59*

915 124 4
                                    

Setelah mengantarkan Chika pulang, Aran bergegas menuju ke kamar mandi nya untuk membersihkan tubuhnya. Karna hari ini adalah jadwal di mana ia harus menjalani kemoterapi. Aran berjalan menuruni tangga untuk menuju ke garasi mobil nya.

"Sore tuan"sapa Marco

"Sore"jawab Aran

"Di mana Christy?"tanya Aran

"Nona muda sedang ada ekskul musik di sekolahnya tuan"jawab Marco

"Baiklah. Aku akan pergi, dan kau jangan lupa jemput adiku tepat waktu, Karna aku tidak ingin adiku menunggu terlalu lama"ucap Aran

"Baik tuan"ucap Marco. Aran pun mengangguk kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju ke garasi.

Skip.

Kini Aran sudah berada di depan rumah sakit miliknya. Seperti biasa Ia berjalan menuju ke ruangan Mirza. Kini ia sudah berada tepat di depan pintu berwarna coklat. Aran mengetuk pintu itu dan tak lama kemudian terdengar suara seseorang yang menyuruhnya untuk masuk. Aran mengkahkan kakinya memasuki ruangan itu dengan Mirza yg terus saja tersenyum lebar ke arahnya. Aran mendudukan dirinya tepat di depan Mirza.

"Bagaimana kabarmu?"tanya Mirza

"Menurut mu?"tanya Aran

"Aku hanya basa-basi"ucap Mirza. Aran hanya menghela nafasnya kemudian menggelengkan kepalanya.

"Berhubung kau sudah datang, lebih baik kita lakukan sekarang, Karna aku masih banyak sekali pekerjaan"ucap Mirza

"Syukurlah kau memahami maksudku Karna aku sedang tidak ingin banyak bicara"ucap Aran

Mirza hanya menghela nafasnya kemudian berjalan menuju ruangan yg telah di sediakan. Aran berbaring di atas brankar dengan tangan yg sibuk dengan henfonnya. Mirza mempersiapkan semua peralatan dengan di bantu oleh satu orang suster. Mirza mulai menyuntikan jarum infus di tangan Aran. setelah selesai memasang infus, Mirza menyuntikan beberapa obat yg entah Aran sendiri pun tak tau obat apa itu.

Di saat Mirza menyuntikan jarum nya, seketika seluruh tubuh Aran terasa linu dan lemas. Otot tangan Aran tiba-tiba menegang dan urat tanganya seketika bermunculan. Mirza yg melihat itu hanya biasa saja Karna itu adalah hal biasa yg sering terjadi. Karna Aran tidak ingin terlalu merasakannya, Aran memilih untuk tidur sambil menutup matanya menggunakan sebelah tanganya.

Di tempat lain.

Terlihat satu orang pria paruh baya yg sedang duduk di sebuah taman. Ia melihat anak-anak yg sedang bermain di taman itu. Sesekali ia akan tersenyum melihat tingkah lakunya anak-anak yg ada di sana. Namun seketika ia teringat dengan sosok putranya.

"Kau di mana nak, ayah rindu denganmu"ucap pria paruh baya itu.

Pria paruh baya itu pun melangkah kakinya pergi dari taman itu, menuju ke tempat di mana keluarnya dulu pernah menghabiskan waktu bersama dengan bahagia.

Pria paruh baya itu pun melangkah kakinya pergi dari taman itu, menuju ke tempat di mana keluarnya dulu pernah menghabiskan waktu bersama dengan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kutub Utara di hati ku [End] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang