Guyss terimakasih untuk antusias kalian di part kemarin, aku suka banget.
Follow ig wpesjeruk
gama_sbas
lunafelicia_cPertanyaan random
1. Tinggi badan kalian?
2. Berat badan kalian?
3. Tipe cowok kalian?
Bantu promosiin cerita TBH dan GMTH guyss, biar cepat 1M hehehe...
••••
Satu Minggu sudah Gama menghirup udara segar, kini dirinya sudah bersiap untuk bekerja. Bukan menjadi seorang COE ataupun Direktur di sebuah perusahaan akan tetapi Gama hanya menjadi karyawan biasa di perumahan milik ayah Arka.
Bukan tanpa alasan Gama menjadi karyawan, karena jika ia mempunyai jabatan lebih tinggi dari itu, belum tentu dirinya sanggup untuk berkerja. Ia sadar diri, bahwa ia hanyalah tamatan SMK yang mengambil jurusan otomotif, itupun waktu sekolah dirinya suka membolos dan berakhir di beberapa kegiatan praktek Gama tidak bisa.
Setelah selesai mengenakan kemeja putih dan celana hitam, Gama pun menghampiri putranya yang nampak tertidur pulas. Raut wajah damai bayi itu membuat hati Gama tersentuh saat memandangnya.
Ia merasa tidak tega meninggalkan Raden sendirian.
Tanpa disadari balita itu pun membuka matanya, lalu meraih kerah kemeja milik Gama dan duduk di atas perut laki-laki itu.
"Papa mau temana?" tanya Raden sembari menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Gama.
Gama mengusap lembut punggung sang putra, ia tahu jika Raden masih sangat mengantuk. "Papah mau kerja, Raden sama bunda mau?"
Sontak kepala balita itu terangkat, lalu matanya berkaca-kaca. "Papa ingglin Laden agi?"
Gama menggelengkan kepalanya pelan, hatinya terasa teriris saat melihat raut wajah khawatir sang putra. Ia tahu betul, jika balita itu memiliki trauma yang berat. Apalagi setelah ditinggalkan oleh mamahnya.
"Nanti pulang, kamu di rumah sama bunda ya." ujar Gama yang membuat kedua sudut bibir balita itu membentuk bulan sabit.
Bunda yang dimaksud oleh Gama adalah Viona. Tinggal bersama selama satu tahun membuat keduanya sangat akrab, sehingga Raden juga mengikuti panggilan Safira pada Viona. Akan tetapi Raden tetap memanggil Arka dan Bagas dengan sebutan 'Om'.
"Sapila uga?" tanyanya dengan bersemangat.
Gama menganggukkan kepalanya seraya tertawa kecil. "Mau kan?"
"Aden mauuu." teriaknya bersemangat.
"Mandi gih, nanti papah buatin susu buat kamu." suruh Gama yang membuat balita berumur 3 tahun itu langsung turun dari perutnya dan berlari menuju kamar mandi.
Memang selama ini, Raden sudah terbiasa mandi sendiri, makan pun ia sendiri.
•••
Kini pukul 7 pagi, Gama sudah berpindah di apartemen milik Arka. Jarak yang hanya sekitar lima langkah dari pintu apartemennya membuat ia tak harus bingung harus menggunakan kendaraan yang mana.
Saat ini Gama hanya mempunyai, motor beat yang dulu ia beli saat masih menikah dengan Luna.
Sehingga dirinya benar-benar duda miskin yang mengandalkan ketampanannya untuk mencoba menjadi orang kaya. Tak lupa untuk memikat para janda kaya raya, agar hidupnya juga terpenuhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEST PAPA
Teen FictionGama Sebastian laki-laki yang kini menyandang status duda muda dengan wajah yang semakin rupawan. Akan tetapi dirinya bukan lah seorang duda kaya raya, melainkan duda miskin yang sudah mempunyai anak.