68*

647 85 2
                                    

Sore harinya, Aran sedang berada di rumah dengan Chika yg juga berada di sana. Entah mengapa Aran merasakan tubuhnya sangat tidak nyaman bahkan sebelum Chika datang kepalanya kembali sakit. Aran merebahkan tubuhnya dengan berbantalkan paha Chika. Aran menatap Chika lesu di kala gadis itu lebih sibuk dengan henfonnya dan mengacuh kan keberadaan Aran.

"Caa"panggil Aran

"Bentar dulu ran aku lagi chattingan sama Christan"jawab Chika.

Aran kembali menghela nafasnya dan beralih mengambil remote dan menyalakan tv. Tak lama kemudian Chika pun meletakkan henfon nya dan beralih menatap tv di depanya.

"Kamu kenapa sih ran Kok hari ini aneh bgt?"tanya Chika

"Nggk papa, cuman lagi ada masalah aja di kerajaan"ucap Aran

Chika pun hanya menghela nafasnya kemudian kembali menonton TV dengan tangan yg terus mengelus kepala Aran. Kening Chika mengkerut di kala melihat rambut Aran yg rontok sedikit demi sedikit. Ia mengambil beberap helai rambut aran kemudian mengamati lekat rambut Aran.

"Ran kok rambut kamu rontok?"tanya Chika

"Nggk papa itu aku cuman salah shampoo aja"jawab Aran.

Chika yg mendengar jawaban Aran pun hanya menganggukan kepalanya tanpa rasa curiga sedikitpun. Mereka pun melanjutkan aktivitasnya yg sempat tertunda tadi.

______________________________________

Malam harinya, Aran terduduk kursi yg berada di balkon kamarnya dengan sebuah buku album yg ia pegang. Aran tersenyum di kala melihat foto-foto yg ada di album tersebut. Seperti mengulang kembali kisahnya, Aran kembali membayangkan kisah demi kisah yg tersirat di beberapa foto yg ia lihat. Ada sedikit rasa sesak yg ia rasakan namun ia tak ingin terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Aran terus tersenyum menatap foto demi foto yg ada di hadapannya. Kemudian ia pun menatap langit cerah bertabur bintang yg menghiasi malam yg sunyi ini.

"Lihat ma, bagai mana bahagianya kita dulu"ucap Aran tersenyum sambil manatap jutaan bintang yg jauh di atas sana.

"Huft. dunia ini terasa begitu sepi tanpamu. andai saja kita bisa berkumpul bersama seperti dulu lagi, mungkin aku akan sangat bersyukur pada tuhan. Heheh tapi sayangnya tidak"ucap Aran yg di akhiri dengan kekehan.

Aran terus bercerita tentang hari-hari nya yg terasa sepi dan menyedihkan, namun bibirnya begitu pintar hingga mengubah segala kepedihan yg ia rasakan menjadi sebuah kebahagiaan yg tiada batasan.

Skip.

2 bulan berlalu namun hubungan Aran dan Chika tidak menjadi lebih baik semenjak kedatangan murid baru itu. Aran merasa Chika semakin jauh darinya, bahkan Chika sering sekali menolak ajakan Aran untuk bertemu dengan alasan 'aku lagi sama Christan' Aran tentunya marah tapi saat ia ingin berbicara pada Chika, gadis itu seolah menolak dan memilih untuk pergi.

Seperti saat ini, mereka sedang makan siang bersama-sama di kantin sekolah tidak ada yg berbicara, semua orang yg ada di meja itu pun hanya diam sambil mendengar kan semua obrolan dua insan yg ada di sebelah mereka. Chika asik mengobrol bersama Christan dengan di selingi canda dan tawa. Namun berbeda dengan Aran yg hanya menatap datar Christan dengan sambil memakan makanan yg ada di hadapanya.

Terkadang Aran akan meremas kuat sendok yg ada di tanganya untuk meredam kemarahan nya di kala melihat Chika dan Christan yg tertawa bersama. Bukanya Aran tidak suka Chika tertawa lepas seperti saat ini, tapi ia hanya tidak suka melihat tatapan Christan pada Chika. Tatapan itu terlihat seperti tatapan seseorang yg sedang jatuh cinta. Aran yg sudah tidak tahan pun membanting sendok nya ke meja.

Brak

Aran membanting sendok yg ada di tanganya dengan kuat hingga membuat seluruh penghuni kantin seketika diam dan menoleh ke arah Aran. Semua orang menoleh termasuk Chiko dkk dan Chika dkk yg ikut menoleh ke arah Aran.

kutub Utara di hati ku [End] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang