TLE 41

347 34 20
                                    

Typo bertebaran
Alur gaje

(Untuk chat dan tweet tolong abaikan tanggal dan waktunya)


Erhan masih di rumah keluarga Aditya dan sekarang ia tengah berada di ruang keluarga bersama Andra.

Entah apa yang sedang keduanya lakukan yang jelas mereka tampak serius memperhatikan ponsel milik si bungsu Aditya sambil duduk berdempetan.

Aiden yang ingin pergi tak sengaja melihat keduanya dan menghentikan langkahnya.

Tangannya mengepal kuat, dan perasaan tak suka itu lagi-lagi muncul di hatinya. Ingin rasanya ia memisahkan kedua pemuda yang lebih muda darinya tersebut agar tidak duduk begitu berdempetan.

Melihat kedekatan adiknya dan Erhan membuat Aiden melupakan niat awalnya untuk pergi.

Pemuda februari itu stay di tempatnya sembari terus memperhatikan tingkah kedua pemuda tersebut.

Keduanya asyik dengan dunia mereka  sambil sesekali tertawa kecil bersama dan itu membuat perasaan tak suka Aiden semakin menjadi.

Hati pemuda Aquarius itu terasa panas dan akhirnya ia pun berbalik ke kamarnya untuk menenangkan diri dan hatinya.

Tubuh bongsor itu di hempasan ke atas tempat tidur sembari menghela nafas panjang.

"Gue bener-bener ngga ngerti sama diri gue sendiri. Kenapa gue ngga suka liat Hana deket sama orang lain! Gue sebenernya kenapa?" Bingung Aiden.

Ia lalu merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Di bukanya ruang chat-nya bersama Argi yang tak pernah mendapat balasan.

"Gi, kenapa kamu ngga pernah balas chat dan angkat telepon kakak lagi? Kamu ngga berencana permainan hati kakak kan setelah semua yang terjadi? Gi, kakak takut dan bingung! Kakak mohon kasih kakak kabar, kakak butuh kamu.." lirihnya.

Aiden pun larut dalam pikirannya tentang Argi, hingga terdengar suara sang bunda yang memanggilnya.

Sulung Aditya itu pun beranjak dari tempat tidurnya dan menghampiri sang bunda yang ternyata berada di ruang keluarga bersama Andra dan Erhan.

"Kenapa, Bun?" Tanyanya.

Bunda Erin menepuk space kosong di sampingnya, mengisyaratkan pada putra sulungnya itu untuk duduk di sampingnya.

"Jadi kenapa, Bun?" Tanya Aiden lagi setelah duduk di samping bundanya itu.

"Ngga kenapa-kenapa" ucap bunda Erin membuat Aiden menghela nafas lelah dalam hati.

Ia lalu mengobrol bersama sang bunda, sambil sesekali memperhatikan Andra dan Erhan yang masih sibuk dengan dunia mereka berdua.

"Dari tadi bunda di anggurin sama mereka, jadi bunda manggil kamu biar ngga bosen" kata bunda Erin yang sadar Aiden memperhatikan adiknya dan Erhan.

"Eh! Emang mereka lagi apa sih, Bun?" Tanyanya.

Bunda Erin menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Ngga tau"

Aiden mengangguk dan sekali lagi memperhatikan adiknya dan Erhan.

'Sial, gue bener-bener ngga suka liat mereka deket kayak gitu' batin Aiden kesal.

'Sial, gue bener-bener ngga suka liat mereka deket kayak gitu' batin Aiden kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam pun tiba.

Erhan yang sempat tertidur sore tadi saat sedang asyik melihat-lihat sesuatu di ponsel Andra terbangun dari tidurnya.

Mata beriris rembulan itu perlahan terbuka.

'Eh! Bukannya tadi aku di ruang keluarga? Kenapa tiba-tiba bisa ada di kamar Andra!' Batin Erhan kaget saat mendapati dirinya tengah berada di kamar Andra.

Siapa yang membawanya ke sini pikirannya.

Pemuda manis itu lalu menolehkan kepalanya ke samping dan ia langsung mendapati Andra yang tengah tertidur pulas di sampingnya.

'Juan! Apa dia yang bawa aku ke sini?' Tebaknya.

Seulas senyum pun terbit di wajah manis pemuda Taurus itu dan tanpa sadar ia terus memperhatikan si bungsu Aditya yang sedang tertidur.

'Ganteng!' Batinnya dengan pipi yang merona.

Telunjuknya lalu terangkat menusuk-nusuk ujung hidung Andra dengan jahil.

Kikikikikik

Bungsu Neoma itu terkikik tertahan saat melihat Andra menyerngit dalam tidurnya.

Puas menyalurkan kejahilannya pada Andra yang tertidur, Erhan lalu mengambil ponselnya dan memotret si Aries, setelahnya ia menatap hasil fotonya dan tersenyum.

Puas menyalurkan kejahilannya pada Andra yang tertidur, Erhan lalu mengambil ponselnya dan memotret si Aries, setelahnya ia menatap hasil fotonya dan tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

Aiden sekilas melirik Erhan yang sedari tadi duduk diam sembari menatap keluar jendela mobil.

Kedua pemuda itu sekarang sedang berada di dalam mobil milik si pemuda valentine untuk mengantar si manis pulang kerumahnya.

Sepanjang jalan suasana sepi menyelimuti, karena baik Aiden ataupun Erhan tak ada yang berniat membuka suara untuk memulai obrolan.

Erhan sibuk dengan dunianya sendiri sementara Aiden ia terlalu canggung untuk mengajak si manis berbicara dan berakhir hanya bisa sesekali melirik pemuda yang lebih muda darinya tersebut.

'Rasanya aneh dan asing banget. Biasanya gue bakalan ngobrol banyak sama Hana kalo lagi berdua kayak gini, tapi sekarang kita cuma diem-dieman, dia bahkan dari tadi cuma ngeliat keluar jendela dan ngga ada natap gue sama sekali' batin Aiden.

'Apa gue ajak bicara duluan, ya? Gue ngga tahan sama suasana kayak gini' lanjutnya.

Pemuda Aquarius itu lalu menarik nafas dalam-dalam dan berniat mengajak Erhan mengobrol namun baru saja ia akan membuka mulut ponsel si Taurus tiba-tiba berdering.

"Iya Gar!" Suara Erhan terdengar membuat Aiden kembali meliriknya.

'Kanagara! Ck' si sulung Aditya berdecak dalam hati saat mendengar Erhan menyebut nama sahabatnya itu.

"Di jalan mau pulang, kenapa?" Suara Erhan kembali terdengar.

"Besok aja di sekolah"

"Iya iya, night!"

Sambungan telepon Erhan dan Kana berakhir bersamaan dengan mobil Aiden yang telah tiba di depan gerbang rumahnya.

Erhan buru-buru turun dan tidak lupa mengucap terima kasih pada Aiden.

"Makasih udah anterin Hana pulang, kak!"

"Iya, sama-sama" ucap Aiden.

"Hana masuk dulu, kakak hati-hati di jalan" ucap Erhan kemudian berbalik masuk kedalam gerbang rumahnya tanpa menunggu respon Aiden.

Melihat itu Aiden tersenyum getir.

'Sikap Hana ke gue bener-bener udah berubah'

>TLE<

Ninit 🍊

The Lost EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang