TLE 43

562 29 9
                                    

Typo bertebaran
Alur gaje

"Dek!"

Mali membuka pintu kamar Erhan dan langsung mendapati sang adik yang tengah berkutat dengan buku pelajarannya.

Mendengar suara sang kakak, Erhan pun menoleh.

"Ya, kak! Kenapa?" Tanyanya.

"Minggu nanti temenin kakak beli hadiah buat mas Yudha, ya!" Pinta Mali.

"Minggu?" Erhan menyerngit.

"Iya, bisa kan?" Pasti si sulung neoma.

Erhan tampak berpikir kemudian ia tersentak ketika mengingat jika minggu nanti ibu Argi mengajak ia dan kakaknya itu untuk makan siang bersama.

"Emm, kalo minggu kayaknya ngga bisa kak!" Ujarnya.

"Kenapa emang?" Mali menatap adiknya bingung.

"Itu... Nana lupa bilang ke kakak kalo mama Yuna ngajak kita makan siang bareng hari minggu nanti" kata Erhan.

"Eh, mama Yuna ngajak kita makan siang bareng!"

Erhan mengangguk.

"Iya kak, kemarin Argi ada chat Nana dan ngasih tau soal itu. Maaf ya, Nana lupa ngasih tau kakak kemarin" sesalnya.

Si sulung tersenyum kecil.

"Ngga papa kok. Tapi minggu nanti kamu temenin kakak, ya! Kita bisa pergi beli hadiahnya pas pagi, terus siangnya kita makan siang sama mama Yuna, bisa kan?"

Erhan mengangguk mengiyakan.

Melihat itu Mali kembali tersenyum kemudian pamit ke kamarnya meninggalkan sang adik yang kini sudah kembali berkutat dengan buku-bukunya.

.

.

.

Argi tengah berada di salah satu supermarket untuk membeli beberapa barang titipan sang ibu, dan tak sengaja ia melihat Aiden yang sepertinya sedang menemani bundanya berbelanja.

Sudut bibir pemuda Leo itu tertarik mengulas sebuah senyum penuh cibiran saat melihat sosok Aiden.

Ingatannya lalu kembali ke masa lalu.

Saat itu Argi tengah menuju rumah Erhan dan saat tiba di depan pintu gerbang pemuda Leo itu melihat jika Erhan sedang duduk di kursi panjang yang ada di halaman depan rumah sembari mengobrol dengan seorang pemuda yang tampak lebih tua dari dirinya dan teman kecilnya itu.

"Dia siapanya Nana? Perasaan aku ngga pernah liat dia" bingung Argi karena sebelumnya ia tak pernah melihat pemuda yang sedang bersama Erhan itu.

"Na~!" Panggilnya.

Erhan yang asik mengobrol menoleh ke arah Argi yang masih berada di depan gerbang dan langsung tersenyum.

"Argi~, Sini!" Panggil Erhan sembari melambaikan tangannya agar si Leo menghampirinya.

Yang di panggil pun langsung menghampiri Erhan dan pemuda yang bersamanya.

"Argi, kenalin ini kak Aiden calon tunangan aku dan kak Aiden ini Argi yang sering aku ceritain ke kakak" kata Erhan memperkenalkan keduanya.

Aiden tersenyum lalu mengulurkan tangannya pada Argi untuk berjabat tangan.

Melihat itu dengan kikuk Argi membalas jabatan tangan Aiden.

"Aiden!"

"Argi!"

Setelah perkenalan singkat Erhan lalu menarik Argi untuk duduk di sampingnya agar teman kecilnya itu ikut mengobrol dengan ia dan Aiden.

Mereka pun mengobrol dengan riang, namun tanpa Erhan dan Aiden sadari, Argi yang ikut mengobrol dengan senyum manis di wajahnya bersama mereka diam-diam menatap yang lebih tua dengan sorot mata tak suka.

'Calon tunangan Nana, ya!' Satu alis Argi terangkat.

'Bukan masalah besar, kuman ini masih bisa di atasi seperti kuman-kuman sebelumnya'.

Si Leo menyeringai dingin setelah ingatan masa lalu ketika Erhan pertama kali memperkenalkan si Aquarius kepadanya sebagai calon tunangannya terlintas.

"Aiden Aiden, See! seperti yang udah gue bilang waktu itu, mudah banget buat nyingkirin lo dari samping Nana. Lo itu terlalu bodoh, saking bodohnya gue sampai ngga butuh banyak usaha buat jebak lo masuk ke dalam perangkap yang udah gue rencanain".

"Sekarang gue udah ngga butuh lo lagi karena rencana gue buat nyingkirin lo udah berhasil. And then silahkan menikmati hidup lo dan jangan berharap sikap gue bakalan sama kayak dulu pas masih ngelakuin rencana gue!" Argi tersenyum sinis sembari menatap Aiden yang berada cukup jauh dari tempatnya.

Setelahnya Argi berjalan ke kasir untuk membayar belanjaannya kemudian pergi dari supermarket.

>TLE<

Ninit 🍊

The Lost EclipseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang