Maika yakin, banyak sekali rahasia Niel yang tidak ia ketahui.
Cowok itu ibarat gunung es yang hanya mencuatkan sedikit dari puncaknya ke permukaan. Sisa dari bagiannya tenggelam di dasar laut dalam, tak tersentuh dan tetap dijaga oleh samudera. Namun, bukan berarti Maika tak bisa menembusnya kan? Semua usaha harus dicoba, entah menggalinya keluar, mematahkan lempeng, atau menaruh bom disana untuk menghancurkan segalanya. Akan Maika lakukan apapun, untuk menyeret sisi gelap itu ke permukaan dunia.
Mustahil?
Oh tidak, biarkan Maika mencari tahu sendiri. Ia punya firasat bagus soal ini, perkara masuk ke dalam kamar Niel bukanlah hal sulit. Kini ia sudah memastikan kalau Niel sedang latihan orkestra, cowok itu takan kembali ke asrama dalam waktu dekat, jadi Maika punya kesempatan emas membongkar kamarnya untuk mencari sesuatu yang ia incar. No way! Bukan berlian, permata ataupun surat tanah, omong kosong. Sesuatu yang Maika cari bahkan lebih penting dari semua itu, hal ini menyangkut informasi penting dan rahasia yang Niel simpan selama ini.
Surat. Ya, yang Maika cari adalah surat dari Izabelle Caspiane yang selalu datang tiap minggu bersama sekuntum bunga mawar. Well, jangan fokus ke bunganya, karena Maika yakin itu cuma kamuflase, ia yakin sekali kunci utamanya ada di surat yang Niel terima.
Maika sudah mencari ke semua sudut kamar, namun hasilnya nihil. Maika agak putus asa, sebenarnya dimana Niel menyimpan surat-surat itu? Apa langsung dimusnahkan? Jelas itu kabar buruk, meski demikian Maika belum menyerah, ia sedang membongkar meja kerja Niel, bahannya terbuat dari kayu jati yang kokoh, Maika akui selera Niel memang sangat klasik, terdapat banyak laci di sudutnya dan semua dikunci. Bukan masalah, Maika ahli membukanya bermodalkan jepitan rambut.
Ini adalah laci terakhir yang ia buka dan sialnya Maika belum menemukan apa yang ia cari. Dengan berat ia mengembuskan napas kasar, sempat membenturkan dahinya resah ke permukaan laci, mungkin Maika akan menyerah tapi di waktu bersamaan ia mendengar sesuatu yang janggal kala mejanya bergetar. Bunyinya seperti perintilan kecil yang saling tumpang-tindih. Sontak alisnya merengut, sekali lagi Maika coba menggoyang mejanya lalu bunyi itu kembali terdengar. Bagus, Maika melihat harapan baru.
Maika coba menelisik ke sudut terdalam, ia menunduk untuk melihat bagian bawah meja dan tebakannya benar, ada satu laci rahasia disana. "YES! Come to mama baby."
Sekilas itu hanya satu laci biasa yang telah Maika buka sebelumnya, namun ternyata masih ada bagian rahasia di dalam laci. Posisinya tepat ada di bawah, terpisah oleh sekat jadi Maika perlu menarik naik bagian laci teratas dan menemukan penyimpanan di bagian dasar. Wow! Mata Maika terbelalak. Ia menemukannya, di dalamnya ada puluhan amplop surat dan satu kotak persegi panjang yang sangat bikin penasaran kalau nggak dibuka. Maika cekikan lagaknya mirip Ibu penyihir yang berhasil menjebak Snow white dengan apel beracun. Sudah Maika duga Niel bukan pribadi yang rumit di hal-hal sepele, dulu password hapenya saja 1111 kayak nomor operator jaringan, jangan tanya apa sandi sosmednya juga sebab semua angkanya pasti sama, dan Maika gedeg banget karena cowok itu terlalu acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Welnusa School II: The Summer After Rainy
RomanceBisa dibaca terpisah dari Welnusa School I; The Winter Found His Butterfly _______________________ Bagaimana jadinya kalau Sekretaris seorang anak konglomerat, justru mantan pasien Rumah Sakit Jiwa? Niel Bharta Kazuya tak pernah mengira bahwa Ayahn...