TLE 23

572 65 7
                                    

Typo bertebaran




Erhan dan Kana menatap Andra yang tengah berdiri di depan gerbang sekolah mereka dengan tatapan bingung.

Keduanya lalu saling melirik kemudian pergi menghampiri pemuda kelahiran bulan Maret itu.

Andra yang melihat Erhan dan Kana berjalan menuju ke arahnya tersenyum sekilas.

"Hai!" Sapanya kemudian ketika kedua bersahabat itu tiba di hadapannya.

"Juan! Kenapa di sini? Lagi nungguin kak Aiden ya?" Tanya Erhan.

Andra kembali tersenyum.

"Ngga, aku ke sini buat jemput kamu" kata Andra.

Erhan menyerngit lalu menoleh sekilas pada Kana.

"Loh, bukannya yang jemput aku kak Mali ya, kok jadi kamu!" Heran Erhan.

"Itu aku di suruh bunda sama mama Fani, katanya kak Mali ngga sempet jemput kamu karena ada ekskul tambahan"

Erhan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Mama lagi sama bunda, ya!"

"Iya, mereka lagi di restoran dan kita di suruh ke sana"

Mendengar itu Erhan kembali menoleh pada Kana yang sedari tadi diam melihat ia berbicara dengan Andra.

"Gar, kayaknya hari ini ngga bisa deh" pemuda april itu menatap sahabatnya itu tak enak.

"Masih bisa besok, Na~. Ngga usah masang wajah ngga enak gitu aku ngerti kok" kata Kana.

Kini giliran Andra yang menyerngit melihat kedua sahabat itu.

"Kalian ada urusan, ya?" Tanyanya.

Kana dan Erhan mengalihkan perhatian pada Andra.

"Cuman mau ngerjain tugas kok. Kalian kalau mau pergi, pergi aja. nyokap kalian pasti udah nungguin. Tugasnya masih bisa di kerjain besok" kata Kana.

Andra menjadi sedikit tak enak pada Kana namun ia tidak bisa apa-apa karena ia sendiri juga cuma di suruh untuk menjemput Erhan.

"Kalau gitu besok ya, Gar. Nanti aku minta ijin ke mama sama papa"

Kana mengangguk.

Erhan dan Andra lalu pamit pada pemuda Maret itu. Kemudian berbalik pergi menuju motor milik Andra.

Melihat sahabatnya yang sudah pergi bersama Andra, Kana pun berbalik menuju parkiran untuk mengambil motornya dan bergegas pulang ke kosannya.

.

.

.

"Lagi liatin apa Na~?" Tanya Andra yang melihat Erhan tengah berjongkok di taman belakang rumahnya sambil memperhatikan sesuatu.

Btw, mereka sekarang ada di rumah Andra karena mama Fani dan bunda Erin masih ingin mengobrol setelah dari restoran. Ya katanya sih masih mau kangen-kangenan soalnya lama ngga ketemu.

Erhan yang mendengar pertanyaan Andra menoleh lalu menunjuk tumbuhan liar yang ada di depannya.

"Putri malu? Kamu suka tumbuhan liar itu!" Heran Andra karena yang di perhatikan Erhan sedari tadi ternyata sebuah tumbuhan liar.

Erhan mengangguk.

"Iya, aneh ya! Biasanya orang-orang suka tumbuhan yang indah atau yang menghasilkan buah tapi aku malah suka tumbuhan liar."

Andra diam menatap Erhan yang kembali sibuk memperhatikan tumbuhan putri malu itu

"Kamu tau ngga kenapa aku suka tumbuhan ini?" Tanya Erhan yang langsung di jawab gelengan kepala oleh Andra.

"Itu karena, walaupun dia tidak menarik, tapi dia kuat menghadapi berbagai macam kondisi. Mau di permainkan dengan cara di sentuh, di pukul atau bahkan di injak dia tetap bisa tumbuh subur di mana saja" jelas Erhan yang kini tengah menyentuh tumbuhan putri malu tersebut hingga daunnya mengatup.

Andra menyipitkan matanya dan menatap Erhan dalam seperti menyadari sesuatu.

"Na~, kau oke kan?" Tanyanya.

Erhan menoleh padanya dan tersenyum manis.

"Aku baik-baik aja kok!"

"Tapi..."

"Jangan mikirin yang aneh-aneh, aku denger itu dari Gara makanya aku jadi suka. Kamu ngga lupa kan kalau dari kecil aku udah suka sama tumbuhan liar kayak dandelion, daisy, sama ilalang" kata Erhan memotong ucapan Andra.

Andra terdiam sejenak lalu kemudian tertawa kecil karena bisa-bisanya ia melupakan salah satu hal yang di sukai oleh pemuda manis di depannya itu.

"Maaf, aku lupa" ucapnya.

Kemudian Andra mengajak Erhan ke kamarnya untuk istirahat karena sepertinya kedua ibu mereka belum ada niat untuk menyudahi acara mengobrolnya.

>TLE<

Mood lagi ngga bagus
Kalau jelek ceritanya bilang yak..



Ninit🍊

The Lost EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang