TLE 09

569 65 13
                                    

Typo bertebaran

"Iya Gar! Sorry ya, acaranya sore sampe malem soalnya"

Erhan yang tengah tiduran di kasur sambil video call an dengan Kana, sang sahabat menunjukkan wajah sedih sekaligus tak enak karena tak bisa menemani sahabatnya itu.

Kana mengajaknya untuk di temani ke rumah tantenya sore nanti. Namun pemuda april itu tak sempat karena harus menghadiri acara ulang tahun bunda Erina.

"Ya udah sih Na~ ngga usah masang wajah kayak gitu juga, gue ngerti kok" kata Kana di seberang sambungan.

"Tapikan Gar, aku..."

Erhan tak melanjutkan ucapannya karena buru-buru di potong oleh Kana.

"Ck, iya iya gue tau! Lain kali kan bisa lo nemenin gue, jadi ngga usah ngga enak gitu mukanya. Gue paham situasi lo kok"

"Makasih ya Gar! Dan maaf sekali lagi" ucap Erhan dan dapat ia lihat Kana mengangguk di seberang sana sambil tersenyum.

Keduanya pun larut dalam obrolan yang cukup lama sampai Kana harus mengakhiri obrolan mereka karena sudah harus bersiap kerumah sang tante.

Tok

Tok

Tok

Seseorang mengetuk pintu kamar Erhan sesaat setelah panggilan videonya dengan sang sahabat berakhir.

Suara Mali pun terdengar setelahnya "Nana~ udah siap-siap belum?"

Erhan mengerutkan keningnya karena tumben kakaknya itu tidak langsung masuk ke kamarnya dan malah berteriak di depan pintu.

Lalu sejurus kemudian ia pun baru ingat jika tadi sepulang sekolah ia langsung mengunci diri dikamar karena merasa sedikit pusing.

'ah pantes aja kak Mali ngga langsung masuk' batinnya.

"Na~ kamu masih tidur?" Suara Mali terdengar lagi karena Erhan tak kunjung menjawabnya.

"Ngga kok kak! ini Hana baru mau mandi" jawab Erhan tanpa berniat bangun dari tempat tidurnya untuk sekedar membuka pintu.

"Oh, kalau gitu yang cepet ya Na~ mandinya, ini bunda Erin ada ngechat kakak, dia nanya kenapa kita belum ke sana bentar lagi acaranya udah mau mulai"

"Iya kak"

Setelah itu dapat Erhan dengar suara langkah kaki yang menjauh.

Hah

Erhan menghela nafas panjang, lalu dengan malas pemuda april itu beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan gontai menuju kamar mandi.

Sekitar tiga puluh menitan Erhan pun  turun ke lantai bawah menemui sang kakak dengan style formalnya, karena memang acara ulang tahun bunda Erina kali ini diadakan dengan konsep formal, sebab sang kepala keluarga Aditya juga turut mengundang beberapa rekan bisnisnya untuk menghadiri acara istri tercintanya tersebut.

"Langsung berangkat aja ya, ini udah mau terlambat! Ngga ada yang kelupaan kan?" Kata Mali saat melihat sang adik berjalan menghampirinya sambil membawa sekotak kado.

Erhan mengangguk, lalu tanpa banyak basa-basi lagi kedua bersaudara itu langsung bergegas berangkat ke tempat acara ulang tahun bunda Erina di adakan.

Neoma bersaudara sedikit terlambat tiba di tempat acara ulang tahun. Para tamu sudah memenuhi tempat tersebut bahkan acara utama sudah selesai beberapa menit yang lalu.

"Kita telat kak, gara-gara aku kelamaan siap-siap tadi" ujar Erhan yang merasa bersalah.

Mali merangkul adiknya itu dan tersenyum menenangkan "ngga masalah kok, yang penting kita bisa dateng dan ngga buat bunda Erin sedih"

"Masuk yuk, jangan sampai bunda ngira kita ngga jadi dateng" ajak Mali kemudian.

Keduanya pun berjalan masuk ke tempat acara dan sontak dua bersaudara itu menjadi pusat perhatian.

"Siapa mereka?"

"Wah itukan anak-anak dari Daniel Neoma"

"Dari berita yang ku dengar salah satu dari mereka adalah calon tunangan dari anak tertua pak Reswara Aditya"

"Satunya lagi kalau tidak salah adalah tunangan dari Yudhaskara, anak tunggal dari keluarga Amerta"

"Lihat deh, mereka berdua keliatan ganteng sama manis di waktu yang bersamaan"

Bisikan-bisikan dari para tamu undangan itu terdengar jelas oleh Mali dan Erhan, namun keduanya tak merasa terganggu dan malah terus berjalan hingga tiba di hadapan keluarga Aditya.

"Kalian dateng juga, bunda hampir ngira kalian ngga jadi dateng" ujar bunda Erina lalu memeluk kedua bersaudara itu.

"Maaf bunda, tadi Hana kelamaan siap-siap jadi telat deh" ucap Erhan.

Bunda Erina melepas pelukannya dan tersenyum "ngga perlu minta maaf sayang, yang penting bagi bunda kalian tetap dateng itu udah cukup mau itu telat atau ngga"

Mali dan Erhan tersenyum mendengarnya, mereka lalu menyerahkan hadiah yang mereka bawa pada bunda Erina, kemudian lanjut menyapa ayah Daniel juga Aditya bersaudara.

Setelah sedikit mengobrol, bunda Erina meminta Aiden untuk menemani Erhan mengambil makanan, sementara Mali yang masih kenyang memilih untuk menemui beberapa kenalannya yang juga turut hadir di acara tersebut.

"Na~! Kakak tinggal ke toilet bentar ya!" Kata Aiden yang tampak sesekali melirik ke arah ponselnya.

Erhan hanya mengangguk sebagai respon dan kembali sibuk memilih makanan yang ingin ia makan.

Melihat itu tanpa berkata apa-apa lagi, Aiden lalu menghilang dari pandangan.

Senyum kecut timbul di ranum Erhan, ia tau ingin ke toilet hanya alasan dari Aiden, karena sebenernya pemuda tampan itu ingin mengangkat telepon dari seseorang.

Bahkan Erhan tau siapa orang yang menelpon itu, karena nama penelpon sempat terbaca olehnya, yang memang sedari tadi melihat gerak gerik Aiden yang selalu sibuk sendiri mengecek ponselnya.

'haruskah sampai di sini aja? Aku udah capek banget loh sama semua drama ini kak!!'

Erhan meletakkan piring yang sedari tadi di pegangnya ke meja dengan sedikit kasar. Kemudian ia pergi meninggalkan acara tanpa sepengetahuan siapapun.

~~TLE~~

Kalian ngerti ngga sih sama alur ceritanya?? Kok pas gue baca ulang kayak aneh gitu ya alurnya!?😣😣

The Lost EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang