13 | Semerbak, Suaka dan Sialan

103 14 8
                                    

"Sebastian cepetan! Kita udah telat tau!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebastian cepetan! Kita udah telat tau!"

Naira dan Sebastian melangkah buru-buru ke dalam GOR, bangku tribun sudah full semua. Naira berdecak, sementara Sebastian bernapas kasar. "Kita nggak bakal telat kalau lo ngasih tau gue lebih awal."

"Kok lo jadi nyalahin gue sih?!"

"Ya menurut lo? Kenapa lo nggak ngasih tau gue kalau semalam lo nginep di asrama Niel?"

Naira mengalihkan tatapanya ke arah lain. "Lupa."

"Alah! Alasan lo dari zaman Fir'aun masih dipake ae."

Sebastian mendesah resah, akibat tindakan Naira yang baru menghubunginya tadi pagi, bikin Sebastian ketar-ketir. Ia sudah siap dari jam 06.00 pagi di kediaman Kazuya, namun begitu tiba di sana Naira sama sekali nggak ada di kamarnya, Sebastian sudah overthinking jangan-jangan nih anak mabuk lagi dan tidur di klub. Satu-persatu kenalannya Sebastian hubungi tapi nggak ada dari mereka yang tahu keberadaan Naira. Gimana nggak panik?! Mana kala sedang kalang-kabut, tiba-tiba Naira menghubunginya dan bilang bahwa dia ada di asrama Niel, gadis itu menginap lalu minta dibawakan baju ganti.

Kampret emang! Sebastian sampai punya kesimpulan terakhir, jangan-jangan Naira diculik lawan bisnis Kazuya. "Lagian lo aneh banget Ra, kemarin ngajakin nonton renang, belum juga lombanya mulai dah suruh pulang. Sekarang tiba-tiba mau nonton Maétala! Awas aja abis ini lo suruh pulang lagi, gue lempar lo ke lapangan!"

Naira meninju lengan Sebastian, "Kenapa sih marah-marah mulu? Darah tinggi lo kumat ntar, lagian masih pagi emosian banget."

"Heh nona muda! Ini udah jam dua belas! Pagi mata lo belekan kali!"

"Ah udah aaaah udah! Brisik! Nggak mau denger!" Naira menutup telinganya.

"Lain kali kal———"

Perdebatan mereka mendadak terhenti saat suara koor dan sorakan riuh menggema kompak memenuhi GOR. Naira dan Sebastian kaget, sempat penasaran apa yang membuat para penonton histeris, dan begitu keduanya memandang ke lapangan, tampak di sana Maika sedang membanting Niel Bharta Kazuya dengan teknik taekwondo.

HAH?!!!!

Naira dan Sebastian melotot, Itu benaran Niel kan? ITU BENERAN NIEL BHARTA KAZUYA. OH TUHAN, APA YANG TERJADI?!! KENAPA NIEL BISA ADA DI SANA?!!!

Naira menganga lebar, ia memukul-mukul lengan Sebastian seolah minta penjelasan. "Puja dewa! Apa gue ketinggalan sesuatu?!"

"Holy shit!" mata Sebastian melebar ke bukaan maksimal, seumur-umur dia hidup baru kali ini Sebastian lihat ada yang berani banting Niel, bahkan Naira yang juga sabuk hitam Karate tak mampu mengalahkan Niel tiap kali adu jurus. "What the fa———"

"HUWAWWW SEBASTIAN KENAPA ADIK GUE ADA DI SANA?!!!"

"Gue nggak tau Naira! Gue nggak tau gosh!" lalu Sebastian membekap mulut Naira. "Damn! Dan jangan teriak-teriak kalau dia adik lo! Identitas lo bisa kebongkar njir!"

Welnusa School II: The Summer After RainyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang