Manusia yang bebas adalah orang yang berani meninggalkan sisi kewarasannya.
Selangit Maikari Kie
***
Semester baru, gaya baru, semangat baru! HUH HAH!
Bukan! Itu bukan tagline iklan apalagi jargon kuis waktu mau ospek! Itu adalah jeritan tekad Maika, yang sudah bersabda bahwa hari ini ia akan mencetak sejarah dalam peradaban Manusia. Sejak pagi sekali, Maika sudah mengerahkan seluruh tenaganya berdandan biar paripurna dari ujung kaki sampai ujung rambut, pokoknya inti pori-pori terdalam keteknya juga sudah dikasih parfum.
Hari ini seluruh murid Welais Nusantara wajib menghadiri pertemuan umum di Auditorium utama dalam rangka menyambut semester baru. Layaknya acara Pemerintah pengen peletakan batu pertama, tentu saja acaranya bersifat serimonial, wow sesuatu yang bukan generasi Z banget, tapi mau lari pun nggak bisa sebab kalau nggak hadir akan diberikan sanksi dari anak WWG. Kali ini Maika jadi anak penurut dulu, dia punya alasan kuat harus datang kesana dan sebagai bonus bisa memandang wajah Six sepuasanya.
Nggak buruk, yang perlu Maika lakukan hanyalah masuk lalu bikin semua orang terpesona.
Bahkan sebelum masuk Auditorium pun, derap langkah kaki Maika sudah mengundang banyak perhatian dari anak-anak yang lalu-lalang di koridor. Aslinya Maika memang sudah cantik, lalu dipoles oleh make-up tipis dan mix and match seragam yang super kece bikin gadis itu kelihatan ribuan kali lebih mempesona. Muka kaum adam nggak bisa bohong saat menganga lebar melihat sosok Maika melewati mereka dengan wangi parfum yang sangat candu, sial! Kemana saja mereka?! Kok baru sadar ada cewek secakep ini berkeliaran bebas di Welnusa?!
Tidak seformal murid-murid lain, sengaja hari ini Maika hanya mengenakan seragam hitam kebanggaan Welnusa tanpa jas almamater, satu kancing kemeja atasnya dibiarkan terbuka, dilengkapi dengan coker berwarna senada melingkari leher. Rok abu-abu gelap super pendeknya sangat cocok beradu dengan kemeja ketat bikin tubuh langsing Maika membentuk bak jam pasir, rambut panjanganya juga dibiarkan terurai indah ke pinggang, semua gaya itu disempurnakan dengan sepatu Boot The Jayden Black Stretch, yang sebenarnya lebih cocok dikenakan saat konser. Well, siapa yang mau marahin Maika pakai beginian? Semua anak Welnusa bebas berekspresi toh nggak ada larangan, dan kalaupun stylenya berlebihan. Satu Sekolah harus ingat, kalau bekingan Maika itu Kepala Sekolah. Sekian terima kasih.
Maika mengibaskan rambut panjangnya saat berjalan masuk ke dalam Auditorium. Serempak, seluruh orang yang ada di dalam mengalihkan pandangan penuh decak kagum. Hanya butuh beberapa detik bagi Maika untuk jadi pusat perhatian, berhubung acaranya belum mulai Maika masih punya waktu buat tebar pesona, ia sengaja lewat di depan The Rebilia, melirik Niel dengan tatapan mengejek. Cowok itu nggak berekspresi, dia duduk bersedekap balas menatap Maika tak kalah sinis. Peduli amat, Maika melangkah lurus ke kursi belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welnusa School II: The Summer After Rainy
Любовные романыBisa dibaca terpisah dari Welnusa School I; The Winter Found His Butterfly _______________________ Bagaimana jadinya kalau Sekretaris seorang anak konglomerat, justru mantan pasien Rumah Sakit Jiwa? Niel Bharta Kazuya tak pernah mengira bahwa Ayahn...