TLE 06

646 64 2
                                    

Typo bertebaran

"Kak Aiden kenapa ke sini Na~?" Tanya Kana begitu Erhan duduk di sampingnya.

"Minta di temenin beli hadiah buat bunda" jawab Erhan tanpa menatap sang sahabat karena ia sibuk mengeluarkan buku yang akan di pakainya.

"Cie kencan berkedok nemenin beli hadiah ini" goda Kana Menaik turunkan alisnya.

Erhan melirik sahabat tampannya itu tak suka "apa sih Gar, jangan berpikir yang aneh-aneh deh"

"Duh Nana~ sayang, gue tuh ngga berpikiran yang aneh-aneh tapi kan emang kenyataan kalau orang yang jalan berdua itu pasti ujung-ujungnya kencan bukan yang lain. Atau lo berharap yang lain gitu" Kana tersenyum misterius ke Erhan.

"Dari mana kamu tau kalau aku bakalan berdua aja sama kak Aiden?" Erhan kini menatap Kana.

"Ya tadi kan lo bilang dia minta lo nemenin dia jadi otomatis kalian perginya berdua aja dong"

Sudut bibir Erhan tertarik mendengar ucapan sahabat tampannya itu "kak Aiden ngajak aku bukan berarti, aku sama dia doang yang pergi karena pasti Juan bakalan ikut juga.. Sama seperti yang lalu lalu, setiap mau jalan pasti dia selalu di ajak sama kak Aiden, karena sebetulnya kak Aiden ngga pernah..." perkataan terakhir Erhan yang tidak selesai hanya mampu ia ucapkan di dalam hatinya.

"Lah kok gitu?" Kening Kana mengerut bingung.

"Udah ngga usah kamu pikirin, kak Aiden sama Juan emang udah terbiasa nyari kado bertiga sama aku" ujar Erhan.

Kana ingin buka suara lagi namun tak jadi karena bel masuk sudah berbunyi bersamaan dengan guru mereka yang datang memasuki kelas.

Pelajaran pertama pun di mulai dengan tenang, hingga waktu jam istirahat tiba.

"Gar, kamu duluan ke kantin aja ya, aku mau ke ruang guru dulu"

Kana yang tengah memasukkan bukunya ke dalam tas menatap Erhan "mau ngapain Na~?" Tanyanya.

"Mau nanya sama pak Doni nanti pulang sekolah ada latihan atau ngga, soalnya kan aku mau nemenin kak Aiden  beli kado" jawab Erhan.

Si pemuda tan mengangguk "oh ya udah. Kamu sekalian mau di pesenin  ngga biar nanti kamu ngga usah ngantri?"

"Hemm iya deh".

Keduanya lalu pergi ke arah yang berlawanan, Erhan ke ruang guru sementara Kana ke kantin.

Setelah bertemu sang pelatih dan mengabari Aiden, Erhan pun bergegas pergi ke kantin.

"Gimana Na~?" Tanya Kana sembari menyodorkan semangkuk bakso pada Erhan yang duduk di depannya.

"Engga ada latihan jadi aku bisa nemenin kak Aiden beli kado" jawab Erhan.

Kana mengangguk "hemm... Betewe maaf gue lupa nanya tadi lo mau makan apa, jadinya gue samain aja deh sama punya gue"

"Ngga masalah kok Gar, thanks ya" Erhan tersenyum lalu mulai menikmati baksonya.

Saat tengah lahap menikmati makanannya, ponselnya Erhan tiba-tiba bergetar menandakan sebuah pesan telah masuk.

Pemuda april itu merongoh ponsel yang ada di saku celananya dan mengecek siapa orang yang mengirim pesan padanya.

Erhan mengerutkan keningnya membaca pesan tersebut, ia tampak tak menyukai isi dari pesan itu, raut wajahnya berubah tak enak.

Pemuda tan yang ada di hadapannya ikut mengerutkan kening saat melihat raut wajah sang sahabat yang terlihat tak baik-baik saja.

"Kenapa Na~?" Tanyanya.

"Ngga kenapa-kenapa kok Gar" Erhan menyimpan ponselnya ke saku celananya sembari tersenyum dan kembali menikmati baksonya.

Satu alis Kana terangkat menatap Erhan "jangan bohong Hana, gue sahabat lo dan gue tau waktu lo lagi bohong atau ngga, jadi jujur sama gue lo kenapa?"

Erhan meraih tangan Kana yang ada di atas meja dan memegangnya sembari tersenyum "aku beneran ngga kenapa-kenapa Kanagara~ sayangku yang ganteng, ini kak Mali minta di beliin nasi padang pak Harto, tapi kan aku mau pergi beli kado jadi ngga bisa karena nanti pas pulang harus muter lagi ke area sini, kalau di beliin sekarang juga takutnya aku pulangnya agak sore an kan ngga enak lagi nasi padangnya" jelas pemuda april itu.

"Bener ngga bohong?" Mata Kana memicing menatap Erhan.

"Nih deh kamu baca pesan kak Mali sendiri" Erhan hendak mengambil ponselnya untuk di tunjukkan pada Kana, namun di cegah oleh pemuda tan itu.

"Iya iya ngga usah tunjukin ke gue, gue percaya kok"

Erhan tersenyum, tangannya yang tadi memegang tangan Kana terangkat mencubit pipi sahabat tan-nya itu.

"Ishh gemes banget sih kalau lagi marah, jadi baby sugar-ku yuk nanti tak beliin permen sekarung biar ngga marah-marah terus" godanya.

Kana mencibir "Halah sok sok an mau beliin gue permen sekarung, paling nanti yang ngabisin elo juga"

"Tau aja hahaha" tawa Erhan pun pecah.

~TLE~

Agak gimana ya!! 😅😅
B

tw gue belum ngetik yang kosan pak Dimas jadi up ini😅😅

The Lost EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang