29 | Dan Demi Matahari dan Badai, Aku Mencintaimu

155 12 19
                                    

Kecewa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecewa?

Ya, Maika kecewa namun bukan kepada Niel, melainkan kecewa kepada garis takdir yang terus membelenggu mereka.

Maika akui setelah tak sengaja mendengar obrolan Niel dan Izabel kemarin, ia terus-terusan kepikiran tentang masa depan seperti apa yang akan menyambutnya kelak. Gelisah tanda tak pasti, marah tanpa tahu penyebab dan sedih yang tak usai membuat Maika bingung akan dirinya sendiri. Seolah bara kecil berubah jadi kobaran api yang besar, Maika sedikit keberatan kala tahu Niel akan bersama Izabelle Caspiene merangkai sisa hidupnya sampai tua. Tak adil, Maika putus asa atas dirinya, masa depannya dan tentu perasaan tak pasti yang terus menggorogoti raga.

Maika sengaja tidak merespons puluhan telepon Niel, cowok itu juga datang ke kamarnya tapi Maika menolak untuk bertemu. Maika akui Niel adalah manusia pantang menyerah, hingga tadi pagi Pak Akihiro menelepon lalu meminta seluruh Sekretaris Klan Kazuya untuk bertemu di kediaman utama. Maika harus menunaikan kewajiban, Niel sempat mengirim pesan tawaran pergi bersama, tapi lagi-lagi Maika mengabaikan pesannya. Alhasil mereka pergi terpisah dan baru bertemu di lokasi pertemuan.

Pak Akihiro sempat menatap mereka heran kala datang di waktu yang berbeda, Niel datang lebih telat 15 menit sementara Maika semenjak datang tadi ia sama sekali belum bicara sedikitpun. Tatapannya dingin, hanya saja ia tak bisa serta-merta menyembunyikan bengkak di bawah matanya. Situasi aneh itu juga disadari Naira Bashira Kazuya namun alih-alih bertanya ia lebih memilih tidak ikut campur, dan menyebat rokok di mulutnya hingga tersisa setengah.

"Bukan berarti nggak ada Tuan Kazuya, dan itu bikin lo bisa berlagak semena-mena ya, Nona cantik." Sebastian melewati meja Naira kemudian langsung mencabut batang rokok yang terapit di tangan gadis itu, membuangnya ke tanah lalu diinjak hingga padam. Naira melotot, siap melayangkan sumpah serapah tapi Sebastian lebih dulu menyambungkan. "Marahnya nanti aja, gue lagi nggak mood. Ntar abis urusan lo sama adik-adik lo kelar, baru lo boleh absenin kebun binatang ke gue. Kasian noh Maika lagi duduk disana lihatin elo, cobalah jaga image dikit."

"Anjin——"

"Karena semuanya sudah berkumpul, saya akan meminta pelayan untuk menghidangkan teh dan kudapan sekarang."

Naira baru akan mencaci sekretarisnya kala Pak Akihiro sudah lebih dulu memotong. Sebastian tersenyum geli, bikin Naira mencebikkan bibir kesal. Buru-buru sebelum tulang keringnya mungkin akan di tendang, Sebastian langsung lari dan duduk di sebelah Maika.

Maika menoleh sekilas sebelum fokus lagi ke depan. Saat ini 3 pewaris utama Klan Kazuya sedang duduk bersama. Bukan tanpa sebab, mengingat suksesi sebentar lagi akan diadakan, Tuan Kazuya selalu memastikan anak-anaknya punya waktu saling bertemu dan bertegur sapa satu sama lain. Seperti ungkapan darah lebih kental daripada air, suksesi bukanlah ajang bagi Kazuya bersaudara untuk mendeklarasi perang, siapapun yang terpilih Tuan Kazuya selalu menginginkan kedamaian diantara darah dagingnya. Pertemuan hari ini dilandaskan alasan persaudaraan, dan mungkin sebagai wadah musyawara apabila ada masalah yang sudah-sudah dan harus diselesaikan.

Welnusa School II: The Summer After RainyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang