Aran datar.
"Lo nantang kita?"tanya Bagas teman Badrun lainya
"Hajar"ucap Bagas.
Lalu mereka semua pun mulai menghajar Aran. Aran yg di hajar tidak tinggal diam. Ia melawan dan memukuli mereka semua hingga beberapa orang tidak sadarkan diri.
"Bos sama babunya sama aja, sama-sama gede bacotnya doang"ucap Aran lalu pergi meninggalkan mereka.
Aran berjalan menuju ke kelasnya namun tiba-tiba ia merasakan kepalanya sangat sakit. Entah kenapa kepalanya sering sekali sakit bahkan hampir tiap hari. Aran merintih kesakitan di taman itu ia segera meminum obat yg selalu ia bawa. Sakit, sakit sekali itu yg ia rasakan saat ini. Aran duduk di rumput sambil memegang kepalanya berharap rasa sakit ini akan segara berakhir.
"Arrgh sakit"rintih Aran sambil memukul-mukul kepalanya.
Lima menit kemudian kini rasa sakit di kepalanya sudah mulai berangsur hilang. Aran masih dalam posisinya dengan nafas yang masih memburu. Aran bangkit dari duduknya dan langsung menuju ke kelasnya dengan langkah yg sedikit sempoyongan Karna lemas. Saat sampai di kelasnya terlihat melody berada di kelas Aran. Aran yg merasa sangat lemas pun pandanganya menjadi gelap dan Aran pingsan di depan pintu kelasnya. Semua orang panik termasuk melody yg langsung menghampiri keponakannya itu. Melody meletakan kepala Aran di pangkuannya. Terpampang jelas wajah cemas di wajah melody saat ini. Ia takut jika keponakan kesayanganya ini kenapa-napa.
"Aran, Ran bangun kamu kenapa?"tanya melody sambil menepuk-nepuk pipi Aran namun Aran tak kunjung bangun.
"Kalian cepat panggil PMR kesini, SEKARANG!!"tegas melody pada dua murid di dekatnya.
"Baik Bu"ucap murid itu lalu segera berlari menuju ke UKS.
"Ran, Aran kamu kenpa?"tanya Chika khawatir
"Bu ini muka Aran juga bonyok, kayanya di habis berantem"ucap Chika
"Itu kita urus nanti Chika yg terpenting sekarang Aran sadar dulu"ucap melody
"Eh ada yg punya minyak kayu putih nggk?"tanya Chika pada teman-temannya
"Nggk Chik"ucap salah satu dari mereka
"Saya baru inget, biasanya Aran selalu bawa minyak telon kemana-mana"ucap melody
"Kok ibuk bisa tau?"tanya Chika
"Itu nggk penting"ucap melody lalu mencari minyak telon di dalam tas Aran. Melody pun menemukan apa yang dia cari lalu mencoba membangunkan Aran dengan mendekatkan botol minyak telon yg sudah di buka ke hidung Aran.
Tak lama kemudian para PMR pun datang dengan membawa tandu. Mereka langsung membawa Aran ke UKS untuk di tangani. Chika dan melody mengikuti para PMR ke UKS untuk memastikan Aran baik-baik saja.
Mereka semua menunggu Aran di luar bersama Chiko dkk dan Christy. Christy merasa sangat gelisah Karna ia mendapat kabar kakaknya tiba-tiba pingsan, padahal tadi pagi dia baik-baik saja. Kemudian dokter keluar dari UKS dan menemui mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
kutub Utara di hati ku [End] [Revisi]
Ficção AdolescenteAku membenci cinta. karna cinta,semuanya yg ada di dalam hidupku hancur -aran